Jayapura, Jubi – Tokoh Papua, Filep Karma mendesak sejumlah lembaga gereja yang ada di Papua memperhatikan pendidikan anak Papua. Lembaga pendidikan yang mampu mendidik anak Papua yang lebih baik dan lembaga yang memulihkan anak Papua yang terjebak dalam arus perkebangan dunia.
Karma menyampaikan itu dalam Diskusi Buku dan Seminar Penulisan Kisah Hidup Tokoh di Aula Sekolah Tinggi Teologia Walter Post Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (14/12/2015). “Pertama, gereja perlu memikirkan lembaga pendidikan anak,” ujarnya serius.
Kata dia, banyak anak Papua yang tidak mendapatkan pendidikan dengan baik. Ia mencontohkan mereka yang dipenjara karena kasus kriminal. Di Papua tidak ada lembaga Pemasyarakatan Anak. Anak-anak dihukum dalam LP orang dewasa.
“Kedua, gereja harus membangun lembaga rehabilitasi. Karena, ketergantungan terhadap alkohol sangat tinggi,” ujarnya.
“Kedua, gereja harus membangun lembaga rehabilitasi. Karena, ketergantungan terhadap alkohol sangat tinggi,” ujarnya.
Kata dia, kalau kehidupan anak-anak ini dibiarkan ada bahaya besar. Anak-anak ini bisa dimanfaatkan pihak lain mencapai kehendaknya.
Sekretaris Dewan Adat Balim, Wilayah Lapago, Engelbertus Surabut mengatakan perhatian pemerintah terhadap orang asli Papua tidak fokus, sehingga gereja harus mengambil peran tersebut. Gereja tidak hanya khotbah, menasehati tetapi lebih serius membangun pendidikan moral orang Papua.
“Ora et Labora, Bekerja sambil berdoa atau berdoa sambil bekerja yang harus ada di Papua. Ungkapan-ungkapan kasih itu harus menjadi nyata, kalau tidak, Injil itu tidak akan pernah menjadi nyata,” ujarnya. (Mawel Benny)
0 komentar :
Posting Komentar