Satu Masyarakat kembali ditembak Mati oleh Intelijen Indonesia
Di Kilo meter 4 Kontiunai-Serui.
Di Kilo meter 4 Kontiunai-Serui.
13 Feruari 2015 lalu Penembakan terhadap seorang warga yang diduga dilakukan oleh oknum Intelijen Indonesia kembali terjadi di kilo meter 4 kampung Kontiunai – Kecamatan Angkaisera – Kabupaten Kepulauan Yapen.
Pada Februari 2015 telah terjadi penembakan terhadap warga sipil tak bersalah. Pada sore hari sekitar pukul 04: 30 ada preman-preman yang pakai mobil avansa menuju jalan Saubeba. Menurut pengakuan masyarakat mereka itu anggota yang ada di serui. Ada beberapa yang sering kami lihat. Jadi kami yakin mereka itu anggota militer Indonesia, ucap beberapa warga yang tak mau namanya disebut.
Malam sekitar pukul 21:40 Y. Sineri dan Iparnya Soni Fairumbab, hendak kembali ke kem tempat mereka kerja. Keduanya saat itu, berangkat dengan menggunakan kendaraan beroda dua. Saat sampai di kilo meter 4 keduanya dihadang oleh sekitar 5 orang lengkap dengan senjata.
Namun saat itu, ketika melihat orang-orang itu mencoba menghentikan keduanya, dengan mengarahkan mencong senjata kea rah kedua masyarakat itu, keduanya jadi panic dan tidak mau berhenti. Keduanya berhasil menerobos kelima orang yang palang jalan tersebut, dan terus berlari.
Ketika keduanya lari berjarak sekitar lima meter, kelima orang tersebut menembaki keduanya. Soni Fairumbab terkena di kaki dan Y. Sineri peluru kikis tangan jadi lengan baju yang putus.
Soni Fairumbab dan Y. Sineri terus melaju dengan motor sampai di kilo meter 6, Soni Fairumbab sudah tidak kuat lagi dan meminta diturunkan di Pinggir Jalan. Y. Sineri di suruh oleh korban (Soni) untuk pergi ke Kem di dekat Saubeba di mana keduanya kerja proyek jembatan agar meminta bantuan teman-teman.
Ketika sampai di sana informasi itu diberitahukan kepada teman-teman kerjanya, namun karena takut mereka mmemutuskan untuk datang pada pagi hari saja. Malam itu juga Sineri disuruh lari terus ke kampong dan bersembunyi di sana. Biar iparnya nanti besok pagi saja akan ditolong.
Keesokan paginya Soni Fairumbab ditemukan sudah tidak bernyawa lagi. Soni meninggal karena kehabisan darah. Korban kemudian dibawa lari ke kampong Yobi dan dimakamkan disana.
Sementara itu, ditemui secara terpisah pada 12 Desember 2015 dan ditanya mengenai kasus penembakan itu, M. Merani, seorang Pimpinan TPN-OPM membenarkan adanya penembakan. Namun dia mengaku bukan itu perbuatannya. Saya tidak menembak Soni Fairumbab dan Y. Sineri. Mereka berdua orang sekampung saya dan saya tidak mungkin menembak masyarakat saya, ucap Merani.
Jadi tuduhan terhadap saya sebagai pelaku itu tidak benar. Justru saya diberitahu oleh beberapa orang tertentu dan melarang saya untuk keluar jalan karena ada militer Indonesia yang mau bunuh saya, ucap M. Merani, salah satu pimpinan TPN-OPM. Saya yang TNI/Polri mau bunuh tapi karna tidak dapat saya, Y. Sineri dan Soni Fairumbab menjadi korban penembakan sekitar jam 10 malam. Ketika itu keduanya sedang kembali ke tampat kerjanya, Kata M. Merani.
Soni dan Y. Sineri dihadang dan ditembak. Soni Fairumbab akhirnya terkena tembakan di kakinnya. Soni meninggal karena kehabisan darah. Sementara Yosias melarikan diri dan memberitahu kepada warga kampung saubeba dan teman-teman kerjanya, agar datang menolong Soni. Tapi karena malam semua jadi panic dan takut datang membawa Soni.
Menurut kesaksian masyarakat kedua korban ditembak oleh TNI-POLRI Indonesia. Bukan oleh yang lain. Menurut keterangan ada sekitar 5 orang lebih orang yang ada di situ. Semuanya pegang senjata. Dan ada mobil Avansa yang parker. Jadi jelas bukan TPN-OPM yang menembak kedua korban tapi TNI-POLRI. Karena yang kami tau itu TPN-OPM tidak punya mobil, yang punya mobil dan pakain mobil Avansa itu kan pembunuh elit, ucap M. Merani.
https://seruivoicenews.wordpress.com/2016/01/15/satu-masyarakat-kembali-ditembak-mati-oleh-intelijen-indonesia-di-kilo-meter-4-kontiunai-serui/
0 komentar :
Posting Komentar