PM Vanuatu John Natuman memberikan penghormatan terakhir (dok/FWPC) |
Jayapura,12/9(Jubi)—Tokoh Papua Merdeka Dr. John Otto Andawame
(61) yang mengembuskan nafas terakhir pada 4 September lalu, telah
dimakamkan Kamis (11/9), di Port Vila, Vanuatu, Pacific Selatan.
Pemakaman sang tokoh dihadiri Perdana Menteri Vanuatu John Natuman,
Mantan Perdana Menteri dan sekarang tokoh oposisi di Perlemen Vanuatu
Moana Carcasses Kalosil, dan rakyat Vanuatu.
Perdana menteri Vanuatu memberikan penghormatan terakhir dan
menyamapaikan pesan penting untuk kelanjutan perjuangan orang Papua
dalam hak menentukan nasib sendiri.
“Selamat jalan Dr. John Otto Ondawame…melanjutkan perjuangan dan
meraih kemenagan yang pasti,”tutur John Natuman dalam prosesi pemakaman.
Peti mati John Odawame dibalut dengan dua bendera kebangasaan.
Bendera Kanaki (New Caledonia) dan Bendera West Papua, Bintang Fajar.
(lihat foto: http://galery.imagicity.com/imageview.html?category=john)
John Odawame meninggal di rumah sakit umum Port Vila, ibu Kota Negara Vanuatu, akibat serangan jantung.
Ondawame minggalkan seorang isteri asal Fiji dan seorang anak
laki-laki bernama Jacob. Ondawame lahir di Mimika 30 November 1953. 30
November nanti genap 61 tahun.
Berita duka ini membuat orang Papua merasakan kehilangan tokoh
penting dalam diplomasi Papua Merdeka di wilayah Regional Pacific
Selatan.
“Saya merasa kehilangan dan salut dengan semangatnya yang melihat
perjuangan Papua merdeka sebagai harga mati,”tulis Octovianus Motte,
diplomat Papua dan mantan wartawan Kompas yang berdomisi di Amerika
Serikat di akun facebook Octovianus Motte.
Kaum muda Papua pun merasakan kehilangan tetapi kepergian Ondowame
menaburkan semangat perjuangan. “Kami akan meneruskan perjuangan ini
hingga titik darah penghabisan,”tulis Ones Nesta Suhuniap, Sekretarus
Umum, Komite National Papua Barat (KNPB) dalam akun facebook-nya
Dengan rasa duka yang mendalam, KNPB menyeruhkan masa kabung, duka
nasional selama tiga hari. Seruan itu kepada rakyat West Papua dan
kepada seluruh KNPB wilayah dari Sorong hingga Merauke.
Ketika rakyat West Papua mengelar duka nasional, di wilayah Mimika,
tempat kelahiran Ondawame, pihak kepolisian, Polsek Meru, mengangu
ibadah duka. Polisi melepaskan spanduk dengan alasan mengangu keamanan.
“Kedatangan polisi sangat mengagu,”tutur Ones Suhuniap, sekretaris umum KNPB, kepada media ini satu minggu lalu.
Penilain tidak Polsek Meru itu sangat intoleran terhadao orang yang
beribadah, datang dari Victor Yeimo, Ketua umum KNPB. “Mereka tidak
memiliki etika. Tidak menghormati ibdah duka”tegasnya.
Pesan duka tidak hanya datang dari kalangan orang Papua. Moses
Havini, pemimpin Gerakan Pembebasan Bougainville dari Negara Papua New
Guinea (PNG) dan sahabat-sahabatnya di Australia pun menyampaikan rasa
belasungkawanya.
“Atas nama Keluarga Havini, Pimpinanan dan Rakyat Bougainville, kami
sangat terkejut dan sedih atas kepergian saudara kita tercinta, almarhum
DR John Otto Ondawame.
“Dia pejuang berani untuk perjuangan masyarakatnya di tanah Papua,
Pasifik dan di berbagai forum hak asasi manusia internasional,” ungkap
Havini dalam pesan duka yang diterima jubi, Kamis (11/9) . (Jubi/Mawel)
Sumber : www.tabloidjubi.com