Pages

Pages

Jumat, 23 Oktober 2015

Pedagang Perempuan Asli Papua Terpinggirkan

Tampak pedagang perempuan asli Papua mengatur jualannya di pinggir jalan di atas tanah di pasar Youtefa, Kota Jayapura, Selasa (20/10) - Jubi/Abeth You
Jayapura, Jubi – Pedagang perempuan asli Papua yang menjual hasil kebun dan hutan, seperti sayur-mayur, buah-buahan, umbian-umbian, pinang, dan ikan, terkesan terpinggirkan karena kalah bersaing di sektor ekonomi kecil.


Hal itulah yang terjadi dan terlihat di sejumlah pasar di Kota dan Kabupaten Jayapura, seperti pasar Hamadi, pasar Youtefa Abepura, pasar lama dan baru Sentani, dan di emperan pertokoan.
Mama Yacoba (42), salah seorang pedagang asli Papua, yang biasa berjualan di Pasar Youtefa, Abepura. Dia menuturkan dirinya bersama sejumlah pedagang asli Papua biasa berjualan di atas tanah hanya beralas potongan karung atau kain, di pinggir jalan.

“Keberadaan kami begini sudah. Semua tempat yang layak sudah penuh. Jadi, ini mungkin nasib kami. Kami tidak peduli dengan hujan, panasnya matahari, debu jalanan, dan asap knalpot kendaraan,” kata Mama Yacoba, kepada Jubi, Selasa (20/10/2015).

Mama Yacoba mengatakan Pemerintah Kota Jayapura tidak menyediakan tempat jualan khusus bagi mama-mama Papua, sehingga pedagang asli merasa disingkirkan.

“Kalau anak lihat situasi begini, ini sudah. Pemerintah tidak peduli dengan kami, padahal kami ini dong (mereka) punya mama. Jadi, kami jualan itu begini saja,” katanya.

Rekan lainnya, Mama Yohana (33), mengatakan dengan hasil jualan di atas tanah ini, dirinya bisa menyekolahkan anak-anaknya dan banyak membantu keluarga.

“Kami semua yang mama-mama jualan ini intinya satu saja, hanya mencukupi kebutuhan hidup. Itu semua sama. Biaya anak sekolah, tanggung biaya hidup dengan keluarga di rumah dan lainnya,” kata Mama Yohana. (Abeth You)

http://tabloidjubi.com/2015/10/21/pedagang-perempuan-asli-papua-terpinggirkan/