Pages

Pages

Jumat, 29 Januari 2016

AMPTPI Minta Dinkes Papua Update Data Kematian OAP

Ketua AMPTPI wilayah Indonesia Timur, Natan Naftali Tebai – Jubi/Abeth
Jayapura, Jubi – Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua se-Indonesia (AMPTPI) meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua agar meng-update data kematian orang asli Papua (OAP).

“Kami minta kepada Dinas Kesehatan Provinsi Papua agar setiap bulan memberikan data kematian Orang Asli Papua (OAP). Karena, kami lihat pelayanan yang buruk mengakibatkan OAP mati banyak di rumah sakit,” kata Ketua AMPTPI wilayah Indonesia Timur, Natan Naftali Tebai kepada Jubi, Kamis (28/1/2016) di Jayapura.

Menurut Natan, banyaknya kematian OAP di sejumlah RSUD itu karena pelayanan yang kurang baik dan tidak profesionalnya petugas. “Jujur, situasi dan kondisi ini kami menduga ada skenario lain sebagai jalan untuk membunuh orang asli Papua,” katanya.

Dikatakan Natan, dengan melihat kondisi ini, masa kini banyak OAP melihat RSUD sebagai tempat atau jalan untuk membunuh. “Dinkes Provinsi Papua diminta adakan perubahan pendekatan, pelayanan dan harus berusaha merehabilitasi pikiran kita bahwa RSUD itu dijadikan tempat untuk selamatkan pasien,” katanya.

“Dalam sehari kami lihat di Merauke itu OAP ada 5 orang meninggal dunia. Di Nabire 6 orang meninggal dunia, di Wamena 8 orang meninggal, Biak ada 4 orang meninggal dunia, Sorong 10 orang asli Papua meninggal, di Fakfak 7 orang meninggal dunia. Semua itu kalau kita kalkulasikan OAP dalam satu hari 44 orang kali seminggu dan sebulan dan setahun. Lama kelamaan OAP bisa musnah hanya karena banyak kebijakan yang salah,” jelasnya.

Serang warga, Christo mengatakan, Gubernur Papua segera evaluasi perkembangan kebijakan kesehatan di tanah Papua. “Jangan sampai gubernur juga terlena dengan laporan-laporan di atas kertas tapi realita di lapangan sangat tidak sesuai dengan laporan,” katanya. (Abeth You)
Editor : TIMOTEUS MARTEN
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar