Sepnat Anouw, salah satu warga yang terkena serpihan peluru tembakan peringatan oleh Brimob di Dogiyai. Foto: MS |
Dogiyai, MAJALAH SELANGKAH -- Pagi tadi, Selasa (06/05/14),
sekitar pukul 06.40 WIT, Justen Kegakoto dan Lasarus Anouw ditabrak truk
barang hingga tewas di Epeida, Jalan Trans Nabire-Ilaga, Moanemani Ibu
Kota Kabupaten Dogiyai, Papua. Sopir truk lari dan mengamankan diri di
Polsek Moanemani.
Warga yang tidak terima dengan peristiwa ini datang ke Polsek Moanemani meminta aparat kepolisian menyerahkan sopir truk itu untuk dimintai pertanggungjawaban. Polisi melakukan negosiasi, tetapi tidak membuahkan hasil. Warga marah dan melempari Polsek dan Pos Brimob di Moanemani.
Menyikapi hal itu, Brimob mengeluarkan beberapa kali tembakan peringatan dan mengenai 3 orang warga. Mereka atas nama Sepnat Anouw terkena peluru kikis di dada dan mengakibatkan luka cukup dalam, Anton Edowai tertembak di paha kiri, dan Gayus Auwe terkena serpihan peluru di dada dan kaki kiri.
Sementara itu, seorang tukang bangunan bernama Melky (warga Toraja) ditemukan tewas di belakang pos Brimob, tepat di areal bangunan yang sedang dikerjakannya. Ia dikabarkan ditikam oleh warga yang tidak terima dengan penembakan yang dilakukan Brimob. Sementara, satu orang tukang bangunan lainnya terkena lemparan batu di kepada dan mengalami luka.
Korban tewas (Melky) dan korban luka-luka lainnya, siang tadi, dibawa ke Nabire menggunakan AviaStar. Sementara, 2 korban tabrakan masih disemayamkan di rumah keluarga di Dogiyai.
Pantauan majalahselangkah.com, korban tewas (Melky) langsung dibawa pulang oleh keluarga ketika tiba di Nabire. Sementara, 4 korban luka-luka sedang dirawat intensif di RSUD Nabire.
Hingga berita ini ditulis, keluarga dan kerabat 4 korban luka-luka itu memadati RSUD untuk memastikan keadaan mereka.
Sementara, aparat kepolisian sedang berjaga-jaga di sana bersenjata lengkap. Situasi di RSUD kondusif. Sementara, kondisi di Dogiyai dikabarkan mencekam, tidak ada aktivis masyarakat dan perkantoran.
Yonatan Kegakoto, keluarga korban, kepada sejumlah wartawan di depan RSUD Nabire mengatakan, pihaknya menyesalkan kelambanan aparat untuk tangani kasus ini saat kejadian pagi hari.
"Kalau begitu dengar ada tabrakan, polisi mestinya datang ke lokasi untuk mengambil data. Trus, melakukan komunikasi dengan keluarga korban agar konflik tidak meluas dan tidak korban seperti ini," tuturnya.
Yonatan menghimbau kepada semua keluarga untuk menahan diri agar konflik tidak meluas. "Saya mau masalah ini tidak meluas. Saya tidak ingin pelayanan pemerintahan di Dogiyai dan Nabire menjadi terganggu. Saya juga tidak mau ada korban baru. Aparat harus segera tangani secara profesional dan masyarakat mencari solusi damai agar tidak ada korban lagi," harap Yonatan.
Diketahui, polisi hingga saat ini belum memberikan keterangan soal plat nomor polisi truk dan nama sopir yang menabrak untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Komunikasi majalahselangkah.com dengan Kapolres Nabire dan Kapolsek Moanemani belum membuahkan hasil untuk meminta keterangan tambahan terkait peristiwa ini. (GE/003/MS)
Warga yang tidak terima dengan peristiwa ini datang ke Polsek Moanemani meminta aparat kepolisian menyerahkan sopir truk itu untuk dimintai pertanggungjawaban. Polisi melakukan negosiasi, tetapi tidak membuahkan hasil. Warga marah dan melempari Polsek dan Pos Brimob di Moanemani.
Menyikapi hal itu, Brimob mengeluarkan beberapa kali tembakan peringatan dan mengenai 3 orang warga. Mereka atas nama Sepnat Anouw terkena peluru kikis di dada dan mengakibatkan luka cukup dalam, Anton Edowai tertembak di paha kiri, dan Gayus Auwe terkena serpihan peluru di dada dan kaki kiri.
Sementara itu, seorang tukang bangunan bernama Melky (warga Toraja) ditemukan tewas di belakang pos Brimob, tepat di areal bangunan yang sedang dikerjakannya. Ia dikabarkan ditikam oleh warga yang tidak terima dengan penembakan yang dilakukan Brimob. Sementara, satu orang tukang bangunan lainnya terkena lemparan batu di kepada dan mengalami luka.
Korban tewas (Melky) dan korban luka-luka lainnya, siang tadi, dibawa ke Nabire menggunakan AviaStar. Sementara, 2 korban tabrakan masih disemayamkan di rumah keluarga di Dogiyai.
Pantauan majalahselangkah.com, korban tewas (Melky) langsung dibawa pulang oleh keluarga ketika tiba di Nabire. Sementara, 4 korban luka-luka sedang dirawat intensif di RSUD Nabire.
Hingga berita ini ditulis, keluarga dan kerabat 4 korban luka-luka itu memadati RSUD untuk memastikan keadaan mereka.
Sementara, aparat kepolisian sedang berjaga-jaga di sana bersenjata lengkap. Situasi di RSUD kondusif. Sementara, kondisi di Dogiyai dikabarkan mencekam, tidak ada aktivis masyarakat dan perkantoran.
Yonatan Kegakoto, keluarga korban, kepada sejumlah wartawan di depan RSUD Nabire mengatakan, pihaknya menyesalkan kelambanan aparat untuk tangani kasus ini saat kejadian pagi hari.
"Kalau begitu dengar ada tabrakan, polisi mestinya datang ke lokasi untuk mengambil data. Trus, melakukan komunikasi dengan keluarga korban agar konflik tidak meluas dan tidak korban seperti ini," tuturnya.
Yonatan menghimbau kepada semua keluarga untuk menahan diri agar konflik tidak meluas. "Saya mau masalah ini tidak meluas. Saya tidak ingin pelayanan pemerintahan di Dogiyai dan Nabire menjadi terganggu. Saya juga tidak mau ada korban baru. Aparat harus segera tangani secara profesional dan masyarakat mencari solusi damai agar tidak ada korban lagi," harap Yonatan.
Diketahui, polisi hingga saat ini belum memberikan keterangan soal plat nomor polisi truk dan nama sopir yang menabrak untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Komunikasi majalahselangkah.com dengan Kapolres Nabire dan Kapolsek Moanemani belum membuahkan hasil untuk meminta keterangan tambahan terkait peristiwa ini. (GE/003/MS)
Sumber : www.majalahselangkah.com
Blogger Comment
Facebook Comment