Ketua MPM Uncen, Pontius Omoldoman (kanan) dan ketua BEM Uncen, Dony Donatus Gobay (kiri) – Jubi/Abeth |
Hal itu ditegaskan Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Cenderawasih (MPM Uncen) Jayapura, Papua, Pontius Omoldoman.
“Sangat kejam. Pemerintah Indonesia hendak memperpanjangpun tentunya orang Papua tetap menjadi penonton di atas emas dan kekayaanya,” terang Pontius Omoldoman kepada Jubi, Minggu (06/12/2015).
Menurutnya, peluang dan tempat kerja orang Papua selalu dialihkan kepada penguasa, seperti di PTFI. “Penderitaan rakyat Papua maupun kasus pelanggaran HAM semakin subur dan tak mampu pula ditanggulangi oleh PT Freeport dan Otsus di Tanah Papua ini,” tutur Pontius.
Keberadaan Freeport dengan Otonomi Khusus (Otsus) di Papua pun tak mampu memanusiakan manusia Papua dari segala aspek. Terutama pendidikan dan kesehatan bagi rakyat orang Papua. Luhut Panjaitan yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM menjelaskan, Presiden Joko Widodo telah menegaskan ptfi saat ini harus tunduk dan patuh terhadap permintaan Pemerintah Indonesia.
“Presiden selalu katakan, smelter harus jadi, local content harus ada, divestasi harus ada dan pemberdayaan masyarakat harus jalan,” kata Luhut.
Selama puluhan tahun PT. Freeport Indonesia (PTFI) mengambil sumber daya alam yang berada di Indonesia namun, sampai dengan saat ini, keuntungan dan kerugian yang didapat masih tidak sepadan untuk Indonesia.
Presiden Joko Widodo juga mengaku telah menyiapkan perusahaan nasional yang akan mengelola tambang tersebut apabila memang Freeport benar-benar “didepak” keluar dari Indonesia.
“Kami malah mengusulkan kita buat Freeport asal Indonesia seperti Mahakam, jadi milik negara. Bisa saja Freeport jadi milik Indonesia kalau kontraknya sudah habis,” kata Luhut. (Abeth You)
http://tabloidjubi.com/home/2015/12/08/orang-papua-tetap-jadi-penonton-di-atas-emas-dan-kekayaannya/2/
0 komentar :
Posting Komentar