Orang Papua dibalik jeruji (Foto: Ist) |
PAPUAN, Jayapura --- Situs Papuans Behind Bars melaporkan, jumlah
tahanan politik Papua bulan pada Juli 2014 semakin menurun, karena
berlangsung pembebasan 17 tahanan politik dalam tiga kasus terpisah,
yakni, kasus Konggres Papua Tiga, penangkapan tanggal 26 November, dan
kasus warga sipil di Nabire yang dituduh OPM.
"16 dari 17 penangkapan ini adalah karena penyelesaian hukuman
penjara. Sementara itu, setidaknya terdapat 70 penangkapan bernuansa
politik pada bulan ini, jumlah yang tercatat tertinggi pada tahun ini,”
tulis Papuans Behind Bars.
Disampaikan, penangkapan secara sewenang ini termasuk penangkapan
massal atas 25 orang di Timika di sebuah demonstrasi damai, termasuknya
setidaknya lima perempuan dan empat anak berumur satu setengah dan dua
tahun.
“Kebanyakan orang ditangkap bulan ini menghadapi penganiayaan pada
saat penangkapan atau dalam penahanan. Bilim Wenda, seorang dari 25
pendemo di Timika itu mengalami penyiksaan dan perlakuan kejam dan
merendahkan dalam penahanan.”
“Banyak dari penangkapan bulan ini terkait dengan Pemilihan Presiden pada tanggal 9 Juli 2014 yang belakangan ini. Setidaknya ada 36 orang penangkapan bernuansa politik berkaitan dengan seruan aksi damai aktivis Papua atas boikot pemilihan, mengikut demonstrasi damai dan penyebaran pamflet,” tulis situs Papuans Behind Bars.
“Banyak dari penangkapan bulan ini terkait dengan Pemilihan Presiden pada tanggal 9 Juli 2014 yang belakangan ini. Setidaknya ada 36 orang penangkapan bernuansa politik berkaitan dengan seruan aksi damai aktivis Papua atas boikot pemilihan, mengikut demonstrasi damai dan penyebaran pamflet,” tulis situs Papuans Behind Bars.
Ditulis, kebebasan untuk tidak mengambil bagian dalam proses
demokrasi, atau untuk mengkampanyekan untuk boikot adalah elemen yang
tidak bisa terbantahkan dalam kebebasan demokrasi.
“Kriminalisasi aksi-aksi seperti ini di Papua juga telah
didokumentasikan oleh Orang Papua di balik Jeruji berkaitan dengan
pemilu pada tahun 2004 and 2009.”
“Penangkapan dan pembebasan selanjutnya atas enam orang berkaitan dengan perbedaan pendapat internal di antara mahasiswa dan pihak berwenang di Universitas Cenderawasih (UNCEN) merupakan perkembangan terbaru dalam situasi paling memburuk yang bermula pada pertengahan tahun 2012.”
“Penangkapan dan pembebasan selanjutnya atas enam orang berkaitan dengan perbedaan pendapat internal di antara mahasiswa dan pihak berwenang di Universitas Cenderawasih (UNCEN) merupakan perkembangan terbaru dalam situasi paling memburuk yang bermula pada pertengahan tahun 2012.”
“Terdapatnya langkah yang lebih melibatkan kepolisian atau aparat keamanan yang lain dalam menanggapi pengorganisasian mahasiswa dan demonstrasi yang berkaitan dengan hak asasi manusia, dan kebebasan demokratis dan isu-isu internal kampus.”
“Ini telah disertai dengan penurunan peran universitas dalam
melindungi secara efektif hak-hak mahasiswa untuk kebebasan berekspresi
dan berkumpul,” tulis situs yang mendata para tahanan politik di Papua
secara lengkap.
Disampaikan, sebuah peristiwa di pasar Youtefa di Jayapura pada 2 Juli yang disebabkan oleh pembunuhan seorang anggota polisi yang menuntut suap mengakibatkan kematian, tiga orang dibunuh oleh aparat keamanan dan beberapa penangkapan.
Disampaikan, sebuah peristiwa di pasar Youtefa di Jayapura pada 2 Juli yang disebabkan oleh pembunuhan seorang anggota polisi yang menuntut suap mengakibatkan kematian, tiga orang dibunuh oleh aparat keamanan dan beberapa penangkapan.
“Laporan keterlibatan pendatang non-Papua dalam penangkapan
sewenang-wenang, penyiksaan umum dan pemukulan terhadap orang asli
pengunungan – atas undangan polisi – adalah perkembangan yang
mengkhawatirkan.”
“Peristiwa ini, melibatkan penggunaan kekuatan yang berlebihan dan
pembunuhan di luar hukum sebagai hukuman kolektif kepada orang asli
Papua merupakan dakwaan serius atas tingkah laku yang dilakukan oleh
polisi di Papua.”
“Ia juga mendemonstrasikan bahwa di tingkat lokal, iklim impunitas
yang menerus di Indonesia lebih diperpanjang oleh aparat keamanan
terhadap kelompok lain yang mereka lihat sebagai sekutu,” tulis situs
yang dikelolah oleh masyarakat sipil di Papua ini.
Untuk membaca laporan lengkap Papuans Behind Bars, silakan kunjungi situs mereka "Juli 2014: Penangkapan semasa pemilu menandakan kurangnya hak demokrasi di Papua"
Sumber : www.suarapapua.com