Pages

Pages

Jumat, 04 April 2014

Polisi Masih Tahan Yali Wenda dan Alvarez Kapisa

Ekspresi Mahasiswa Uncen saat Demo (Foto: ARNOLD BELAU/SP)
PAPUAN, Jayapura — Dua mahasiswa Universitas Cenderawasih, Yali Wenda (19) dan Alvarez Kapisa (26), yang ditangkap aparat Kepolisian Resort Kota (Polresta) Jayapura, kemarin, Kamis (2/4/2014) di depan Kampus Uncen, hingga kini masih ditahan di tahanan Polresta Jayapura, Papua.

Diketahui, keduanya ditangkap saat sedang memimpin puluhan mahasiswa dalam aksi demo damai dan orasi-orasi politik, terkait  dukungan kampanye atas pembebebasan 73 tahanan politik Papua yang ditahan pada berbagai penjara kolononial di seluruh tanah Papua.

Yason Ngelia, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Uncen, kepada suarapapua.com menyatakan, pihak telah melakukan komunikasi dengan aparat kepolisian untuk pembebasan kedua rekan mereka yang ditangkap.

“Aparat bersikeras untuk tidak membebaskan mereka. Padahal, langkah lain seperti barter tahanan, yakni menyerahkan kodinator aksi kemarin ke Polisi, dan membebaskan keduanya sudah kita tawarkan,” kata Ngelia, Jumat (3/4/2014) kepada media ini.

Menurut Ngelia, kedua mahasiswa, yang juga anggota GempaR ditangkap saat menyampaikan orasi-orasi politik secara damai di depan kampus Uncen, dan tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis yang  menganggu ketertiban umum.
“Aksi kemarin bentuknya damai. Aparat selalu memakai cara-cara kekerasan dalam menghalau aksi-aksi mahasiswa, termasuk seperti peristiwa kemarin yang bisa kita saksikan bersama,” tambah Ngelia.

Ngelia meminta, aparat tidak menggunakan cara-cara kekerasan dalam menghadapi aksi-aksi demonstrasi damai yang dilakukan mahasiswa, sebab ini adalah era reformasi atau era kebebasan menyampaikan pendapat dan sikap.

“Kalau dulu zaman orde lama masih bisa dimaklumi, saat tokoh dictator Suharto berkuasa, kini sudah zaman modern dan era reformasi, harusnya cara-cara penanganan demo damai juga harus berubah, dan kami sangat menyesalkan watak dan sifat aparat kepolisian di tanah Papua sampai saat ini,” ujar Ngelia yang juga ketua Umum GempaR.

Kecaman atas aksi penangkapan sewenang-wenang yang dilakukan aparat kepolisian juga datang dari Ones Suhun, Sekertaris Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

“Cara-cara menghadapi aksi demo damai mahasiswa dengan penangkapan seperti yang ditunjukan kemarin sudah sangat sering dilakukan aparat kepolisian. Ini cara-cara polisi Bombay, seperti yang tidak punya aturan,”kata Ones.

Dikatakan Ones, hingga kini puluhan aktivis KNPB telah tewas ditangan peluru aparat Indonesia karena menggelar aksi-aksi demonstrasi damai; dan puluhan lainnya sedang mendekam di berbagai terali besi di seluruh tanah Papua.

“Kami KNPB menjadi pihak yang paling dikorban dari cara-cara militeristik aparat kepolisian. Aparat penegak hukum di Negara ini, terutama Polisi sangat-sangat tidak bisa diharapkan lagi, mereka seperti preman,” kata Ones.

Terkait penahanan dua mahasiswa Uncen, wartawan media ini berusaha menghubungi Kapolresta Jayapura, AKBP Alfred Papare, namun nomor telepon seluler yang bersangkutan berada diluar jangkauan. Beberapa pesan singkat yang dikirim juga tidak dibalas.
OKTOVIANUS POGAU   

Sumber :  www.suarapapua.com