Pages

Pages

Selasa, 09 Juni 2015

Imasepa Bandung Tolak Asrama Papua yang Dibangun Pemprov Papua

Asrama Papua kamasan II di Djatinangor, Jawa Barat: Foto: Jhon Dumupa

Bandung, MAJALAH SELANGKAH -- Ketua Ikatan Mahasiswa se-Tanah Papua (Imasepa) kota Studi Bandung, Jack Peyon mengaku kecewa terhadap kebijakan sepihak pemerintah Provinsi (pemprov) Papua membangun Asrama Mahasiswa Papua Kamasan II jauh dari kota Bandung.

Kekecewaan itu muncul akibat pembangunan asrama Papua diperkirakan 40 KM dari kota Bandung yang notabene sebagai tempat mengenyam pendidikan setiap mahasiswa Papua di Jawa Barat.

"Mahasiswa Papua rata-rata tinggal dan kuliah di kampus yang dekat dengan kota Bandung, kenapa pemprov Papua bangun asrama Kamasan II di Cileunyi, Kabupaten Djatinangor yang cukup jauh dengan keberadaan kampus," kata Peyon dengan nada kecewa, Senin (8/6/2015).

Menurutnya, pembangunan asrama dilakukan tanpa koordinasi Badan Pengurus Harian (BPH) Imasepa, sementara usulan lahan untuk dibangun asrama dari organisasi yang menaungi seluruh mahasiswa Papua itu sebelumnya hanya diajukan proposal renovasi asrama Papua yang terletak di Jalan Cilaki, Kota Bandung.

"Soal pembangunan asrama, pihak pemprov selama ini tidak pernah ada koordinasi, kami tahu setelah ada papan nama didirikan di depan asrama, jadi tidak tahu atas usulan siapa bangun asrama. Waktu mereka hubungi saya mau pastikan peresmian asrama, tetapi saya tidak beri tanggapan, karena pada saat bangun asrama tidak pernah dikontak," ungkapnya.

Wenas Kobogau, salah satu anggota Imasepa mengaku kaget dengan pembangunan Asrama Papua. Ia juga menyayangkan pembangunan asrama tersebut dilakukan tanpa diketahui badan pengurus.

Kobogau mengancam akan meminta BPH untuk menjual kepada pihak lain karena keberadaan asrama yang jauh dari jangkauan mahasiswa Papua.

"Sampai saat ini kami belum tahu siapa yang usul pembangunan asrama, kalau bangun asrama bikin di kota Bandung, jangan buat asrama di kampung sana, lebih bagus dari sekarang asrama itu dijual saja, lalu bikin baru dari pada kami tutup atau kami jual ke orang lain," tegas Wenas.

Hal itu dikatakan bukan tanpa alasan, karena jumlah mahasiswa Papua di Djatinangor bisa dihitung dengan jari, sementara di Bandung kota mencapai ratusan bahkan ribuan orang. (Mateus Badii/MS)



http://majalahselangkah.com/content/-imasepa-bandung-tolak-asrama-papua-yang-dibangun-pemprov-papua