Pengurus Masjid Almunawarah Kabupaten Fakfak saat menurunkan bendera Bintang Kejora. Foto: ELSHAM Papua |
Jayapura, MAJALAH SELANGKAH -- Sabtu, 05 April 2014 lalu terjadi
pengibaran bendera Bintang Kejora dan kontak senjata di Kampung Wutung,
Distrik Muara Tami, perbatasan PNG-Indonesia.
Diberitakan majalahselangkah.com edisi Senin (07/04/13) lalu, 'Mathias Wenda sebagai Penanggung Jawab Revolusi Panglima Tertinggi Komando Revolusi Papua' mengaku aksi di perbatasan PNG-Indonesia dilakukan oleh kelompoknya.
Tiga hari kemudian, tepat pada hari pencoblosan Rabu (9/04/14) terjadi juga pengibaran bendera Bintang Kejora berbentuk mini di daerah Fakfak, Papua Barat. Hingga berita ini ditulis belum ada yang mengaku sebagai pelaku pengibar Bintang Kejora di sana.
Dalam keterangan yang diterima majalahselangkah.com dari ELSHAM Papua malam ini, Sabtu, (12/04/14), bendera Bintang Kejora yang dicetak secara amatir dengan menggunakan cat minyak, terlihat berkibar di beberapa titik tertentu.
Bendera pertama ditemukan berkibar di Taman Kanak-kanak Yayasan Pendidikan Islam (TK Yapis), jalan Sutoyo, samping Mesjid Almunawarah Kabupaten Fakfak, Papua Barat, pukul 05.00 waktu setempat.
Sebagaimana dilaporkan Pos Kontak Elsham di Fakfak kepada ELSHAM Papua, bendera Bintang Kejora lainnya juga dikibarkan pada sebuah pohon Nangka di Jalan Brawijaya. Sementara bendera lainnya juga ditemukan berkibar di Sekolah Menegah Pertama (SMP) Negeri 1 Kokas, distrik Kokas, Kabupaten Fakfak.
Dijelaskan, pengurus Masjid Almunawarah Kabupaten Fakfak, kemudian menurunkan bendera Bintang Kejora yang ditemukan berkibar di TK Yapis, lalu menyerahkannya kepada aparat kepolisian di Mapolres Fakfak. Hingga laporan ini dibuat, belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab terhadap aksi pengibaran bendera Bintang Kejora di kabupaten Fakfak.
Sementara itu, pada hari yang sama, 9 April 2014, pukul 11.30 waktu setempat, sebuah helikopter meresahkan warga yang melakukan pencoblosan di sekitar lembah Weyadide, Paniai, Enarotali.
Dikabarkan, helikopter itu melintas di atas lokasi bekas Markas Tentara Pembebasan Nasional -Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) yang telah dibakar pasukan gabungan TNI/POLRI pada 13 Desember 2011.
Dijelaskan sumber dari ELSHAM, helikopter itu tidak mendarat di Eduda, tetapi terlihat terus terbang melintasi kampung Yegemei dan Yagiyo menuju ke Enarotali melalui Distrik Bibida, hulu sungai Weya.
Masyarakat yang berada di sekitar lokasi yang dilalui oleh helikopter merasa resah. Masyarakat masih teringat dengan ucapan Kapolres Paniai pasca operasi penyerangan ke markas OPM di Eduda, yang mengintimidasi warga agar tidak memberi makan dan memberi ijin lokasi untuk membangun kembali markas TPN-OPM di sekitar perkampungan Wegamo. Apabila masyarakat tidak mengindahkan peringatan tersebut, maka Kapolres Paniai akan mengirim pasukan untuk melakukan operasi tumpas, demikian keterangan tertulis ELSHAM Papua. (Yermias Degei/MS)
Diberitakan majalahselangkah.com edisi Senin (07/04/13) lalu, 'Mathias Wenda sebagai Penanggung Jawab Revolusi Panglima Tertinggi Komando Revolusi Papua' mengaku aksi di perbatasan PNG-Indonesia dilakukan oleh kelompoknya.
Tiga hari kemudian, tepat pada hari pencoblosan Rabu (9/04/14) terjadi juga pengibaran bendera Bintang Kejora berbentuk mini di daerah Fakfak, Papua Barat. Hingga berita ini ditulis belum ada yang mengaku sebagai pelaku pengibar Bintang Kejora di sana.
Dalam keterangan yang diterima majalahselangkah.com dari ELSHAM Papua malam ini, Sabtu, (12/04/14), bendera Bintang Kejora yang dicetak secara amatir dengan menggunakan cat minyak, terlihat berkibar di beberapa titik tertentu.
Bendera pertama ditemukan berkibar di Taman Kanak-kanak Yayasan Pendidikan Islam (TK Yapis), jalan Sutoyo, samping Mesjid Almunawarah Kabupaten Fakfak, Papua Barat, pukul 05.00 waktu setempat.
Sebagaimana dilaporkan Pos Kontak Elsham di Fakfak kepada ELSHAM Papua, bendera Bintang Kejora lainnya juga dikibarkan pada sebuah pohon Nangka di Jalan Brawijaya. Sementara bendera lainnya juga ditemukan berkibar di Sekolah Menegah Pertama (SMP) Negeri 1 Kokas, distrik Kokas, Kabupaten Fakfak.
Dijelaskan, pengurus Masjid Almunawarah Kabupaten Fakfak, kemudian menurunkan bendera Bintang Kejora yang ditemukan berkibar di TK Yapis, lalu menyerahkannya kepada aparat kepolisian di Mapolres Fakfak. Hingga laporan ini dibuat, belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab terhadap aksi pengibaran bendera Bintang Kejora di kabupaten Fakfak.
Sementara itu, pada hari yang sama, 9 April 2014, pukul 11.30 waktu setempat, sebuah helikopter meresahkan warga yang melakukan pencoblosan di sekitar lembah Weyadide, Paniai, Enarotali.
Dikabarkan, helikopter itu melintas di atas lokasi bekas Markas Tentara Pembebasan Nasional -Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) yang telah dibakar pasukan gabungan TNI/POLRI pada 13 Desember 2011.
Dijelaskan sumber dari ELSHAM, helikopter itu tidak mendarat di Eduda, tetapi terlihat terus terbang melintasi kampung Yegemei dan Yagiyo menuju ke Enarotali melalui Distrik Bibida, hulu sungai Weya.
Masyarakat yang berada di sekitar lokasi yang dilalui oleh helikopter merasa resah. Masyarakat masih teringat dengan ucapan Kapolres Paniai pasca operasi penyerangan ke markas OPM di Eduda, yang mengintimidasi warga agar tidak memberi makan dan memberi ijin lokasi untuk membangun kembali markas TPN-OPM di sekitar perkampungan Wegamo. Apabila masyarakat tidak mengindahkan peringatan tersebut, maka Kapolres Paniai akan mengirim pasukan untuk melakukan operasi tumpas, demikian keterangan tertulis ELSHAM Papua. (Yermias Degei/MS)
Sumber : www.majalahselangkah.com