Pembakaran beberapa bangunan yang dilakukan warga Karubaga, Tolikara - twitter.com |
Jayapura, Jubi – Beberapa kronologis Insiden Tolikara telah diberitakan oleh berbagai media massa. Diantaranya, Kapolri Beberkan Kronologi Insiden Tolikara, Kronologi Pembubaran Salat Id di Tolikara Papua, Ini Kronologis Bentrokan Tolikara versi Polri, Kronologi Massa Serang Jamaah & Bakar 70 Rumah di Tolikara
Namun sebagian besar kronologis itu berasal dari pihak Kepolisian
seperti halnya pemberitaan media massa yang bersumber pada broadcast SMS, BBM dan WhatsAp (lihat di akhir artikel ini),
hanya berselang tidak lebih dari dua jam setelah insiden tersebut
terjadi. Nyaris tidak ada yang memberitakan kronologis versi umat GIDI
yang terlibat dalam insiden di Karubaga, Tolikara pada tanggal 17 Juli
2015 tersebut.
Berikut adalah kesaksian dari tiga orang warga Karubaga yang berada di lokasi dan terlibat dalam insiden tersebut.
Saksi I
“Kejadian Pada tanggal 17 Juli 2015 itu, sebelum melakukan kegiatan kongres GIDI panitia melayangkan surat berupa himbauan kepada semua pihak baik itu pihak kepolisian, Brimob, TNI dalam hal ini Koramil Karubaga, pemerintah Daerah, Ketua DPRD Tolikara dan organisasi agama termasuk umat muslim yang ada di Tolikara.
Isinya, bahwa semua aktifitas tidak dilaksanakan selama proses kongres Pemuda GIDI dilaksanakan dan untuk umat Muslim dapat melakukan ibadah Idul Fitri di dalam Mushola dan tidak menggunakan Toa karena dikhawatirkan mengganggu proses kongres Pemuda GIDI yang jaraknya sangat dekat kira-kira 250 meter (dari lokasi pelaksanaan Kongres).
Surat tersebut dikeluarkan pada tanggal 11 Juli 2015. Sekitar jam 06:00 (tanggal 17 Juli) umat muslim melaksanakan ibadah Idul Fitri di halaman Koramil dan memasang toa. Maka pemuda GIDI dan beberapa hamba Tuhan mendatangi halaman koramil Karubaga untuk mempertanyakan surat himbauan yang dilayangkan oleh Panitia yang isinya termasuk tidak melakukan Ibadah Idul Fitri di luar ruangan Mushola.
Waktu itu kami pergi bukan mau menyerang umat muslim yang beribadah namun kami pergi untuk kordinasi dengan umat muslim tetapi anggota Militer yang sedang beribadah langsung mengeluarkan pistol dari sarung yang dipakai dan menembak 1 kali ke atas dan tembakan berikutnya langsung ditujukan kepada kami. Dan anggota militer yang lain mulai angkat senjata dari tikar dan menembak kami secara membabi buta sehingga kami mundur. Waktu itu beberapa hamba Tuhan dan bapak Wakil Bupati datang dan menyuruh kami kearah depan Bank Papua dan semua berkumpul disitu.
Setelah itu kami lihat kebelakang teman kami yang ikut saat itu tertembak dibelakang kami.Kami semua tidak terima kejadian itu sehingga kami semua menuju jalan besar ujung jalan Irian dan membakar kios dan kios-kios yang semua dibangun pakai kayu. Kami tidak berencana sama sekali untuk membakar mushola namun mushola tersebut berada di bagian dalam dan di bagian luar itu dikelilingi kios-kios maka waktu kami bakar kios berimbas ke mushola dan ikut terbakar.
Jadi berita dari media cetak maupun berita online memberitakan bahwa sekelompok orang masuk ke mushola dan membakar mushola itu berita yang sangat tidak benar. Sebenarnya kami waktu itu pergi itu untuk berdialog namun TNI/POLRI memang sebelumnya sudah siapkan senjata di samping-samping mereka jadi terjadi seperti itu.
Dan kami sebenarnya tidak perlu melakukan (hal itu) tapi karena TNI/POLRI lebih dulu melakukan penembakan terhadap teman kami, jadi lakukan pembakaran kios, bukan kami bakar Mushola. Dan kios-kios itu bukan hanya milik masyarakat pendatang tapi kios-kios yang lain itu ada masyarakat Tolikara punya juga yang ikut terbakar. Kami orang Papua punya kios itu ada 11 (sebelas) kios yang terbakar dan juga kios-kios itu bukan milik umat muslim saja tapi ada juga kios milik orang pendatang yang Kristen. Dan kejadian tersebut terjadi sekitar 2 (dua) jam saja setelah itu aktivitas masyarakat seperti biasa.
Waktu Kapolri, Kapolda dan Pangdam datang ke Tolikara hanya bicara soal pembakaran kios-kios dan mushola namun mereka tidak bicarakan soal pemuda yang ditembak mati Edi Wanimbo (15) SMU kelas II sekarang dan yang luka-luka. Kami sekarang sedang pikir nyawa manusia ini tidak ada harga sama sekali dari pada kios dan mushola. Kami sangat kecewa sekali dengan tindakan mereka,”
“Kejadian Pada tanggal 17 Juli 2015 itu, sebelum melakukan kegiatan kongres GIDI panitia melayangkan surat berupa himbauan kepada semua pihak baik itu pihak kepolisian, Brimob, TNI dalam hal ini Koramil Karubaga, pemerintah Daerah, Ketua DPRD Tolikara dan organisasi agama termasuk umat muslim yang ada di Tolikara.
Isinya, bahwa semua aktifitas tidak dilaksanakan selama proses kongres Pemuda GIDI dilaksanakan dan untuk umat Muslim dapat melakukan ibadah Idul Fitri di dalam Mushola dan tidak menggunakan Toa karena dikhawatirkan mengganggu proses kongres Pemuda GIDI yang jaraknya sangat dekat kira-kira 250 meter (dari lokasi pelaksanaan Kongres).
Surat tersebut dikeluarkan pada tanggal 11 Juli 2015. Sekitar jam 06:00 (tanggal 17 Juli) umat muslim melaksanakan ibadah Idul Fitri di halaman Koramil dan memasang toa. Maka pemuda GIDI dan beberapa hamba Tuhan mendatangi halaman koramil Karubaga untuk mempertanyakan surat himbauan yang dilayangkan oleh Panitia yang isinya termasuk tidak melakukan Ibadah Idul Fitri di luar ruangan Mushola.
Waktu itu kami pergi bukan mau menyerang umat muslim yang beribadah namun kami pergi untuk kordinasi dengan umat muslim tetapi anggota Militer yang sedang beribadah langsung mengeluarkan pistol dari sarung yang dipakai dan menembak 1 kali ke atas dan tembakan berikutnya langsung ditujukan kepada kami. Dan anggota militer yang lain mulai angkat senjata dari tikar dan menembak kami secara membabi buta sehingga kami mundur. Waktu itu beberapa hamba Tuhan dan bapak Wakil Bupati datang dan menyuruh kami kearah depan Bank Papua dan semua berkumpul disitu.
Setelah itu kami lihat kebelakang teman kami yang ikut saat itu tertembak dibelakang kami.Kami semua tidak terima kejadian itu sehingga kami semua menuju jalan besar ujung jalan Irian dan membakar kios dan kios-kios yang semua dibangun pakai kayu. Kami tidak berencana sama sekali untuk membakar mushola namun mushola tersebut berada di bagian dalam dan di bagian luar itu dikelilingi kios-kios maka waktu kami bakar kios berimbas ke mushola dan ikut terbakar.
Jadi berita dari media cetak maupun berita online memberitakan bahwa sekelompok orang masuk ke mushola dan membakar mushola itu berita yang sangat tidak benar. Sebenarnya kami waktu itu pergi itu untuk berdialog namun TNI/POLRI memang sebelumnya sudah siapkan senjata di samping-samping mereka jadi terjadi seperti itu.
Dan kami sebenarnya tidak perlu melakukan (hal itu) tapi karena TNI/POLRI lebih dulu melakukan penembakan terhadap teman kami, jadi lakukan pembakaran kios, bukan kami bakar Mushola. Dan kios-kios itu bukan hanya milik masyarakat pendatang tapi kios-kios yang lain itu ada masyarakat Tolikara punya juga yang ikut terbakar. Kami orang Papua punya kios itu ada 11 (sebelas) kios yang terbakar dan juga kios-kios itu bukan milik umat muslim saja tapi ada juga kios milik orang pendatang yang Kristen. Dan kejadian tersebut terjadi sekitar 2 (dua) jam saja setelah itu aktivitas masyarakat seperti biasa.
Waktu Kapolri, Kapolda dan Pangdam datang ke Tolikara hanya bicara soal pembakaran kios-kios dan mushola namun mereka tidak bicarakan soal pemuda yang ditembak mati Edi Wanimbo (15) SMU kelas II sekarang dan yang luka-luka. Kami sekarang sedang pikir nyawa manusia ini tidak ada harga sama sekali dari pada kios dan mushola. Kami sangat kecewa sekali dengan tindakan mereka,”
Saksi II
“Kami kelompok pemuda dan masyarakat yang datang dari arah jalan irian atas itu bertujuan untuk pergi ikut kegiatan Kongres Pemuda namun dalam perjalanan (kami) dengar tembakan akhirnya kami terus ke arah jalan Bank Papua dan bertemu dengan rombongan yag ada di depan Bank Papua. Mereka kasih tahu bahwa mereka sudah dapat tembak dari militer maka secara spontan kami balik kanan dan membakar kios dan yang lain menuju arah belakang koramil dan melempar batu. Akhirnya masyarakat yang lain itu kena tembakan dari militer dan kebanyakan kena di kaki dan tangan. Jadi Kami tidak bermaksud untuk membakar mushola yang ada di belakang kios-kios itu,”
“Kami kelompok pemuda dan masyarakat yang datang dari arah jalan irian atas itu bertujuan untuk pergi ikut kegiatan Kongres Pemuda namun dalam perjalanan (kami) dengar tembakan akhirnya kami terus ke arah jalan Bank Papua dan bertemu dengan rombongan yag ada di depan Bank Papua. Mereka kasih tahu bahwa mereka sudah dapat tembak dari militer maka secara spontan kami balik kanan dan membakar kios dan yang lain menuju arah belakang koramil dan melempar batu. Akhirnya masyarakat yang lain itu kena tembakan dari militer dan kebanyakan kena di kaki dan tangan. Jadi Kami tidak bermaksud untuk membakar mushola yang ada di belakang kios-kios itu,”
Saksi III
“Pada tanggal 11 Juli 2015 panitia Kongres Pemuda mengedarkan surat himbauan tersebut kepolisian Resort Tolikara tidak menanggapai surat tersebut namun pada hari yang ke 4 (empat) Kapolres memberitahukan kepada pihak panitia Kongres Pemuda GIDI bahwa belum ada surat pemberitahuan yang masuk ke pihak kepolisian. Dan pada waktu sebelum hari raya Idul Fitri umat muslim menghadap Kapolres untuk mempertanyakan surat himbauan dari Panitia kongres namun tidak jelas penjelasan Kapolres terhadap umat muslim,”
“Pada tanggal 11 Juli 2015 panitia Kongres Pemuda mengedarkan surat himbauan tersebut kepolisian Resort Tolikara tidak menanggapai surat tersebut namun pada hari yang ke 4 (empat) Kapolres memberitahukan kepada pihak panitia Kongres Pemuda GIDI bahwa belum ada surat pemberitahuan yang masuk ke pihak kepolisian. Dan pada waktu sebelum hari raya Idul Fitri umat muslim menghadap Kapolres untuk mempertanyakan surat himbauan dari Panitia kongres namun tidak jelas penjelasan Kapolres terhadap umat muslim,”
=====================
Broadcast I (beredar sekitar pukul 08.30 WP (17 Juli 2015)
Izin melaporkan pada pukul 07.00 Wit di distrik Karubaga Kab.Tolikara telah terjadi aksi pelemparan batu oleh warga masyarakat yang berjumlah +/- 200 org utk membubarkan masyarakat muslim yang akan melaksanakan sholat Ied di lap Kantor Koramil Karubaga
Dg Kronologis kejadian :
– Pukul 07.00 imam mengumandangkan Takbir pertama lalu masyarakat berjumlah 200 org yg berasal dr 3 penjuru (dari Bandara, Pasar dan Kp.Giling Batu) melaksanakan pelemparan dg berteriak “Bubarkan…Bubarkan”
– pukul 07.05 aparat Kam Brimob, Yonif 756 dan Polres Tolikara membubarkan masa dengan mengeluarkan tembakan peringatan, lalu masy Muslim membubarkan diri
– pukul 07.30 : masih dilaks koord antara aparat keamanan, bupati dan tokoh agama, sesuai dg kesepakatan kmrn bahwa bupati akan menjamin keamanan dlm pelaksanaan Sholat Ied
Situasi terakhir s.d 07.45 masih dilakukan koord dan aparat keamanan masih mengeluarkan tembakan kearah atas, krn massa masih berkumpul di 3 titik tersebut
Kerugian :
– personil/materil : Nihil
Demikian dilaporkan
Sebagai laporan awal
Izin melaporkan pada pukul 07.00 Wit di distrik Karubaga Kab.Tolikara telah terjadi aksi pelemparan batu oleh warga masyarakat yang berjumlah +/- 200 org utk membubarkan masyarakat muslim yang akan melaksanakan sholat Ied di lap Kantor Koramil Karubaga
Dg Kronologis kejadian :
– Pukul 07.00 imam mengumandangkan Takbir pertama lalu masyarakat berjumlah 200 org yg berasal dr 3 penjuru (dari Bandara, Pasar dan Kp.Giling Batu) melaksanakan pelemparan dg berteriak “Bubarkan…Bubarkan”
– pukul 07.05 aparat Kam Brimob, Yonif 756 dan Polres Tolikara membubarkan masa dengan mengeluarkan tembakan peringatan, lalu masy Muslim membubarkan diri
– pukul 07.30 : masih dilaks koord antara aparat keamanan, bupati dan tokoh agama, sesuai dg kesepakatan kmrn bahwa bupati akan menjamin keamanan dlm pelaksanaan Sholat Ied
Situasi terakhir s.d 07.45 masih dilakukan koord dan aparat keamanan masih mengeluarkan tembakan kearah atas, krn massa masih berkumpul di 3 titik tersebut
Kerugian :
– personil/materil : Nihil
Demikian dilaporkan
Sebagai laporan awal
Broadcast II (beredar sekitar pukul 09.00 WP (17 Juli 2015)
Ijin melaporkan
1.Pd tgl 17 juli 2015 pkl 07.00 wit tdk berlangsung pelaks.sembayang idul fitri 1436 H di Kab. tolikara.
2.Kronoligis singkat kejadian Pd saat berlangsung sholat idul fitri takbiran pertama datang sekelompok berteriak jaga ada ibadah di kab.tolikara,kemudian masy.ummat muslim tiba – tiba ketakutan langsung berlari sembunyi kearah koramil dan pos 756/wms.berselang beberapa menit pkl 08.00 wit sekelompok masy.tersebut melakukan pelemparan kearah musholah baitul mutaqin dan selanjutnya melakukan pembakaran musholah
3.data rumah/kios yang di bakar,rumah 6 dan kios 11
Catatan
1.data lengkap menyusul
2.awalnya pelaks.sholat idul fitri di halaman koramil 1702/jwy
3.sit masih aman dan kondusif
Ijin melaporkan
1.Pd tgl 17 juli 2015 pkl 07.00 wit tdk berlangsung pelaks.sembayang idul fitri 1436 H di Kab. tolikara.
2.Kronoligis singkat kejadian Pd saat berlangsung sholat idul fitri takbiran pertama datang sekelompok berteriak jaga ada ibadah di kab.tolikara,kemudian masy.ummat muslim tiba – tiba ketakutan langsung berlari sembunyi kearah koramil dan pos 756/wms.berselang beberapa menit pkl 08.00 wit sekelompok masy.tersebut melakukan pelemparan kearah musholah baitul mutaqin dan selanjutnya melakukan pembakaran musholah
3.data rumah/kios yang di bakar,rumah 6 dan kios 11
Catatan
1.data lengkap menyusul
2.awalnya pelaks.sholat idul fitri di halaman koramil 1702/jwy
3.sit masih aman dan kondusif
(Victor Mambor)
http://tabloidjubi.com/2015/07/24/ini-kronologis-insiden-tolikara-versi-masyarakat-karubaga/