Ones Suhuniap, Sekretaris Umum KNPB Pusat. Jubi/Facebook.com |
Jayapura, Jubi – Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menuding media-media lokal di tanah papua maupun media nasional banyak menulis berita yang sumbernya hanya dari polisi tanpa memberikan ruang kepada KNPB dan rakyat Papua di Yahukimo dalam menulis berita tentang peristiwa pembubaran paksa aksi penggalangan dana yang dilakukan oleh KNPB wilayah Yahukimo pada tanggal 11 – 19 Maret lalu yang mengakibatkan enam orang tertembak dan belasan orang ditangkap dan ditahan di Polres Yahukimo.
Sekretaris umum KNPB Pusat, Ones Suhuniap mengatakan, wartawan saat menulis berita peristiwa bentrokan antara warga dan aparat di Yahukimo ada diskriminasi dalam penyiaran di media masa, baik media cetak, online, elektronik lokal maupun media nasional.
“Media cetak maupun online di Papua dan nasional lebih banyak publikasikan berita dari pihak polisi tentang kehilangan pistol dan pemukulan polisi sedangkan korban yang polisi tembak, tangkap dan pengrusakan rumah yang dilakukan aparat tidak pernah ditulis oleh awak media,” kata Ones kepada Jubi melalui surel yang dikirim kepada Jubi, Senin (23/3/2015) malam.
Media seperti terus mendukung polisi melakukan kejahatan di Papua dan selalu menyudutkan KNPB dan membangun opini publik yang tidak benar sehingga membantu polisi mengkriminalisasi KNPB.
“Contohnya, Polda Papua melakukan pembohongan publik melalui media cetak, Cenderawasih Pos edisi Jumat 19 Maret 2015 dan edisi Senin 23 Maret 2015 memberitakan berita bohong tentang pistol milik intelkam Polres Yahukimo. Dimana di dalam berita itu ditulis, pistol ditemukan di sekretariat KNPB saat penggrebekan. Padahal sebenarnya, warga yang ambil pistol itu berikan kepada KNPB dan PRD lalu oleh KNPB memberikan kepada pihak gereja dan selanjutnya diberikan kepada polisi di Polres Yahukimo,” jelasnya.
Manurut Suhuniap, pemberitaan media massa terkesan meliput dan membesarkan pistol yang dirampas dari pada satu orang yang tewas ditembak dan lima lainnya ditembak serta belasan warga dan anggota KNPB ditangkap.
“Media dalam pemberitaannya mendiskriminasi orang Papua, terutama sedang berusaha untuk mengkriminalisasi KNPB. Tanpa menulis berita yang berimbang,” katanya.
Sebenarnya, Polisi adalah aktor perusak di Yahukimo tidak diliput media. Tapi malah memperbesar-besarkan pistol. Media harusnya jangan hanya percaya dengan omongan polisi harus turun lapangan dan tulis berita dari lapangan.
“Polisi adalah menjadi aktor perusak nilai jati diri bangsa Papua yang solider dalam segala hal. Jadi KNPB minta supaya media jangan mendiskriminasi KNPB dalam pemberitaan,” katanya.
Sementara, ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jayapura, Victor Mambor mengatakan,
(Arnold Belau)
Sumber : www.tabloidjubi.com/