Jayapura, TAPANEWS.com – Organisasi Papua Merdeka (OPM) membantah dengan tegas keterlibatan pihaknya dalam penyanderaan dua Warga Negara Indonesia (WNI) di Perbatasan RI – PNG, Rabu (9/9) lalu seperti yang diberitakan media massa. Hal ini dikatakan Jonah Wenda, jurubicara OPM di bawah pimpinan Richard Yoweni saat dikonfirmasi TAPANEWS.com melalui seluler, Rabu (16/9).
“Bagi kami, ini ulah provokator yang berupaya mencoreng nama OPM. Kami membantah dengan tegas kepada semua pihak yang mengatakan keterlibatan OPM dalam kejadian ini,” kata Jonah Wenda.
Menurut Wenda, ada pihak-pihak yang berupaya membuat ‘air kabur’. Bila memang ini ulah pihak tidak bertanggung jawab, jangan menggunakan nama OPM.
“Kalau tuduhan diarahkan kepada OPM, markas mana? Siapa yang memberi perintah?” tanya Wenda.
Wenda menilai upaya provokator ini dilakukan karena saat ini OPM sudah berada bersama United Liberation West Papua Movement (ULMWP) untuk isu Papua merdeka dimana lobi-lobi internasional sekarang berjalan dengan bermartabat.
“Kami juga menyesal untuk peristiwa ini dan juga untuk korban yang disandera,” kata Wenda lagi.
Data yang dihimpun TAPANEWS.com dari pihak yang bertanggung jawab, saat ini terdapat enam kelompok OPM yang bergerilya di Batas RI – PNG yaitu kelompok Tiben Pagawak, Niko Hipohau, Herman Wenda, Matias Wenda, Nikarion Gwijangge dan Amos Ofidey.
Saat ini Tiben Pagawak sudah berusia lanjut; sedangkan Niko Hipohau berada di bawah komando Richard Yoweni; Herman Wenda terhubung dengan kelompok Matias Wenda; Matias Wenda dengan kelompoknya adalah yang terbesar di wilayah perbatasan dan mendukung ULMWP; Nikorion Gwijangge berada di bawah komando Richard Yoweni dan terakhir adalah kelompok Amos Ofidey yang diduga memiliki hubungan erat dengan Indonesia.
“Wilayah penculikan dan penyanderaan ini berada di wilayah kelompok Lambert Pekikir yang dulunya OPM,” pungkas Wenda. (Redaksi)
http://www.tapanews.com/wp/index.php/2015/09/17/opm-kami-tidak-menyandera-dua-wni/
Blogger Comment
Facebook Comment