Tentara dan polisi Indonesia dikerahkan di jalan utama ke tambang Freeport Indonesia di Timika - AFP |
Jayapura, Jubi – Gereja-gereja di Pasifik mengutuk keras pembunuhan terhadap dua orang Papua Barat dalam penembakan yang melibatkan tentara Indonesia pekan lalu.
Radio New Zealand, Senin (31/8/2015) melaporkan bahwa para
pemimpin gereja-gereja di kawasan Pasifik telah meminta para pemimpin
gereja di kawasan tersebut untuk berbicara menentang pembunuhan kilat,
penyiksaan dan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Indonesia.
Pihak gereja mengatakan, berdasar pada laporan yang diterima dari
Timika di Kabupaten Mimika menjelaskan ada sekelompok tentara Pasukan
Khusus menembak mati dua anggota Kelompok Pemuda Katolik di Paroki
Katedral Tiga Raja Timika.
Pada saat itu, orang-orang Kamoro sedang melakukan ritual tradisional.
Dewan mengatakan tentara, yang dikirim masuk ke daerah itu pergi ke
barak mereka, kemudian kembali dengan senjata dan menembaki kelompok
orang Kamoro tersebut.
Sekretaris Jenderal Dewan Gereja-Gereja Pasifik, Pendeta Francois
Pihaatae, mengatakan pembunuhan itu tidak beralasan dan memeberi
indikasi tentang penghinaan Indonesia dengan cara-cara yang tidak
manusiawi.
Pendeta Pihaatae mengatakan, para pemimpin dikawasan Pasifik memiliki
kewajiban untuk bersuara, terutama mereka yang telah mengundang
Indonesia masuk ke dalam Melanesia Spearhead Group (MSG).
Salah satu negara di kawasan Pasifik yang mengundang Indonesia masuk
dalam keanggotaan MSG adalah Fiji, Kepulauan Salomon dan Papua Nugini. (Yuliana Lantipo)
http://tabloidjubi.com/2015/08/31/pemimpin-gereja-pasifik-kutuk-pembunuhan-di-papua-barat/