Ilustrasi Polisi menangkap ratusan orang
dalam pembubaran
Kongres Rakyat Papua
(KRP) III di Abepura,
Jayapura, 19 Oktober 2011 (Reuters)
|
Nabire — Pada 26 Juni 2013, sekitar
pukul 04.00 sore, Titus Money, pemilik hak ulayat tanah di Kampung Wami,
Distrik Yaur, Kabupaten Nabire, Papua, dianiyai tiga anggota Brimob
Polda Papua.
Titus dipukul karena protes ke perusahaan kelapa sawit, PT. Nabire
Baru, terkait keterlambatan pembayaran gajinya.
“Benar, adik saya dipukul dengan popor senjata di muka oleh tiga
anggota Brimob Polda Papua. Bibirnya pecah dan darah-darah. Punggung
belakang juga dipukul dengan popor senjata hingga badan biru-biru,”
jelas kaka korban, Imanuel Money, saat menghubungi suarapapua.com, Jumat
(28/6/2013) siang.
Sebelum dipukul, Imanuel mengaku, adiknya sempat ditangkap, kemudian
kedua tanganya di borgol oleh ketiga anggota Brimob, kemudian melakukan
pemukulan ke wajah adiknya berulang kali dengan popor senjata.
“Setelah ditangkap, aparat juga sempat mengeluarkan tembakan ke udara
sebanyak delapan kali untuk mengakut-nakuti karyawan yang lain ada di
sekitar perusahaan,” ujar Imanuel.
Diceritakan Imanuel, adiknya protes ke manager perusahaan PT. Nabire
Baru yang investasi di bidang kelapa sawit, karena keterlambatan
pembayaran gaji yang sudah sering ia alami, bersama karyawan lainnya
tanpa alasan yang jelas.
“Peristiwa keterlambatan pembayaran gaji karyawan, termasuk adik saya
sudah sering dilakukan perusahaan, namun tidak ada yang berani protes
karena ada anggota Brimob dengan senjata mengamankan kepentingan
perusahaan tersebut,” ujar Imanuel.
Untuk keperluan perawatan, Imanuel mengaku telah meminta adiknya
untuk kembali ke Kota Nabire untuk berobat, namun pihak perusahaan tidak
mengijinkan hal itu.
“Perusahan selama ini memang menyewa jasa pengamanan dari Brimob
Polda Papua untuk mengamankan perusahaan PT Nabire Baru. Setahu kami,
ada delapan orang anggota Brimob di perusahaah tersebut. Tiga orang
anggota Brimob yang melakukan pemukulan adalah Sertu Eko, Serda Genta,
dan Sertu Urbanus,” ujar Imanuel.
Terkait tindakan brutal anggota Brimob terhadap adiknya, Imanuel
berharap, Kapolda Papua, Irjend (Pol) Tito Karnavian dan Kapolres
Nabire, AKBP Bahara Marpaung dapat segera memproses secara hukum tiga
anggota Brimob tersebut.
“Saya mewakili keluarga korban berharap Kapolda Papua dan Kapolres
Nabire agar segera memproses ketiga anggota Brimob Polda Papua yang
telah melakukan aksi pemukulan secara tidak manusiawi kepada adik kami
karena hanya persoalan sepele,” harap Imanuel.
Kapolres Nabire, AKBP Bahara Marpaung, ketika dikonfirmasi
suarapapua.com, membenarkan aksi pemukulan yang dilakukan anggota Brimob
terhadap Titus Money, salah satu pekerja di PT Nabire Baru yang dalam
keadaan mabuk mengancam dan memukul manager perusahaan.
“Saudara Titus Money dalam keadaan mabuk, mengancam dan memukul
manager perusahaan. Anggota kami bermaksud mengamankan beliau, namun
secara spontan beliau juga melakukan aksi tidak senonoh dengan meludahi
salah satu anggota Brimob. Ini yang menimbulkan kemarahaan, dan membuat
anggota bertindak keras untuk mengamankan Titus Money,” ujar Kapolres
Nabire, saat menghubungi suarapapua.com, siang, dari Nabire, Papua.
Jika ingin mengambil langkah-langkah hokum terhadap anggota yang
telah melakukan aksi pemukulan terhadap Titus Monay, Kapolres
mempersilakan keluarga korban membuat laporan Polisi, disertai dengan
hasil visum dokter sebagai bukti penganiyaan.
“Saya persilakan keluarga buat laporan polisi untuk diproses hokum.
Saya juga bersedia bertemu dengan keluarga korban besok, silakan datang
ke Polres, saya tunggu,” himbu Kapolres Nabire.
Sekedar diketahui, PT. Nabire Baru, merupakan sebuah perusahaan yang
berinvestasi dibidang perkebunan, yakni, kelapa sawit. Ia beroperasi di
Nabire sejak tiga tahun lalu, dan merekrut warga sekitar untuk menjadi
buruh dan pekerja dengan upah yang cukup rendah.
OKTOVIANUS POGAU
Blogger Comment
Facebook Comment