Pemilihan Presiden 2014 di Papua Barat adalah tantangan bagi rakyat
Papua Barat, apakah orang papua mengijinkan NKRI tetap menduduki wilayah
Papua Barat atau menolak keberadaan dan kekuasaan NKRI di di Papua
Barat..?
Pemilihan prsiden NKRI di Papua satu paket politik bagi rakyat Papua untuk meberikan sikap politik atas kekuasaan NKRI di Papua. Kerena
semua paket politik NKRI di Papua Barat hanya propaganda murahan untuk kepentingan kampanye diplomasi di luar negeri. paket politik NKRI seperti Otonomi Khusus UP4B dan Otonomi Plus dipaksakan berjalan di Papua Barat.
semua kebijakan ditolak pemerintah pusat selalu ada penolakan oleh rakyat Papua dengan terang-terangan baik melalui demontrasi melalui diskusi bablik dan jugan stekmen-stekmen penolakan melalui media masa terus menerus dilakukan oleh rakyat Papua.
Tetapi pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus memaksakan kehendak untuk terus menjalankan semua kebijakan dan paket politik NKRI di papua hanya untuk menutupi tuntutan rakyat Papua Barat yang terus menerus menuntut Hak Penetuan Nasib sendiri bagi Bangsa Papua Barat.
Yang menjadi pertanyaan bagi rakyat Papua adalah semua paket politik busuk yang dipaksakan berjalan di Papua tidak pernah dirasahkan oleh rakyat Papua, walapun didalamnya banyak dana yang dianggarkan oleh pemerintah tapi uangnya tidak pernah sampai ke Papua.
Hal ini menandakan bahwa semua kebijakan itu dibuat hanya untuk kampanye di luar negeri dan merendam dukungan masyarakat internasional terhadap pejuangan rakyat Papua. dan dengan paket politik busuk yang tidak jelas itu menjakinkan dunia internasional bahwa, wilayah Papua Barat harus tetap berintegerasi dengan NKRI karena pemerintah terus membagun dan mensejahtrakan rakyat Papua.
selain itu mereka mengkampanyekan bahwa rakyat Papua tetap ingin bersama indonesia karena mereka menerima semua paket politik NKRI.
Pemilihan Presiden pada tanggal 09 Juli 2014 mendatang adalah tantangan bagi orang Papua Barat Sorong Sampai Merauke, Apakah orang Papua Barat ingin tetap Hidup dengan NKRI atau ingin bebas merdeka sendiri ?
sudah 52 tahun bersama NKRI namun tidak ada perubahan tarap hidup orang asli papua namun yang ada hanya pembunuhan perampasan memerkosaan penyiksaan marginalisasi dan diekriminalisasi rasial terus menerus terjadi di Papua.
pemilihan Presiden NKRI di Papua barat pada tanggal 09 Juli 2014 mendatang rakyat Papua Barat harus mengambil sikap yang jelas bahwa, jika rakyat Papua ingin tetap hidup NKRI berarti ikut terlibat dalam pemilihan persiden mendatang, tetapi jika orang papua tidak mau hidup dengan Indonesia berarti rakyat Papua harus menolak dan tidak ikut telibat dalam pemilihan presiden pada tanggal 09 juli 2014.
Jika orang Papua Barat ikut berpastisifasi dalam pemilihan Presiden NKRI maka secara tidak langsung memberikan legitimasi kepada pemerintah indonesia akan mengampanyekan dan akan berdiplomasi kepada negara pendukung Perjuangan Papua merdeka bahwa, rakayat Papua ingin tetap Hidup dengan NKRI karena rakyat Papua ikut berpastisifasi dalam pemilihan persiden.Karena keterlibatan rakyat Papua ikut memilih presiden berarti secara tidak langsung mengakui keberadaan NKRI di Papua Barat. Dan akan memperlema diplomasi luar negeri dan akan kehilangan kepercayaan masyarakat internasional terhadap perjuagan Papua merdeka di luar negeri.
Jika orang Papua Barat tidak mau hidup bersama NKRI berarti kita kia akan memperkuat terhadap dukungan masyarakat internasional terhadap perjuagan rakyat Papua untuk menentukan Nasib Sendiri Bagi rakyat Papua Barat.
oleh karena apa pun alasanya rakyat Papua barat harus golput 100% dalam pemilihan Presiden mendatang dan hal ini akan memberikan keyakinan dan salah satu bentuk perlawanan dan penolakan terhadap penolakan terhadap negara klonial NKRI di Papua.
Karena rakyat Papua barat akan menentukan Nasib Sendiri melalui Mekanisme demokratis yang berlaku di dunia yaitu (REFERENDUM)
Tolak pemilihan Presiden NKRi di Papua Barat dan segerah Moblisasi Umum Untuk menuntut Referendum di Papua Barat.
Penulis adalah Ones Suhuniap Sekum KNPB Pusat Jayapura West Papua