Polisi saat datangi makam Theys dan intimidasi para peziarah di Sentani, 10/11/2015. Jubi/facebook |
Semarang, Jubi – Dewan Adat Daerah (DAD) Paniai menegaskan bahwa Theys Hiyo Eluay merupakan tokoh pejuang keadilan Papua yang wajib dihormati. Maka kepolisian sedianya tidak melarang orang Papua untuk berziarah ke makam Ketua Presidium Dewan Papua yang tewas setelah diculik itu.
“Makam ini wajib dijaga. Hari kematian Theys Hiyo Eluay wajib dirayakan. Aparat jangan malu dengan kekejiannya dalam membunuh Theys. Sudah membunuhnya seperti binatang, larang orang Papua untuk berziarah ke makamnya lagi. Ini aneh,” tegas Gobay kepada Jubi dari Papua, Selasa (10/11/2015).
Pada 10 November 2001, Theys Eluay diundang ke markas Kopassus di daerah Hamadi, Jayapura, guna ikut perayaan Hari Pahlawan. Pulangnya dia diantar oleh beberapa anggota Kopassus. Dalam mobil, dia dicekik hingga meninggal. Sopirnya, Aristoteles Masoka, sampai sekarang hilang. Tiap tanggal 10 November diperingati oleh rakyat bangsa Papua Barat sebagai hari duka nasional.
Menurut Gobay, Theys mempunyai jasa yang besar bagi Papua dan Jakarta. Beliau pernah menjadi anggota DPRD Papua beberapa periode. Ia bahkan mempunyai sumbangan bagi Indonesia sehingga wajib dihormati.
“Beliau wajib dihormati oleh polisi dan TNI sesuai dengan kata Sukarno–bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Sehingga sesuai dengan kata-kata Sukarno, aparat keamanan sedang mengkerdilkan bangsanya sendiri, cara-cara yang sedang dilakukan inilah yang menjadi sesuatu lelucon di dunia internasional. Aparat membatasi ekspresi orang Papua. Aparat telah melanggar HAM orang Papua. Ini sangat memalukan,” tegasnya.
Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Persatuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Pdr. Phil Karel Erari mengatakan, kalau memang Polisi melarang orang Papua untuk berziarah ke makam Theys berarti itu tindakan bodoh.
“Bilamana ada larangan, itu adalah hal yang sangat bodoh, tidak ada unsur anarkis atau pelanggaran atas suatu UU,” katanya.
Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Victor Yeimo dalam laman facebooknya mengatakan, pihaknya diintimidasi oleh polisi bersenjata lengkap saat hendak masuk ke makan Theys untuk berziarah sebab bertepatan dengan 14 tahun dibunuhnya Theys.
“Pagi ini polisi bersenjata lengkap kuasai Makam Theys H. Eluay. Kami yang hendak masuk berziarah diintimidasi. Kami dilarang membersihkan dan mengecat makam Theys. Bahkan hendak ibadah pun dikerumuni polisi dan dipaksa cepat keluar dari Makam,” kata Yeimo seperti dalam aman facebooknya, Selasa.
“Polisi membuat tenda siaga di samping makam. Teman-teman yang hendak ambil gambar diintimidasi. Memperingati 14 tahun pembunuhan, kolonialisme Indonesia semakin brutal. Manusianya dibunuh makamnya pun dilarang ziarah. Biadabnya!” lanjutnya.
Sementara aktivis Gempar Papua, Yason Ngelia yang ikut berziarah ke makam Theys, kepada Jubi mengatakan, lima menit setelah para peziarah tiba, polisi mendatangi dan mengepung para peziarah.
“Kamera HP kami ditangkap, kami diintimidasi. Seharusnya pihak kepolisian mengayomi dan menjaga kami, karena itu tugas mereka. Kami hanya 10-an orang ini sangat tidak manusiawi apa lagi dilarang berdoa di makam tokoh pejuang kami yang dibunuh oleh mereka sendiri. Demokrasi seperti apa yang berlaku di Papua?” tegas Ngelia.
Ngelia juga mengatakan, polisi bubarkan mereka yang sedang berziarah ada motor yang ditilang juga kamera diambil oleh polisi.
“Motor tadi ada 3 yang ditilang. Ada memori HP juga diambil. Polisi kemungkinan akan membela diri pakai itu (motor dan memori HP) dengan alasan motor tidak ada SIM dan STNK,” ungkapnya.
Sekretaris Jenderal ULMWP, Octovianus Mote pun mengutuk tindakan aparat tersebut. “Saya mengutuk tindakan tersebut sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia. Enough is enough. Perilaku kejahatan kemanusiaan yang Indonesia sudah lakukan selama 53 tahun penjajahan mereka di tanah Papua tidak akan mereka bisa tutupi,” kata Octovianus Mote.
Menurut Mote, di Sentani, Indonesia bisa larang rakyat Papua untuk berziarah ke makam Theys. Namun tidak bisa melarang ‘kuburan besar’ rakyat Papua melalui internet. (Arnold Belau)
http://tabloidjubi.com/2015/11/11/theys-tokoh-pejuang-papua-yang-wajib-dihormati/
Blogger Comment
Facebook Comment