Sejumlah warga sipil ditangkap oleh anggota TNI/Polri di Kampung Utikini (Foto: Ist) |
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com --- Peraih penghargaan Yap Thiam Hien Award 2009, Pastor Jhon Djonga berpendapat, pengerahan ribuan aparat keamanan untuk mengejar kelompok Ayub Waker, disekitar Kampung Utikini, Kabupaten Mimika, sejak Kamis (2/1/2014) lalu menimbulkan sikap antipati masyarakat setempat.
"Ini Kapolda, jangan buat begitu, sekarang rakyat Papua, entah dia dihutan, OPM atau masyarakat, ganas sama polisi. Tidak simpati dan antipati," kata Pastor Jhon, kepada suarapapua.com, Sabtu (10/01/2015) siang.
Menurut Pater Jhon, kelompok-kelompok gerakan Papua merdeka, juga masyarakat Papua, tentu akan semakin emoh melihat cara-cara polisi menggunakan pendekataan keamanan.
"Jadi kalau polisi atau Brimob dapat tembak atau apa, itu karena dendam, sikap kecewa. Itu pertama," ujarnya. (Baca: Pater Nato Gobai: Stop Bunuh Umat Tuhan di Tanah Papua!).
Lalu, kata Pastor Jhon, yang kedua adalah dalam melakukan penyisiran atau operasi pengejaran dilapangan terhadap Ayub Waker harus terukur. (Baca: Kapolda Papua: 1.576 Personil Dikerahkan Kejar Kelompok Ayub Waker).
"Yang kedua, kalau Pak Kapolda mau lakukan penyisiran harus hati-hati, harus tahu peta dan tahu identitas. Jangan lakukan penyisiran, lalu masyarakat sipil yang tidak tahu apa-apa kena dampak (tembak). Nah ini masalah, untuk menambah sikap antipati masyarakat, bisa jadi musuh," katanya. (Baca: Mantan Wakil Kepala BIN Jadi Bos Baru Freeport Indonesia).
Lebih lanjut, Pastor Jhon menyampaikan, hal ketiga terkait kekerasan di Papua pada umumnya, telah disampaikan oleh Presiden Jokowi pada saat menghadiri perayaan Natal 27 Desember 2014. (Baca: Jokowi Berkeinginan Dialog Dengan Masyarakat Papua).
"Yang ketiga, itu saya pikir Jokowi sebagai presiden sudah ingatkan bahwa perlu dialog. Ini siapa yang masih takut untuk dialog dengan orang Papua? Itu pertanyaan kita. Perlu diketahui orang Papua itu sejak dahulu kala, segala macam persoalan yang dihadapi mereka selalu dialog," katanya
"Mengapa pemerintah Indonesia tidak mau dialog dengan orang Papua. Seharusnya hal ini dikedepankan untuk selesaikan berbagai persoalan di Papua," tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende, menyatakan mengerahkan sekitar 1.500 aparat keamanan gabungan Polri, yang diback up TNI untuk mengejar Ayub Waker. (Baca: Korps Pasukan Khas TNI AU Harus Diperiksa Terkait Insiden Paniai Berdarah).
Kelompok Ayub Waker diduga telah menewaskan dua anggota Brimob, dan seorang security Freeport, 1 Januari 2014 malam, disekitar Kampung Utikini, Kabupaten Mimika.
Editor: Oktovianus Pogau
LINCOLD AVLI
Sumber : www.suarapapua.com