Foto : Domingus Pigay |
FB - Minggu, 23/12/2012 - Sucenko :
Peristiwa
Kelahiran Yesus Kristus membuka lembaran kehidupan baru bagi umat
manusia di seantero jagad raya. Kisah kelahirannya sangat unik. Yesus
tidak mementingkan tahta dan kemuliaan Allah yang kekal. Yesus tidak
mempertahankan posisinya sebagai Penguasa Sorga dan Bumi. Yesus turun
dari singgasana dan hidup dalam kesederhanaan. Ia menyatu dengan orang
miskin, orang yang susah, orang berdosa, orang yang dipandang sebagai
musuh dan sampah negara. ia bergaul karib dan membawa kabar kedamaian
dan kelepasan. Ia tidak mempertahankan uniform/seragam sebagai simbol
kekuasaan.
Kekuasaan Yesus adalah kekuasaan untuk
masyarakat yang lemah dan tak berdaya. Yang Lemah Ia Kuatkan, Yang Sakit
Ia sembuhkan, yang lapar Ia beri makan, yang haus ia beri minum, yang
letih dan lesuh ia beri harapan baru, yang duka Ia hiburkan, yang
bimbang Ia beri kepastian. Yesus tidak membawa permusuhan antara negara
dan rakyat. Yesus menunjukkan cara-cara mengayomi dan melindungi manusia
yang lemah. Yesus anti terhadap teror, anti penganiayaan, anti
penyiksaan apalagi membunuh manusia biasa yang lemah dan tiada berdaya.
Apapun dosa dan kesalahan manusia diampuni. Yesus secara nyata-nyata
menolak bentuk dan jalan kekerasan. Yesus tidak membiarkan kekerasan
terhadap sesama manusia menguasai seluruh hidup dan eksistensi
masyarakat.
PAPUA : LADANG KEKERASAN DAN AIR MATA
Kekerasan dari satu episode ke episode berikut datang silih
berganti. Percakapan tentang usaha menyusun skema kekerasan disusun
secara sistematis dan sempurna oleh manusia pecinta kekuasaan. Entah
dalam ruang tetrtutup maupu ruang yang terbuka.
Rintihan
hati pun berlalu dalam kesunyian Natal. Manusia tidak lelah menumpahkan
darah sesama. Jiwa manusia seperti haus akan konflik. Kepentingan
politik yang mengejar kedudukan, pengaruh dan kepuasan menjadi target
utama dalam kehidupan manusia.
Manusia dipisahkan karena
sebuah keinginan untuk meraih milyaran rupiah, berton-ton biji emas,
kayu gaharu dan merbau, bisnis dan perdagangan yang menggiurkan. Mereka
menimbun harta dan kekayaan setinggi langit; karena sifat kerakusan
menguasai hati dan pikirannya; mereka menjadi budak atas harta mereka.
sungguh, gila benar bangsa manusia, akal budi dan kecerdasannya
ditumpulkan dan dilumpuhkan dengan harta pencurian.
Setelah
harta hasil pencurian dan korupsi dinikmati. Mereka menjadi panik dan
bingung. Jangan sampai nyawa mereka hilang karena maut menjemput.
sungguh sial manusia pencari kekuasaan dan penikmat materi. Kekuasaanmu
tak pernah kekal. Engkau tak tahu sampai berap lama lagi engkau akan
bertahan hidup. Walaupaun engkau memiliki kejayaan dan triliyunan, usia
anda tak akan anda tebus dengan harta rampasanmu. Celakalah Engkau.
Seperti bunga dipagi hari engkau mekar; tetapi engkau dan
kekuasaanmu akan lenyap seketika. Karena dari hasil rampasan engkau
menumpuk kekayaan; engkau tidak sadar kalau engkau juga sedang
menginvestasi malapetaka bagi keluarga yang akan menikmati hasil
rampasan dan korupsi Anda.
MARI MERAWAT BENIH PERDAMAIAN
Sepanjang ada stigma negatif terhadap sesama manusia di Tanah
Papua, hakikat damai belum turun ke Tanah Papua. Kedamaian bukan dicapai
dengan cara-cara kekerasan terhadap sesama manusia. Bukan pihak yang
berkuasa mengatur dan menekan pihak yang lemah dan tidak berdaya agar
bertingkah dan berkata seturut dengan kehendak pemegang kekuasaan.
Tetapi, kedamaian yang sejati adalah ketika manusia yang lemah dan
menderita merasa diterima dan diberi ruang oleh pemegang kekuasaan untuk
menyampaikan apa saja yang menjadi isi hatinya. Yesus terbuka mendengar
ratapan orang susah dan tertindas. di situlah Yesus mendegar genderang
perdamaian dibunyikan.
Para pemegang kekuasaan harus
terbuka mendengar apa saja keluhan masyarakat yang lemah dan tak
berdaya. Jangan membuat mereka panik dan menekan mereka. Biarkan mereka
mengungkapkan akar kepahitan dalam diri mereka. Jangan pernah takut
kalau mereka menyampaikan kesalahan kita yang kita lakukan. Para
pemegang kekuasaan dan masyarakat yang lemah sama-sama sadar bahwa
mereka adalah sama-sama manusia.
Kekuasan untuk melayani
bukan menakut-nakuti. jangan menggertak. kekuasaan bukanlah "malaikat
maut" tetapi ialah energi positif untuk mengubah dan mengangkat yang
lemah dan tertindas agar manusia memiliki harkat dan martabat yang luhur
sesuai dengan kehendak Tuhan Sang pemberi kehidupan.
Happy Sunday And Merry Chritmas
Sumber : Dominggus Y. Pigay
SUCENKO
About suarakolaitaga
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
0 komentar :
Posting Komentar