Mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura termakan dengan isu dan pendekatan lembaga yang terus membuat mereka terdiam terhadap apa yang sebenarnya harus mereka nyatakan sebagai hak mereka. Biayauang kuliah yang terus naik tanpa ada penjelasan dari pihak lembaga secara baik, dan hanya terkesan bicara-bicara (tanpa ada presentase) saja pun didiamkan oleh mahasiswa dan menganggap ini adalah suatu kebutuhan peningkatan mutu pendidikan. Sedangkan bantuan operasional pendidikan yang datang ke Universitas Cenderawasih ini bisa dikatakan sangatlah banyak. Belum lagi kucuran dana 30% Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua, sudah tentu menjadi jawaban tentang kebutuhan pendidikan yang mudah diakses bagi rakyat Papua saat ini.
Peran lembaga yang sedemikian rupa untuk meredam sikap mahasiswa adalah dengan ditawarkannya berbagai beasiswa yang menggiurkan bagi mereka yang kritis hingga diberangkatkan ke luar Papua hanya untuk membuat mahasiswa Uncen tidak berdiri pada pendirian kritisnya. Lalu plot anggaran serta jalur-jalur beasiswa tersebut tak diberitahu secara jelas kepada mahasiswa yang kemudian menjadi jawaban kepada mahasiswa yang umumnya kurang mampu. Sedangkan kegiatan-kegiatan ilmiah semisal penjelasan audit keuangan Uncen dan kegiatan ilmiah lainnya dijawabkan dengan makin maraknya Audutorium Uncen yang digunakan untuk upacara pernikahan perseorangan hingga pernikahan masal tawaran pemerintah. Sepertinya, Uncen adalah prostitusi untuk melegalkan hal tersebut. Dan Uncen pun diam dengan tuntutan mahasiswa yang telah dilayangkan sejak 17 Desember 2015, dengan mengeuforia hal tersebut dengan berkumpul bersama pada selasa (12/1), tanpa menanggapi sikap dan kritikan mahasiswa pada 17-19 November 2015 lalu, yakni pungutan liar, yang sebenarnya adalah sebuah masalah besar dalam kampus Uncen.
Menanggapi masalah besar tersebut, kami, Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Cenderawasih periode 2015/2016 menyatakan sikap sebagai berikut:
1. Kami mendesak agar, BEM dan MPM Uncen segera mengembalikan iuran yang dinaikkan menjadi Rp.50.000,- seperti sedianya, yakni Rp.20.000,- mengingat belum adanya pertanggung jawaban yang jelas dari pihak lembaga dan pengurus mahasiswa Universitas Cenderawasih(periode sebelumnya) terkait dana 20.000,- x sekitar 5000-an mahasiswa yang setiap tahunnya membayar iuran senat mahasiswa tersebut sedang tidak sebanding dengan pergelaran kegiatan mahasiswa, dan kalaupun ada kegiatan mahasiswa itu gandengan lembaga tertentu (proposal kegiatan). Dan jika sudah ada mahasiswa yang membayar, maka pihak lembaga mengembalikannya, sebagai bentuk tanggung jawab moriil dan kedewasaan lembaga dalam mengatur keuangan mahasiswa Uncen tersebut.
2. Lembaga Universitas Cenderawasih stop jadikan auditorium mahasiswa sebagai lahan bisnis tempat pernikahan dan kegiatan apapun di luar kegiatan universitas, yang memakan puluhan juta tanpa ada kejelasan dana operasionalnya dan auditorium segera dikembalikan fungsinya, yakni sebagai tempat belajar, diskusi, seminar dan beda buku, serta hasil karya akademisi mahasiswa dan dosen sendiri!
3. Tahun 2016, Uncen harus segera menyampaikan audit keuangan mahasiswa, berupa beasiswa dan bantuan operasional pendidikan lainnya, dari pusat (Kementerian Pendidikan), daerah (triliunan dana Otsus) hingga bantuan Walikota Jayapura lewat beasiswa, bantuan lainnya kepada mahasiswa Uncen.
4. Uncen harus segera menurunkan kembali biaya SPP seperti tahun 2011, atau bahkan lebih murah lagi dengan pertimbangan triliunan dana Otsus (30% di bidang pendidikan), terlebih Uncen adalah pemikir Otsus 2001 sudah tentu ada bayaran terima kasih dari Negara kepada Uncen berupa dana.
5. Uncen Harus menjelaskan Uang Kuliah Tunggal sesuai dengan surat edaran Dikti pada 5 Februari 2013 (Nomor 97/E/KU/2013), yang menyatakan bahwa Uang Kuliah Tunggal akan diberlakukan pada tahun 2013, lalu mengapa Uncen menjalankannya pada tahun 2012. Tentu ini adalah penyimpangan.
6. Rektor dan Pejabat dalam kampus yang mengintervensi organisasimahasiswa harus diturunkan!
7. Tahun 2016 dan seterusnya, mahasiswa siap untuk menolak setiap pejabat yang datang ke dalam kampus Uncen Untuk menanamkan sikap modalisme.
Tertanda,
Ketua BEM FISIP Uncen 2015/2016
Yali Wenda
Biro Keuangan BEM FISIP Uncen
Mudestus Boma
http://majalahbeko.blogspot.co.id/2016/01/press-release-bem-fisip-uncen-uncen.html
0 komentar :
Posting Komentar