Ketua Tim Penolakan DOB Mapia Raya, Musa Boma (kanan) dan Ketua DPMF Uncen, Paulus Magai (kiri) ketika bertandang ke Redaksi Jubi – Jubi/Timo Marten |
Jayapura, Jubi – Mahasiswa dan intelektual wilayah Mapia, menolak daerah otonomi baru (BOB) Mapia Raya, Dogiyai, Papua.
Wilayah Mapia terdiri dari lima distrik, yaitu Mapia Barat, Mapia Tengah, Mapia Timur, Sukikai Selatan dan Apouwo.
Menurut Ketua Tim Penolakan DOB Mapia Raya, Musa Boma, pemekaran yang
diperjuangkan itu hanya untuk kepentingan segelintir elit lokal yang
berambisi mengejar kekuasaan. Kabupaten Dogiyai baru dibentuk 4 Januari
2008 berdasarkan undang-undang nomor 8 tahun 2008.
“Kami dengan tegas menolak pemekaran Mapia Raya. Majukan dulu sumber
daya manusia, bukan pemekaran wilayah,” kata Musa ketika bertandang ke
Redaksi Jubi, Jumat malam, 29 Januari 2016.
Ia menduga gagasan pemekaran cuma ambisi oknum tertentu untuk
mendapatkan jabatan lalu mendatangkan investor dan mengeruk emas di
daerah itu. Selain itu, tidak adanya sosialisasi atau kajian akademis
juga menjadi faktor ditolaknya DOB Mapia Raya. Setidaknya kesiapan
sumber daya manusia, sumber daya alam dan luas wilayah sebagai syarat
untuk pemekaran daerah. “Hal yang utama untuk pemekaran itu kesiapan
SDM. Jarak DOB Mapia dengan Dogiyai pun hanya 15 kilometer, sementara
jarak idealnya 100 kilometer,” katanya.
Dalam laman resmi Kementerian Dalam Negeri RI disebutkan syarat resmi
pemekaran daerah harus mengikuti undang-undang nomor 23 tahun 2014,
yaitu melalui tahapan persiapan provinsi atau kabupaten, harus mengikuti
persyaratan dasar administratif.
Ketua Tim Pemekaran Mapia Raya, Paskalis Butu hingga berita ini ditulis belum berhasil dikonfirmasi.
Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas
Cenderawasih, Paulus Magai menuding pemerintah Dogiyai tidak
memberdayakan putra/i Mapia Raya.
“Kami tetap menolak DOB Mapia Raya,” kata Paulus.
Maka dari itu, pihaknya meminta Pemerintah Provinsi Papua, DPR Papua,
Majelis Rakyat Papua dan Pemerintah Pusat agar tidak mengeluarkan SK
sebelum DOB itu disetujui masyarakat adat setempat. (Timo Marten)
http://tabloidjubi.com/2016/01/29/mahasiswa-tolak-pemekaran-mapia-raya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar