POLDA PAPUA
PEMBUNUH,PENCURI, PEMBOHONG DAN AKTOR PEMUSNAHAN RAS MELANESIA DI YAHUKIMO
SUARA KOLAITAGA -- KNPB YAHUKIMO---Aparat Kepolisian
daerah Polda Papua bukan pelindung dan pengayom masyarakat tetapi aktor dibalik
kekerasan dan pembunuhan Ras Melanesia di PAPUA. Polisi dan Brimob juga Aktor
dibalik bentrokan yang terjadi di Yahukimo lebih khusus pada umumnya di
Pemusnahan orang asli Papua di WEST PAPUA .
Kepolisian dan
Brimob membubarkan aksi penggalangan dana solidaritas kemanusian Vanuatu di
Yahukimo. Posisi tembak 6 warga sipil di Yahukimo, 1 orang meninggal dunia Atas
Nama OMBANG SEGENIL Sudah dikubur oleh keluarga di Yahukimo pada hari minggu 22
maret 2015. Penembakan dan penagkapan serta penyiaran ini terjadi pada hari
kamis tanggal 19 _ 21 Maret 2015. Berawal dari pembubaran paksa tehadap
penggalangan dana solidaritas kemanusian untuk Vanuatu dan mendukung perjuangan
bangsa Papua.
Penggalangan dana tersebut berjalan sejak 11 Maret sampai 19
Maret 2015.
Hari kamis 19 maret
polisi tembak 2 warga terluka dan satu orang ditangkap. Sedang hari jumat 20
Maret 2015, polisi tembak 4 warga sipil dan 8 orang ditangkap, berhasil didata
sedang yang tidak sempat didata 8 orang. Dari 4 orang yang ditembak polisi satu
orang meninggal.
Kemudian Pada hari
minggu 21 maret 2015, 4 Orang warga sipil yang ditembak yang polisi dan Brimob
yang sedang kritis akhirnya dibawakan ke wamena untuk perawatan selanjutnya.
Polisi juga melakukan penagkapan, penyisiran tehadap warga sipil merusak rumah
rumah warga dan mencuri barang barang milik warga. Korban jiwa dan harta benda
atas tidakan polisi dan Brimob sangat tidak manusiawi sejak tanggal 19 _ 21
maret 2015. Penembakan terhadap 5 warga sipil dan sekitar 16 orang ditangkap
kepolisian dan ditahan di polres yahukimo. Selain itu banyak rakyat sipil orang
asli papua mengungsi ke hutan karena takut ditangkap dan ditembak polisi.
Sedangkan rakyat sipil non papua diamankan oleh kepolisian di polres Yahukimo.
Tidakan kepolisian
secara terang_terangan melakukan penembakan terhadap warga sipil adalah
melanggar hak hidup orang lain. Peristiwa ini terjadi akibat ulah pihak
kepolisian dan Brimob membubarkan secara paksa penggalangan yang dilakukan oleh
KNPB dan rakyat papua disana.
Penggalangan dana
Kemanusiaan untuk korban Vanuatu sekaligus mendukung proses perjuangan yang dilakukan
oleh KNPB di depan ruko putra daerah tersebut sudah kordinasi dengan pihak
polres Yahukimo. Dan penggalangan dana solidaritas kemanusiaan untuk Vanuatu
sekaligus mendukung program kerja ULMWP tersebut sudah berjalan selama 4 hari
secara damai tidak mengganggu ketertiban umum.
Pada tanggal 19
adalah hari terakhir menutup penggalangan dana namun brimob datang membubarkan
paksa dengan mengeluarkan tembakan ke arah masa yang mengakibatkan 2 orang
tertembak dan 2 anggota KNPB ditangkap serta polisi juga menyita barang
dipasang di panggung seperti spiker toa mike spanduk tanpa kordinasi dengan
koordinator lapangan dan pengurus KNPB rakyat mara melakukan pemukulan terhadap
salah anggota polisi.
Jika polisi tidak
melakukan pembubaran paksa tidak mungkin terjadi hal ini, karena hari itu
terakhir tutup penggalangan dana dalam bentuk ibadah jam 3 sore dan sedang
melakukan persiapan ibadah.
Brimob yang dikirim
dari wamena datang di lokasi jam 09.45 WPB membubarkan masa dengan
tembakan.jika polisi tidak bubarkan paksa pasti kegiatan tutup secara damai dan
tidak ada korban seperti itu. Korban yang ditembak dalah:
1. TITUS GIBAN 39
tahun (kepala sekolah SD suru_suru ) Kena tembak di rusuk tembus perut
2. SIMSON GIBAN 42
tahun (kepala kampung silicon distrik silimo) kena tembak di tangan kiri tembus
punggung belakang
3. OBANG SENGENIL 48
tahun (kepala kampung) meninggal Dunia.
4. INTER SEGENIL 16
tahun anak sekolah salah satu SMU di Yahukimo.
Ditahan
1. ELKIUS KOBAK 23
tahun
2. PUTIH BAHABOL 28
tahun
3. ERA KOBAK 26 tahun
4. Yulius Elemen
5. PION YELEMAKEN
6. YASON BALINGGA 24
thun
7]. YENIUT BAHABOL
21 tahun
8]. NEFEN BALINGGA
25 thun dan
8 orang lainya belum
teridentifikasi.
Jumlah keseluruhan
16 orang baik aktivis KNPB maupun warga sipil, pada mereka ditangkap ada yang
mendapatkan siksaan oleh aparat dan ditahan di polre Yahukimo. Dalam peristiwa
di Yahukimo ada diskriminasi dalam penyiaran di media masa baik media cetak
maupun lokal maupun media nasional, media cetak maupun online di papua. Media
lebih banyak publikasikan berta dari pihak polisi tentang kehilangan pistol dan
pemukulan polisi sedangkan Korban yang polisi tembak tidak pernah diangkat.
Media seperti cendrawasih pos dan media lain terus menikung polisi melakukan
kejahatan di papua dan selalu menyudutkan KNPB. Membangun opini publik yang
tidak benar dan kriminalitas KNPB.
POLDA PAPUA melakukan kebohongan publik
melalui media cetak Cendrawasih pos edisi jumat 19 maret 2015 dan edisi senin
23 Maret 2015 memberitakan berita bohong tentang pistol milik intelkam polres
Yahukimo.
Ones