Aksi KMAP Papua (Foto: Dok. KMPA Papua) |
Makassar, 2/5 (Jubi) – Komite Mahasiswa Anti Penjajahan di Papua
(KMAP Papua) memperingati hari integrasi Papua ke Indonesia dalam bentuk
aksi damai yang dilakukan di halaman Universitas Cenderawasih (Uncen),
Abepura, Kota Jayapura, Papua, Kamis (1/5).
“Sudah 51 tahun rakyat Papua berada dalam genggaman cengkraman negara
kolonial Indonesia. Adakah kemajuan yang diperoleh dari perjuangan
integrasi yang diinginkan Soekarno kepada rakyat Papua Barat?” kata Alfa
Rohrohmana, koordinator aksi ini melalui release yang diterima tabloidjubi.com, Jumat (2/5).
Menurut Alfa, pasca perebutan Papua oleh Sukarno pada 1 Mei 1963
silam, Soekarno yang pada saat itu mendukung kelompok sosialis dan
berpihak pada kaum buruh lalu mengumpulkan seluruh buruh dan
mengeluarkan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) yang kemudian hari itu
menjadi Hari Besar Buruh.
Lalu, kata Alfa, pada saat yang sama, ia juga mengkumandangkan Tiga
Komando Rakyat (Trikora) bagi Papua Barat yang berisi seruan: Rebut
kembali Irian Barat kepangkuan Ibu Pertiwi, Kibarkan panji-panji Merah
Putih di seluruh Irian Barat, Bubarkan negara boneka buatan Belanda.
“Dalam momen ini, kami meminta pemerintah Indonesia segera
menyelesaikan masalah status politik Papua dengan baik dan bermartabat,”
ungkap Alfa.
Menurut Alfa, KMAP Papua juga meminta pemerintah Indonesia segera
menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi di tanah Papua
sejak 1963 – 2014. “Ruang demokrasi juga harus segera dibuka, khususnya
dalam bentuk demonstrasi yang melibatkan massa rakyat. Seluruh pasukan
militer non organik ,juga diminta untuk segera ditarik dari tanah Papua.
Samuel Womsiwor, salah satu anggota KMAP Papua mengatakan, negara
Irian Barat telah ada dan lahir pada 1 Desember 1961. “Negara Papua ini
diakui Soekarno walau hanya berusia delapan belas hari dengan
menyebutnya sebagai negara boneka buatan Belanda,” ungkap Samuel melalui
release itu. (Jubi/Aprila)
Sumber : www.tabloidjubi.com
Blogger Comment
Facebook Comment