“Oleh: Jackson
Ikomouw*)
"Ajarilah kami, Sejarah Bangsa-KU! |
Bandung - Pada, 21 November 2014, saya
mendatangi sebuah tempat ngopi, dekat kampus Universitas Pasundan. Kendaran
terlihat ramai di jalan raya Lengkong Besar. Ketika, memenjamkan pandang-Ku;
terlihat sekolompok mahasiswa Papua sedang berbincang sambil menikmati Copi di
sore itu. Pas mendekatinya, Alex, Jems, dan Jony lagi duduk asik sekali.
Namun, mereka menyapa
diri-Ku, kemudian saya duduk disebuah
kursi. Saat itu, Johy memesan kopi moca. Tak, lama kemudian hujan mengguyur
deras. Kami tertedu di pondok warkop, sambil berbincang mengenai masalah di
tanah Papua.
Alex mulai angkat bicara,
“Kaka, kenapa meteri Sejarah Papua tidak di paparkan saat Malam Keakraban
kemarin ?, “Ade, mukin waktu tra pas. Kaka juga blum tahu’ jadi wene. Diskusi sangat asik sekali, tak ada perbincangan
lain, hanya fokus pada “Generasi Papua perlu Belajar Sejarah Papua”. Saya
sangat sedih melihat adik-adik saya begitu asik untuk berbicang mengenai masalah
Papua.
Saya mulai bertanya,
“Wenamaa, bagimana perbandingan Papua dengan Bandung ? “Nauwai, di Bandung ada
bahasa sunda dalam Kurikulim Pendidikan, tapi kenapa untuk di Papua tra seperti
di Bandung. “Adik, mengenai hal tersebut, tergantung dari kepala daerah
(Gubernur atau Bupati) di Provinsi Papua, “Jawab-Ku.
Hujan masih terus mengguyur.
Tubuhku pun terasa dingin. Diskusi informal tentang Papua masih terus lanjut. Jems
bilang, “Untuk kedepan, dalam kegiatan mahasiswa perlu ada materi Sejarah Papua
agar kami dapat mengetahui Papua itu seperti bagimana. Masa kitong orang Papua
kok, tra tahu sejarah Papua, aneh kan, Abang ! Lanjutnya,” Seperti pada saat
Makrab kemarin itu, harus ada sejarah Papua supaya kita bisa tahu sejarah
Papua. Kax.
Ganteng-ganteng sangat benar
sekali. Untuk kedepan kalian-ganteng akan menjadi senioritas di Bandung, namun
perlu ada sejarah Papua dalam kegiatan-kegiatan mahasiwa Papua, agar ade2
kalian yang datang kulia di Bandung mengetahui Papua itu seperti apa ? Hal tersebut
sangat urgen bagi generasi bangsa Papua yang sedang domisili di tanah kolonial.
“Jujur, saya juga pada awal
datang kulia di Bandung, belum tahu akan sejarah Papua. Namun, bisa tahu
tentang sejarah Papua ketika di jelaskan dalam malam keakaraban Ikatan
Mahasiswa Paniai dan Nabire, di Lemabang. Pas, waktu itu di jelaskan oleh Kaka
Heni. Kemudian, usai makrab. Saya pulang
ke kosan saya. Mulai buka di youtube untuk buka video tentang sejarah Papua.
Namun, hasil telusuri terpampang sebuah video Sejarah Papua yang dibikin Dewan
Presidum Papua (PDP). Duarsa video, sekitar empat puluh menit. Video itu bikin
saya sadar bawah, kitong orang Papua itu sedang di jajah oleh Kolonial dan di
bunuh.
Selain itu, saya sadar
bawah; Papua banyak Sumber Daya Alam tetapi kitong sebagai orang Papua masih di
jajah kaum kapitalisme dan imperialisme, serta kitong orang masih kurang sumber
daya Manusia untuk mengelolah sumber daya alam kitong sendiri.
Video itu, benar-benar
menyadarkan saya untuk mengenal dan melihat Papua dengan sesunggunya. Kemudian,
membangkitkan rasa cinta kepada sesama manusia. Oleh karena itu, adik-adik
perlu banyak menontong video tentang Papua, juga perlu agendakan sejarah Papua
dalam seminar-seminar yang di bikin oleh organisasi mahasiswa kedepan.
Untuk dapat melihat dan
mengetahui akan masalah di tanah air kitorang. Adik-adik mungkin Cuma begitu
bisa saya jelaskan. Akhir kata, tetap semangat untuk belajar, jangan perna
minder, hanya karena masalah sepelah. “Saya mau lihat, alunmi Bandung harus buktikan
untuk berikan kontribusi untuk Papua sesuai dengan bidang study yang
ditekuninya.
Selanjutnya, Jika adik-adik
mau belajar tentang sejarah, perlu baca buku
tentang Papua, sepertinya: Buku Alm. Agus Alua, yang berjdudul : Papua
dari Pangkuan ke Pangkuan, dan pula beberapa Buku yang ditulis Pdt. Socrates
Sofyan Yoman.
Usai, menjelaskan beberapa
esensi untuk langka-langka untuk belajar tentang sejarah Papua. Dua Jam kami
habiskan waktu. Hujan mulai henti, kami pulang ke masing-masing kontrakan atau
Asrama. (JUJUR DARI CERITA DIATAS INI, SAYA MENANGIS, KETIKA DI TANYA ADE-ADE
SAYA DI BANDUNG)
Generasi Bangsa, Jangan Lupa Belajar Sejarah Papua
!
Dalam Kulikulum pendidikan
di Provinsi Papua, tidak ada mata pelajaran tentang sejarah Papua, yang ada
hanya sejarah Indonesia (Fokusnya di Pulau Jawa). Jika di simak tentang Sejarah
Papua, sejarah Papua memang unik dari beberapa sejarah wilayah lain di Dunia.
Sejak awal kontak luar
terhadap Papua hingga pencablokan dalam indonesia. Sejarah, panjang itu penuh
dengan kekerasan. Hal tersebut terjadi karena “Papua Memiliki Sumber Daya Alam”
maka Papua menjadi rebutan pihak-pihak asing. Ibarat tanah Papua, “Bagaikan
Cewe Cantik yang di Rebut para cowo cakap”.
Namun. Di sarankan kepada
generasi bangsa bawah: “Jangan Pernah Lupa Sejarah Papua ! Jika sudah belajar
sejarah, “Jangan Lupa, generasi Papua memberikan kontribusi untuk Papua. Demi
revitalisasi kembali, eksitensi orang Papua yang dihancurkan oleh kaun imigran.
Bangun diskusi tentang
sejara Papua, melalu diskusi Informal dan formal. Pada dasarnya, banyak baca
buku-buka tentang Papua. Mendekatkan diri pada seminar-seminar tentang Papua.
Banyak bertanya kepada abang-abang dan Kaka-Kaka senioritas yang sudah tahu
sejarah Papua.
Dalam proses ini, sangat
penting menyaksikan sejarah Papua melalui visual (Foto, Video, dll). Tentu
setiap anak bangsa Papua masih belum tahu akan masalah dan sejarah Papua.
Kita sebagai anak Papua
perlu menyadari bawah, sejarah sangat penting dalam proses perkuliahan
ini. Ketika kita ditanya teman-teman
kulia di kampus, bisa kami jelaskan.
Jika
kita bicara tentang
sejarah tentu ada perbedaan persepsi. Ada sejarah Papua versi Indonesia
juga sejarah persi orang Papua. Namun, yang kita perlu belajar sejarah
adalah versi orang
Papua. Sebab, sejumlah masalah di Papua di rasakan oleh orang Papua
bukan orang pendatang.
Saran
Pertama; Organisasi mahasiswa asal Papua di Jawa dan Bali,
jangan menuntup ruang untuk memaparkan materi tentang “Sejarah Papua” dalam
kegiatan-kegiatan. Kegiatan yang maksudkan adalah, Malam Keakraban (Makrab),
Musyawara Besar (Mubes), di Paguyuban juga di organisasi mahasiswa Papua.
Kedua; Jangan muda
percaya, jika pihak-pihak non-Papua menjelaskan Sejarah Papua, tanpa
esensi yang jelas. Sebab, upaya mereka adalah untuk bungkam sejarah Papua yang
sesunggunya.
Ketiga: Hargai sejarah
Papua. Sebab, Sejarah adalah identitas orang asli Papua Papua.
Keempat; Mejelis Rakyat Papua (MRP) dan Dewan Adat Papua
(DAP) perlu dorong sejarah Papua menjadi kurikulum Pendidikan di setiap Sekolah
Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Dasar (SD) di
seluruh Kota/Kabupaten di tanah Papua.
*Penulis adalah
Mahasiswa Papua, Kulia di Bandung