Aksi Gempar saat menolak draf Otsus Plus di Gapura Uncen atas (Foto: Agus Pabika/Suara Papua) |
“Dengan mengabaikan tuntutan rakyat di tanah Papua, Lukas Enembe dan
Kroni-kroninya tetap tancap gas untuk meloloskan draf RUU Otsus Plus,
kami dengan tegas menolaknya," ujar Samuel Wamsiwor, mahasiswa Fisip
Uncen, dalam orasinya.
Menurut Samuel, dalam tahapan pembahasaan, telas jelas-jelas
mendapatkan penolakan keras dari rakyat Papua, bahkan lembaga kultural
masyarakat asli Papua, Majelis Rakyat Papua (MRP) sendiri dalam evaluasi
Otsus versi Orang Asli Papua (OAP) pada 24-27 juli 2013 telah
menolaknya.
“Mereka menyatakan penolakannya dengan merekomendasikan dua hal
pertama, membuka ruang untuk dialog antara rakyat Papua dengan
pemerintah pusat yang di mediasi oleh pihak ke tiga netral dan di
laksanakan di tempat yang netral pula."
"Kedua, undang-undang nomor 21 Tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi
Provinsi Papua tidak boleh diamandemen sebelum melakukan Dialog
Jakarta-Papua sebagaimana disebutkan pada point (1) rekomendari, itu
yang menjadi tuntutan rakyat Papua,” ujar Samuel
Lanjut Samuel, hasil rekomendasi telah telah jelas-jelas diabaikan
oleh Lukas Enembe dan kroni-kroninya dan yang lebih aneh lagi,
segilintir anggota MRP, termasuk ketuanya Timotius Murib, balik
mendukung dengan membuat pernyataan di media massa yang jelas-jelas
berlawanan dengan tuntutan rakyat Papua saat evaluasi Otsus.
Sementara itu, Daniel Kosamah, Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Komunikasi (Stikom ) Muhammadiyah Jayapura, dalam orasinya mengatakan,
semua birokrat tenggah menunjukan sikap dukungan terhadap RUU Otsus Plus
dan lupa terhadap tunrtutan masyarakat Papua yang paling subtansial
yakni Menolak RUU Otsus Plus.
“Kami ingin sampaikan kepada pemerintah untuk tidak melanjutkan
proses penyusunan dan pengesahannya RUU ini, dan harus melihat gejolak
politik yang terjadi di atas tanah Papua. Dan juga tidak mengunakan
tindakan radikal serta menjual diri dengan kata “Papua Merdeka” dalam
memuluskan niat jahat dan ambisi busuknya.”
“Pernyataan Gubernur pada aksi mahasiswa (04/11/13) lalu, yang
mewengatakan bahwa ia adalah Gubernur NKRI, tapi yang aneh dan memalukan
kenapa terus menerus mengancam Jakarta dengan kata Papua Mereka" tanya
Kosamah.
Pantauan suarapapua.com,
di tempat aksi mimbar bebas, mahasiswa dari berbagai perguruan Tinggi
se-kota Jayapura hadir untuk menyampaikan orasinya, mulai dari Kampus
Umel Mandiri, Stikom Jayapura, Universitas Cenderawasih, dan beberapa
kampus lainnya.
Gempar juga mengajak kepada mahasiswa, Dosen ,Aktivis LSM, perempuan,
tokoh Gereja, tokoh adat, pegawai Negri, Wartawan, Guru, pelajar,
nelayan, petani dan seluruh rakyat Papua dan Papua Barat untuk sama-sama
nyatakan sikap tolak RUU Otsus Plus versi Lukas Enembe dan
Kroni-kroninya.
AGUS PABIKA
Sumber : www.suarapuapua.com