Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Boikot Pilpres 2014 di tanah Papua (Foto: melanesia.com) |
PAPUAN, Jayapura --- Ketua I Komite Nasional Papua
Barat (KNPB), Agus Kossay menegaskan, masa depan rakyat bangsa Papua
Barat tidak berada ditangan dua Calon Presiden negara kolonial republik
Indonesia, Joko Widodo maupun Prabowo Subianto, tapi ada di tangan orang
Papua sendiri.
Aksi Komite Nasional Papua Barat
Wawancara Dengan Bucthar Tabuni, Ketua Parlemen Nasional West Papua (Bagian 1)
Pelanggaran HAM Berat Oknum Polisi Harus Dibawa ke Pengadilan HAM
Polisi Bubarkan Aksi Demo Damai KNPB Secara Paksa
Gema Papua Merdeka Terus Bergema, Indonesia Tegang
“Saya mau katakan nasib bangsa Papua Barat kedepannya ada di
tangan kita sendiri. Omong kosong kalau dikatakan setelah Jokowi atau
Prabowo menjadi Presiden, nasib bangsa Papua Barat akan lebih baik, itu
pernyataan-pernyataan omong kosong,” tegas Kossay, kepada
suarapapua.com, Jumat (20/6/2014).
Menurut Kossay, yang dituntut Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat
(TPNPB) di hutan-hutan belentara Papua, aktivis-aktivis Papua merdeka
ditempat-tempat pelarian, bersama massa rakyat sejak tahun 1969 higga
kini adalah hak politik dan kedaulatan bangsa Papua Barat.
“Kami mau merdeka dan berdaulat sendiri diatas tanah leluher kami,
negeri Melanesia. Kami tidak minta makan, minum, kesejahteraan, dan
iming-iming lainnya, sementara pembantaiaan dan pembunuhan terhadap
orang Papua masih terus dilakukan oleh TNI/Polri.”
“Ini yang harus diingat oleh siapapun orang Papua, juga pemerintah
Jakarta, pimpinan-pimpinan partai politik lokal maupun nasional juga
stop membodohi rakyat Papua dengan sesuatu yang tidak pasti. Saya minta
dengan tegas hentikan aksi-aksi licik itu,” tegas Kossay.
Dikatakan, saat ini diplomasi yang dibangun diplomat Papua Merdeka di
Inggris, Tuan Benny Wenda, dan di Amerika Serikat tuan Octovianus Mote,
serta di negara-negara pasifik tuan Ottow Ondawame, dkk masih terus
berlanjut.
“Rakyat Papua perlu tahu, diplomasi kita di tingkat internasional
masih terus berjalan. Bukan berarti euforia pemilihan legislatif dan
pemilihan presiden akan menghentikan aksi-aksi mereka, sama sekalii saya
katakan itu tidak akan menghentikan perjuangana rakyat bangsa Papua
Barat,” tegas Kossay.
Di tanah Papua sendiri lanjut Kossay, KNPB, Parlemen Nasional West
Papua (PNWP), bersama organ dan faksi-faksi lainnya masih terus eksis
memperjuangkan hak-hak politik untuk bangsa Papua Barat.
“KNPB sama sekali tidak pernah mundur. Kami masih terus eksis. Mako
Tabuni boleh ditembak mati oleh Densus 88 pimpinan Tito Karnavia,
Bucthar Tabuni boleh diberikan status DPO, Victor Yeimo boleh saja di
penjarakan, tapi semangat mereka masih terus berjuang bersama kami,”
tambahnya.
Kossay juga menghimbau rakyat Papua Barat, dan anggota KNPB di
seluruh tanah Papua untuk tidak ikut memberikan pilihan dalam Pilpres
mendatang.
“Dari awal KNPB sudah bersepakat untuk boikot Pilpres. Karena itu
kami tidak akan pernah berpartisipasi dalam perpolitikan kolonial
Indonesia. Kami akan tetap boikot Pilpres selama masih ada dalam
Indonesia,” pungkasnya.
Terkait tanggapan Kapolda Papua, Tito Karnavia yang akan mempidanakan
siapapun yang mmboikot Pilpres, Kossay menuturkan himbaun seperti itu
merupakan bentuk intervensi, intimidasi, dan pembunuhan karakter tiap
individu yang merupakan masyarakat merdeka.
“Saya kasih contoh, jika Tito Karnavia tidak biasa makan wam
atau dilarang dalam hukum agamanya, tapi karena ada ancaman pidana,
atau akan dihukum masuk penjara, apakah beliau akan tetap makan, kan
jawabannya pasti tidak akan makan toh; Kalau terus dipaksa untuk makan,
berarti yang paksa itu melakukan pelanggaran HAM terhadap pak Tito.”
“Sekarang tinggal kita balik saja, rakyat Papua sama sekali tidak
ingin memberikan pilihan untuk presden RI karena merasa bukan bagian
dari negara ini, apakah ketika dipaksa atau diancam pidana lantas kita
akan memberikan pilihan atau ikut mencoblos, jawabannya tidak toh; Jadi
saya harap Kapolda tidak main paksa-paksa, dan mengerti konteks saat
ini,” jelasnya mantap.
OKTOVIANUS POGAU
OKTOVIANUS POGAU
Sumber : www.suarapapua.com