Posko Papua Zona Darurat di depan Asrama Papua, Bandung. Foto: Ist.
Bandung, MAJALAH SELANGKAH -- Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Bandung buat "Posko Papua Zona Darurat" di depan Asrama Papua, Jln Cilaki No. 59, kota Bandung, Jawa Barat.
"Posko ini kami buat karena melihat situasi Tanah Papua saat ini berada dalam pembungkaman ruang demokrasi dan sistem penjajahan negara Indonesia di wilayah teritori Papua," ujar ketua AMP KK Bandung, Pyan Pagawak kepada majalahselangkah.com, Kamis (11/6/2015).
Posko mulai dibuka Rabu (10/6/2015) malam, ditandai pemasangan pamflet bertajuk "Posko Papua Zona Darurat, Segera Buka Ruang Demokrasi". Sejumlah mahasiswa ikut menyaksikan pembukaan posko ini.
"Sejak Papua dianeksasi kedalam Indonesia hingga kini terjadi kejahatan militer terhadap rakyat Papua atas nama Negara Indonesia dan Amerika atas kepentingan politik dan ekonomi," tegasnya.
Dikemukakan, kejahatan Indonesia melalui aparatusnya makin parah ketika suara rakyat Papua disambut bedil, tak ada ruang ekspresi. "Sampai hari ini tidak ada ruang demokrasi bagi bangsa Papua," kata dia.
Posko yang dibuat, kata Pyan, sebagai pusat informasi publik mengenai Papua. "Dari sini kami mau sampaikan kepada publik bahwa sampai sekarang orang Papua dibungkam," jelas Pagawak.
"Akibat konflik politik berkepanjangan antara Papua dan Indonesia selama ini telah mengorbankan 80 juta rakyat Papua," ujar Pyan.
Situasi Papua hari ini, sambung Natho Pigai, zona darurat dengan fakta kekerasan militer terhadap rakyat sipil masih belum usai.
"Papua selalu terjadi kasus kekerasan, termasuk kejadian 269 orang aktivitas ditangkap pada tanggal 30 April 2015. Hanya aksi damai saja ditangkap hingga dianiaya aparat keamanan," ujar Natho.
"Di Nabire, KNPB adakan jumpa pers, malah ditahan polisi. Benar-benar aneh, rakyat Papua tidak bisa sampaikan aspirasi di muka umum. Ini terjadi di negara demokrasi bernama Indonesia," tandasnya.
Rizel Jigibalom, mantan Ketua AMP KK Bandung, senada. Menurutnya, hal ini sangat mengecewakan bagi orang Papua karena selalu berada dalam tekanan militer.
"Kami sangat prihatin dengan kondisi Papua hari ini, ruang gerak dipersempit, hidup dibawah tekanan dan pembungkaman ruang demokrasi. Papua dikuasai TNI dan Polri," tutur Rizel.
Ia menegaskan, posko yang dibuat akan dibuka sampai perjuangan melalui wadah ULMWP untuk Papua bergabung ke MSG sukses.
"Teman-teman mahasiswa Papua di Bandung bisa bergabung dengan kami di posko ini. Di sini kita akan adakan diskusi, tukar pikiran tentang Papua," ajak Rizel. (Mateus Badii/MS)
http://majalahselangkah.com/content/amp-bandung-buat-posko-papua-zona-darurat-