Foto: AMP dukung Simposium di Port Vila, Vanuatu dan rayakan HUT ke-53 West Papua | Dok. AMP |
Buletin TPN, Internasional -- Masyarakat Papua yang tergabung di Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) bersama rayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-53 dan mendukung kegiatan Simposium di Port Vila, Vanuatu. Kegiatan berlangsung di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta dalam bentuk “Aksi Demonstrasi Damai dan Pesta Tarian Adat.”
Massa mengenakan atribut Identitas Papua, seperti; Baju warna dasar Putih, bergambar Bendera “Bintang Kejora” bertuliskan Free West Papua, Lambang Negara Papua Barat “Mambruk” bertuliskan Hak Menentukan Nasib Sendiri, Solusi Demokratis Bagi Rakyat Papua, dan semboyan “One People, One Soul.” Dan pengikat kepala bergambar “Bintang Kejora.”
Kronologis
Pukul 08:30 Waktu Jakarta (WJ), massa sudah berada di titik kumpul, Bundaran HI, Jakarta. Di waktu yang sama, Tim negosiator dari AMP melakukan negosiasi kepada pihak Kepolisian Metro Jaya.
Pukul 08:40 WJ, massa menyanyikan pembukaan kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun ke-53 Papua Barat, 1 Desember 1961 – 2014.
Rakyat Papua Barat sebagai Massa aksi Demonstrasi Damai, merayaan HUT ke-53 Papua Barat berjumlah 800 jiwa lebih. Massa yang tergabung dan solid dalam satu barisan, satu tali komando adalah satu semangat. Yaitu: Pembebasan Nasinal Papua Barat.
Pukul 09:10 WJ, negosiasi masih berlangsung.
Negosiasi bersama pihak kepolisian, Akp. Kapolsek Menteng Metro Jaya, Gunawan pada tahap pertama, Negosiator AMP, Zet Tabuni dan Advokator AMP, Emanuel Gobai SH., Pengacara di Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta berujung pada dua pilihan. Pilihan itu dikarenakan, AMP berpenampilan dengan mengenakan atribut Bintang Kejora.
Pilihan tersebut, ada dua. Yaitu:
1. Mengenakan atribut Bintang Kejora dan melakukan aksi di titik nol, Bundaran HI. Dan tidak melakukan Long March ke Istana Negara Indonesia.
2. Lepas atribut Bintang Kejora dan bisa melakukan aksi Long March ke Istana Negara Indonesia.
AMP duduk bersama dan memutuskan untuk memilih bahwa AMP tetap Long March dengan mengenakan atribut Bintang Kejora.
Pukul 09:40 WJ, mobil Komando ditahan oleh tim kepolisian dengan melakukan tendangan ke arah Pintu Sopir, tekanan mental pada sopir, melepaskan dua pengeras suara, merampas Bendera Organisasi AMP, menarik massa AMP, melepaskan pukulan sekitar dua kali kepada Kordinator Lapangan (Korlap, Sonny Dogopia), dan mengempeskan Ban depan bagian kanan Mobil Komando.
Pukul 10:20 WJ, setelah aksi yang dilakukan oleh pihak kepolisian, Korlap mengambil alih dan menyuruh massa aksi tenang dan duduk.
Pukul 10:30 WJ, Masing-masing Kordinator AMP berkumpul untuk memutuskan langkah terbaik.
Pukul 10:40 WJ, AMP tetap akan Long March. Selang waktu tiga menit, Heni Lani berorasi Politik.
Pukul 10:50 WJ – 11:10 WJ, massa aksi diberi kesempatan untuk melakukan Orasi Politik.
Pukul 11:15 WJ, negosiator dan advokator AMP melakukan negosiasi terhadap pihak kepolisian.
AMP menerima pilihan yang ditawarkan oleh kepolisian. Yaitu: Lepas atribut Bintang Kejora dan bisa melakukan aksi Long March ke Istana Negara Indonesia. AMP siap Long March.
Biro Operasi Polda Metro Jaya, Daniel, ternyata tetap tidak mengizinkan AMP untuk Long March. Padahal, pilihan itu berasal dari Pihak Kepolisian sendiri.
Pukul 11:25 WJ, Negosiator, Zet Tabuni dan Advokator, Emanuel Gobai SH., mengembalikan pilihan kepada Korlap AMP.
Korlap dan Koordinator Umum, Jefry Wenda ambil alih dan menyeruhkan kepada massa AMP untuk membuka atribut Bintang Kejora dan melakukan Long March ke Istana Negara Indonesia.
Pukul 11:40 WJ, AMP dihadang kekuatan Kepolisian yang berjumlah lebih dari massa aksi. AMP menobrak pemblokadean yang dilakukan Tim Kepolisian.
Peralatan Kepolisian:
Dua mobil komando siap tembak di bagian depan dan belakang. Tiga truk Sabara, dua Bus Polisi, dua truk gas air mata, dan besi kecil.
Peralatan AMP:
Spanduk, Poster, Tali Komando, Satu Mobil Komando jenis Pickup, Disel Generator, Pengeras suara dua toa, satu bendera Organisasi AMP, dan satu motor konsumsi jenis Mio.
Selang waktu 30 menit, kepolisian Indonesia membentrokan massa dengan pemblokadean mereka.
Akibat dari sebab yang dipicu oleh Kepolisian Indonesia, Yaitu: Bendera Organisasi AMP masih dibawa Polisi, Ban mobil depan bagian kiri dikempeskan Polisi, beberapa massa aksi luka, dan hal-hal teknis lainnya yang dialami massa aksi.
Pukul 12:10 WJ, Heni Lani mengambil alih komando dan menarik massa untuk menyatakan sikap Politik AMP.
Korlap kembali menyeruhkan untuk memakai atribut Bintang Kejora dan nyatakan sikap tegas Politik.
Pukul 12:30 WJ, Koordinator Umum, Jefry Wenda membacakan pernyataan sikap Politik AMP.
Massa Aksi Demo Damai peringati Hari Ulang Tahun Negara Papua Barat yang tergabung dalam AMP melakukan pesta Yospan, Besek, Waita, Tumbuk Tanah.
Masyarakat Papua Barat melakukan tarian adat Papua Barat dari tujuh wilayah adat, kelanjutan dari aksi demo damai.
Pukul 13:10 WJ, Massa aksi meninggalkan Bundaran HI, Jakarta. Dan kembali ke tempat masing-masing melakukan Ibadah di tempat masing-masing.
Foto-foto Perempuan Papua, [ KLIK ]. Dan Foto-foto saat kegiatan, [ KLIK ].
Salam Pembebasan!
Salam Revolusi!
#Laporan Kronologis oleh Biro Politik KP AMP, Sonny Dogopia
Komite Pusat Aliansi Mahasiswa Papua (KP AMP)
Jefry Wenda | Benny Wetipo
Ketua Umum | Sekertaris Umum
Sumber : www.taringpapuanews.com