Salah Satu Noken Hasil Rajutan Lena Daby |
Noken yaitu tas tradisional masyarakat Papua yang
dibawa dengan menggunakan kepala dan terbuat dari serat kulit kayu.
Sama dengan tas pada umumnya tas ini digunakan untuk membawa
barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Masyarakat
Papua biasanya menggunakannya untuk membawa hasil-hasil pertanian
seperti sayuran, umbi-umbian dan juga untuk membawa barang-barang
dagangan ke pasar. Karena keunikannya yang dibawa dengan kepala, noken
ini di daftarkan ke UNESCOsebagai
salah satu hasil karya tradisional dan warisan kebudayaan dunia dan
pada 4 desember 2012 ini, noken khas masyarakat Papua ditetapkan sebagai
warisan kebudayaan tak benda UNESCO.
"Pengakuan
UNESCO ini akan mendorong upaya melindungi dan mengembangkan warisan
budaya Noken, yang dimiliki oleh lebih dari 250 suku bangsa di Provinsi
Papua dan Papua Barat," (www.wikipedia.org)
Seiring dengan
perkembangannya, Noken mulai dirajut dengan berbagai macam ukuran,
bentuk, warna serta dengan menggunakan bahan-bahan yang lebih modern
seperti benang nelon berwarna, sesuai dengan kebutuhan. Saat ini, banyak
pengerajin noken asli Papua yang merajut noken dalam ukuran yang lebih
kecil, dengan tujuan untuk dijadikan tas bagi anak-anak sekolah ataupun
mahasiswa, untuk digunakan sebagai pengganti tas guna mengisi berbagai
peralatan sekolah ataupun kampus.
Meskipun banyak digemari dan diminati oleh kaum muda saat ini, namun hal itu tidak diseimbangi dengan
jumlah pengrajin Noken, yang akhirnya jumlah permintaan semakin tinggi,
tetapi hal itu tidak dapat disanggupi oleh para pengrajin noken, karena
semakin minimnya jumlah pengrajin noken di Papua saat ini. Melihat
kondisi ini, Pascalena Daby, seorang Mahasiswi asal Jayawijaya, Papua,
yang sedang menimbah ilmu di kota Yoyakarta, menyayangkan apa yang
terjadi, menurut Lena, "keterampilan membuat noken, harus diketahui oleh
seluruh perempuan Papua, maka ketrampilan ini harus mulai diajarkan
kepada seluruh anak-anak perempun, sejak usia dini, agar keberlangsungan
noken dapat tetap terjaga sebagai sebuah warisan budaya leluhur bangsa
Papua", tegasnya.
Salah Satu Noken Hasil Rajutan Lena Daby |
Untuk menjaga
keberlangsungan dan kelestarian noken sebagai salah satu warisan budaya
leluhur bangsa Papua, Lena Daby selaku Mahasiswi dan juga sebagai
seorang perempuan Papua yang peduli akan keberlangsungan Noken, saat ini
sedang berusahan mengajak sejumlah mahasiswi Papua di kota Yogyakarta,
untuk mulai mempelajari keterampilan membuat Noken, sebab menurut Lena,
keterampilan membuat noken merupakan suatu keterampilan yang wajib dan
harus diketahui oleh seluruh perempuan Papua.
Saat ini, Lena
beserta beberapa temannya yang dia latih, telah berhasil merajut
beberapa noken, dengan berbagai macam ukuran dan warna, yang dapat
digunakan sebagai tas kampus ataupun tas untuk digunakan dalam
keseharian. "kami telah merajut beberapa macam noken dengan berbagai
ukuran dan warna, jadi jika ada yang berminat untuk memiliki noken,
silahkan hubungi kami, selain itu, kami juga siap menerima pesanan
pembuatan noken, sesuai dengan ukuran, warna dan motif yang dipesan",
kata Lena. [rk]
Sumber : www.karobanews.com
Blogger Comment
Facebook Comment