Sugapa, ibukota Kabupaten Intan Jaya. Foto: Ist. |
Jayapura, MAJALAH SELANGKAH -- Melianus Duwitau, salah seorang
Intelektual kabupaten Intan Jaya, Papua, kembali mengkritisi kondisi kesehatan
yang tidak stabil dan angka kematian yang terus meningkat dari tahun
2013 hingga 2014.
Dinilai, tidak ada perubahan yang terjadi di bidang kesehatan dan respon pemerintah daerah dinilai kurang. Angka kematian yang terus meningkat meruncing pada pandangan dan penilaian bahwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Intan Jaya tidak menjalankan tugasnya.
"Mengapa masyarakat adat Migani dibiarkan terus meninggal karena penyakit dan sakit, tanpa ada proteksi yang baik melalui obat-obatan dan layanan kesehatan memadai?," kata Melianus kepada majalahselangkah.com melalui short message service pada Kamis (27/02) pagi.
Ia mengeluh soal obat-obatan di Intan Jaya yang sekarang tidak menolong walau dikonsumsi sesuai anjuran petugas.
"Saya ambil satu kasus Senin tanggal 17 Februari pagi hari, ada satu bayi diberi obat oleh petugas medis lalu disuruh pulang. Jam 2.45 bayi tersebut dikabarkan sudah meninggal dunia," urainya.
Duwitau menilai, tak ada Kepala Dinas Kesehatan di tempat, sehingga tidak ada fungsi kontrol untuk menangani kinerja petugas kesehatan dan aktivitas pelayanan kesehatan agar berjalan semestinya.
Tenaga medis yang memadai juga jadi perhatian Duwitau. Juga mengenai kualitas dan kuantitas obat-obatan yang ada di Intan Jaya serta tenaga medis. (Hendrikus Yeimo/MS)
Dinilai, tidak ada perubahan yang terjadi di bidang kesehatan dan respon pemerintah daerah dinilai kurang. Angka kematian yang terus meningkat meruncing pada pandangan dan penilaian bahwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Intan Jaya tidak menjalankan tugasnya.
"Mengapa masyarakat adat Migani dibiarkan terus meninggal karena penyakit dan sakit, tanpa ada proteksi yang baik melalui obat-obatan dan layanan kesehatan memadai?," kata Melianus kepada majalahselangkah.com melalui short message service pada Kamis (27/02) pagi.
Ia mengeluh soal obat-obatan di Intan Jaya yang sekarang tidak menolong walau dikonsumsi sesuai anjuran petugas.
"Saya ambil satu kasus Senin tanggal 17 Februari pagi hari, ada satu bayi diberi obat oleh petugas medis lalu disuruh pulang. Jam 2.45 bayi tersebut dikabarkan sudah meninggal dunia," urainya.
Duwitau menilai, tak ada Kepala Dinas Kesehatan di tempat, sehingga tidak ada fungsi kontrol untuk menangani kinerja petugas kesehatan dan aktivitas pelayanan kesehatan agar berjalan semestinya.
Tenaga medis yang memadai juga jadi perhatian Duwitau. Juga mengenai kualitas dan kuantitas obat-obatan yang ada di Intan Jaya serta tenaga medis. (Hendrikus Yeimo/MS)
Sumber : www.majalahselangkah.com
Blogger Comment
Facebook Comment