Bangunan Gereja Katolik di Kampung Sabon, Distrik Waan yang tidak layak. (Jubi/Frans L Kobun) |
Merauke, Jubi – Bangunan Gereja Katolik St. Petrus Sabon, Distrik
Waan, Kabupaten Merauke, sangatlah memprihatinkan. Betapa tidak,
bangunan yang berarsitek dinding dan beratap dari pohon enau itu, telah
mengalami kerusakan berat. Pada bagian samping dari bangunan gereja,
sudah bolong. Namun tiap hari Minggu, umat tetap datang dan melaksanakan
ibadah sebagaimana biasa.
Pastor Paroki Batu Merah, Romo Silvester Tokio, Pr mengatakan,
seperti inilah kondisi bangunan Gereja Katolik di daerah pedalaman
Kimaam. “Saya kira rekan-rekan wartawan sudah melihat secara langsung
kondisi bangunan gereja yang sebenarnya. Memang untuk mengharapkan derma
yang disubangkan masyarakat setempat, sangatlah sulit. Sebab sumber
pendapatan yang didapatkan pun sangat terbatas,” katanya kepada tabloidjubi.com, Sabtu (20/9).
Menurut Romo Sil, Kampung Sabon letaknya sangat sangat jauh, termasuk akses transportasi masuk. Ketika spead boat masuk ke kampung, harus menunggu hingga air pasang terlebih dahulu.
Lebih lanjut Romo Sil menjelaskan, beberapa kali dirinya selalu
berbicara jika bangunan kandang ayam jauh lebih baik dari pada bangunan
gereja. “Ya, dengan statemen yang saya sampaikan itu, maka Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Merauke dibawah kepemimpinan Romanus Mbaraka-Sunarjo
memberikan perhatian sangat besar,” tuturnya.
Menurut Romo Sil, pada tahun 2011 silam, pemerintah mengalokasikan
anggaran untuk setiap kampung sebesar Rp 200 juta guna pembangunan
gereja-gereja termasuk di Kampung Sabon. Dana tersebut, katanya, telah
digunakan untuk membeli jendela serta rangka bangunan yang sudah
diselesaikan di Kota Merauke. Semestinya, sudah harus dihantar sejak
beberapa bulan lalu, namun terkendala biaya transportasi yang sangat
besar.
“Terus terang saya harus jujur mengatakan bahwa gereja bergantung
seratus persen kepada Pemerintah Kabupaten Merauke. Oleh karena
kekurangan biaya transportasi itu, maka pemerintah setempat membantu
dana lagi sebesar Rp 500 juta. Uang dimaksud, nantinya akan dimanfaatkan
untuk mengangkut rangka bangunan beberapa gereja di wilayah Selatan
yang sudah dipersiapkan di kota,” tandasnya.
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka mengakui jika dirinya mendapatkan
laporan dari Romo Silvester Tokio kalau dana senilai Rp 200 juta telah
dimanfaatkan untuk menyetel rangka bangunan. Hanya saja, masih kesulitan
untuk mengangkut. “Ya, saya tambah dana Rp 500 juta agar dapat
digunakan mengangkut bahan kerangka bangunan gereja,” tuturnya. (Frans L Kobun)
Sumber : www.tabloidjubi.com