Abepura, Jubi – Siswa Sekolah Dasar (SD) Batu Putih Jalan Baru, Kampung Puai baru, distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura berharap para guru bisa rajin datang dan mengajar di sekolah.
Darius Kliff Tokoro, siswa kelas lima , berharap agar para guru rajin datang dan mengajar di sekolah , Senin (27/10). “Saya mau guru-guru rajin mengajar di sekolah agar kita semua pintar dalam belajar seperti teman-teman di kota,”kata Tokoro.
Siswa kelahiran 19 November 11 tahun lalu itu bersama siswa lainnya berharap agar para guru sering datang dan mengajar di sekolah setiap harinya . Ada guru yang bisa datang setiap hari dan ada yang datang pada hari tertentu saja.
“Ah ada yang masuk setiap hari ada juga yang tidak ,”katanya.
Siswa-siswa ini bahkan tahu siapa saja guru yang rajin mengajar dan siapa yang tidak rajin. “Ibu Dimara, guru yang paling rajin,” ungkap Tokoro bersama siswa lainnya.
Ibu separuh baya itu digelari guru yang rajin datang mengajar walaupun tinggal di Dok V, Kota Jayapura.
Harapan yang sama juga datang dari siswa kelas enam. Mereka sangat mengharapkan para guru datang dan memberikan persiapan ilmu untuk kelanjutan pendidikan maupun ujian. “Kita berharap agar para guru rajin tapi kalau gurunya ada yang tidak rajin, kita tidak tahu,”kata Kevin Inwar.
Guru Orpan Dimara membenarkan selama ini guru-guru kesulitan dalam mengajar setiap hari lantaran lokasi rumah dengan sekolah sangat jauh. “Semua guru-guru tinggal di luar .Guru yang tinggal di wilayah lain karena tidak ada perumahan guru di sekolah,” kata Dimara.
Selain jarak, menurut Dimara, tidak ada transportasi umum yang menuju ke sekolah. Motor ojek satu-satunya sarana transportasi ke wilayah yang berada hanya satu kilo meter dari Kelurahan Heram, Kota Jayapura ini. Ongkos ojek pun sangat mahal , dari pangkalan utama di jalan raya Abe – Sentani bisa menghabiskan Rp 20 ribu.
Uang itu belum terhitung dengan ongkos angkutan umum dari pangkalan ojek ke rumah. Misalnya ibu Dimara yang tinggal di Dok V Jayapura harus tiga hingga empat kali ganti transportasi umum. Oleh karena itu guru yang bertugas disini hitung-hitungan dalam mengunakan gajinya setiap bulan.
“Tunggu ongkos. Kalau ada ongkos, datang. Kalau tidak ada ya…”ujarnya.
Guru yang datang pun tidak bisa mengajar lama. Mereka bisa meninggalkan kelas secara mendadak kalau ingin ke kamar kecil . “Tidak ada kamar kecil, kalau ada yang sakit perut, kita tidak bisa tahan. Saya bilang pulang saja,”ungkap kepala sekolah, Yakob Olua S. Pd. (Jubi/Mawel)
Sumber : www.tabloidjubi.com/