Tamu Tak Diundang
Gambar ilustrasi. Foto: Ist.
Tamuku, serakahnya kau:
datang tak diundang,
lalu menodong, membunuh, menguasai
eksploitasi membabi buta
Tamuku, serakahnya kau:
undang korporat kapitalismu
datang juga ke rumahku,
jarah isi tanah, air dan udaraku
Tamuku, tak ber-Tuhan-nya kau:
taburan mesjid-gereja kau punya
lalu kau teriaki "Allahu Akbar", "Dalam Nama Tuhan"
kau tembaki aku, jarah hartaku!
Tamuku, kau berjiwa iblis:
besi panas sudah pernah kau tusuk dari dubur ke mulut
ratusan wanita kami kau perkosa lalu bunuh
kau bikin konflik buat uang keamanan
kau preteli martabatku untuk nafsu bejatmu
Tamuku, demi NKRI
demi Merah Putihmu
Kau habisi kami
manusia Bintang Kejora ini
Kami tahu kini: bunuh satu-satunya logikamu
demi nasionalismemu tegak!
Tamuku bertopeng demokrasi:
kau tangkapi para pendemo damai
kau bunuh para aktivis Papua
dan kau pidato kebebasan berpendapat di dunia
munafik, busuk dan bangsatnya kau!
Tamuku, kau tak diundang di tanahku!
Siapa mengundangmu kemari?
Kami bangsa Papua Barat
dari Waigeo hingga Merauke, Biak hingga pulau Adii:
Kami tak pernah mengundangmu datang!
Kami tak pernah berpikir hidup denganmu!
Tak sudi hidup dengan bangsa munafik
yang doa sebelum membunuh kami!
tak sudi hidup dengan bangsa munafik
yang mengaku negara demokrasi lalu bertindak barbar!
Tamu tak diundang, aku telah bertekad
ini demi sadarmu pula
terutama, demi tegakkan martabatku
demi harga diri bangsaku yang kau injak-hancurkan
Kami bangsa Papua Barat
Kami sedang menuju Papua merdeka!
Puisi Aria S.L.
Realino, USD, 10 Juni 2015
http://majalahselangkah.com/content/-tamu-tak-diundang
Blogger Comment
Facebook Comment