Pages

Pages

Jumat, 16 Januari 2015

Mahasiswa: Ada Penggelapan Beasiswa Mahasiswa Intan Jaya Rp 5 M

Melianus Duwitau (Jubi/Mawel Benny)
Abepura, Jubi – Wakil Ketua Ikatan Mahasiswa Pelajar Kabupaten Intan Jaya kota studi Jayapura, Melianus Duwitau mengatakan selama ini tidak ada transparansi pembagian dana beasiswa sebesar Rp 5 miliar tahun anggaran 2014 bagi 666 mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia. Mahasiswa tidak pernah tahu berapa dana yang telah dibagi dan berapa yang belum.

“Mahasiswa tidak pernah tahu dana pendidikan lima miliar. Kita belum pernah mendapat penjelasan dari pemerintah tentang proses pembagian anggaran itu,” kata Duwitauw kepada Jubi dalam keterangan persnya di Waena, Kota Jayapura, Papua, Rabu (15/1).

Katanya, anggaran lima miliar itu tidak sangat mungkin terbagi habis,  kalau mengikuti hitung-hitungan berdasarkan dana yang diterima mahasiswa. Mahasiswa semester satu hingga tujuh menerima lima juta rupiah per mahasiswa dan semester delapan sembilan juta per mahasiswa.

Kalau begitu, pihaknya menghitung sederhana saja. Misalkan, ratusan mahasiswa itu menerima Rp 5 juta per mahasiswa, anggaran yang tersedot Rp 3 miliar lebih. Masih ada Rp 1 miliar lebih. Penggunaan anggaran sisa ini tidak pernah jelas bagi mahasiswa.
 
Walupun begitu, menurut Duwitau, Badan Kesejateraan dan Rumah Tangga Daerah Kabupaten Intan Jaya yang mengelola anggaran ini tidak pernah terbuka terhadap mahasiswa. Sekretaris Kesra melempar masalah ke bendahara, dan sebaliknya bendahara menyuruh mahasiswa ke Kesra untuk meminta penjelasan penggunaan anggaran tersebut.

“Sekretaris Kesra kastau (memberi  tahu), ada 700 juta rupiah bagi yang belum dapat beasiswa. Kami ke bandahara Kesra tolak ke Kesra. Kesra tolak ke bendahara. Baku tolak ini ada penggelapan dana,” katanya serius menguraikan sejumlah proses yang dijalaninya bersama rekan-rekan kota studi Jayapura.

Benny Magai, salah satu mahasiswa Intan Jaya mengatakan pemerintah daerah agar segera menjelaskan dengan transparan mengenai bantuan beasiswa tersebut. “Kami tuntut hak, bantuan studi tidak jelas, karena sampai hari ini belum diberikan,” ujar Benny Magay saat menggelar jumpa pers di Prima Garden Abepura, Jayapura, Rabu (14/1).

Akibat ketidakjelasan itu, banyak mahasiswa, terutama yang berasal dari keluarga tidak mampu bisa tertolong dengan bantuan beasiswa Pemda, akhirnya tidak bisa tertolong. Banyak mahasiswa tertunda proses perkuliahan. “Bantuan studi masih tersendat di instansi terkait,” tutur Magay didampingi teman-temannya. (Mawel Benny)

Sumber :  www.tabloidjubi.com