Pdt. Benny
Giay -kanan- bersama
Pdt. Socratez
(Jubi/Musa)
|
Sentani, 4/4 (Jubi) – Gereja Kingmi di Tanah
Papua melakukan refleksi terhadap kekerasan yang terjadi selama tiga
bulan terakhir di Tanah Papua. Apakah ada skenario dibalik kekerasan
ini?
“Ada dua perkembangan yang membuat kita harus mengadakan refleksi pada hari ini. Pertama,
kekerasan yang terjadi tiga bulan terakhir, sejak Januari hingga Maret
2013 dimana pelaku dari sekian puluh kasus itu adalah TNI/Polri, lainnya
OTK (Orang Tidak Dikenal). Saya pikir OTK ini juga jual beli senjata
dari perdagangan ilegal,” kata Benny Giay, Ketua Sinode Gereja Kingmi di
Tanah Papua kepada tablodjubi.com di Aula STT Walter Post di Pos 7
Sentani, Kabupaten Jayapura, Kamis (4/4).
Untuk hal yang kedua menurut Giay, jumlah orang yang
meninggal di Papua sudah terlalu tinggi dan pada saat kekerasan terjadi,
jumlah warga jemaat yang mati pada tiga bulan terakhir ini terhitung
luar biasa.
“Terakhir itu kita dikagetkan dengan wabah yang terjadi di Kabupaten
Tambrauw. Jadi, dua perkembangan ini membuat kami mencoba untuk mengajak
kita duduk dan bahas ini sebagai orang beriman yang menjalani masa-masa
paskah,” ungkap Giay.
Cukup banyak data yang sudah diambil pihak Giay dari media. Intinya
menurut Giay, ada kekerasan dan jumlahnya lebih dari dua puluh kasus dan
pihaknya mengadakan refleksi setiap tahun.
“Jadi kita sebagai manusia, kita bertanya. Kejadian ini terlepas begitu saja? Tidak ada hubungan satu dengan lain? Atau ada skenario di balik kekerasan ini? Kita musti cari referensi atau membuat pemetaan dan melihat rentetan kejadian kekerasan ini karena kalau dilihat dari Sejarah Papua, ini pengulangan dari apa yang terjadi di Papua pada abad dua belas,” tutur Giay. (Jubi/Aprila Wayar)
Sumber : tabloidjubi.com
Blogger Comment
Facebook Comment