Pages

Pages

Jumat, 17 Oktober 2014

Sekolah Budaya, Agar Generasi Muda Tak Lupa Identitasnya

Ilustrasi Budaya Papua - Jubi/Islami
Ilustrasi Budaya Papua – Jubi/Islami
Jayapura, Jubi – Rencana dibukanya sekolah budaya di Kabupaten Biak Numfor, Papua direspon positif Komisi E DPR Papua yang membidangi pendidikan. Mereka menilai, dengan adanya sekolah budaya, maka akan selalu mengingatkan generasi muda Papua akan identitasnya.
Anggota Komisi E DPR Papua, Jack Kamasan Komboy mengatakan, setiap suku bangsa punya identitas budaya yang berbeda. Untuk itu, generasi muda Papua harus jangan sampai melupakan identitas mereka.
“Saya pikir itu sangat baik. Budaya adalah identitas jati diri suku bangsa. Sekarang ini, banyak generasi muda Papua yang mulai tak begitu memahami budayanya. Jadi dengan adanya sekolah budaya itu, bisa selalu meningatkan generasi muda Papua akan jadi diri mereka,” kata Komboy kepada Jubi, Jumat (17/10).
Hanya saja menurutnya, pembentuk sekolah budaya tak perlu pada 29 kabupaten dan kota yang ada di Papua. Cukup di titik-titik tertentu saja. Misalnya, untuk wilayah Biak dan sekitarnya, Merauke dan sekitarnya, Nabire dan sekitarnya, wilayah pegunungan tengah Papua di Jayawijaya, Kota Jayapura dan sekitarnya, serta Kabupaten Jayapura dan sekitarnya. “Kalau saya rasa, tak perlu di semua kabupaten. Cukup di titik tertentu saja, karena ini juga berkaitan dengan anggaran,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah Kabupaten Biak Numfor, Papua menyatakan, mengalokasikan anggaran Otonomi Khusus (Otsus) Papua senilai Rp 700 juta untuk membangun empat ruang kelas sekolah budaya di Kampung Opiaref, Distrik Oridek.
Pejabat Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif, Yubelius Usior mengatakan, penyiapan ruang kelas sedang dalam proses pelelangan oleh unit layanan pengadaan barang dan jasa. “Lama pekerjaan penyelesaian ruang kelas sekolah budaya Kampung Opiaref diperkirakan memakan waktu sekitar 60 hari,” katanya. (Arjuna Pademme)