Pages

Pages

Sabtu, 01 Maret 2014

MASUK DPO, KNPB GANTI JURU BICARANYA

Logo KNPB (Foto/SCK)
Jayapura, 28/2 (Jubi) – Juru bicara Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Wim Medlama resmi diganti. Hal ini diungkapkan Bazoka Logo, juru bicara KNPB baru kepada wartawan di Prima Garden Caffee, Abepura, Jayapura, Jumat (28/2) siang.

“Pergantian ini disebabkan karena Wim Medlama telah ditetapkan menjadi salah satu nama dalam Daftar Pencaharian Orang (DPO) oleh aparat keamanan dengan demikian melalui rapat Istimewa dewan KNPB, Wim diganti,” kata Bazoka.

Lanjutnya, sebagai media, KNPB menilai, bagaimanapun tawaran pemerintah Provinsi Papua, MRP dan Jakarta kepada masyararakat Papua, pihaknya tetap minta Referedum.

“Kami menilai dengan adanya pasal referendum dalam draff RUU PP yang diberikan pemerintah Papua kepada pemerintah pusat adalah kepentingan elit-elit politik,” kata Bazoka lagi.

Terkait hal tersebut, KNPB meminta kepada pemerintah, Pertama tidak memanfaatkan issu Papua Merdeka untuk kepentingan jabatan, golongan, pangkat dan hanya demi kepentingan makan minum dari elit politik; Kedua, rakyat Papua Barat menuntut referendum itu hak politik murni untuk menentukan nasib sendiri, Rakyat Papua barat memilih berdiri sendiri seperti bangsa-bangsa lain di dunia melalui mekanisme internasional; Ketiga, isu referendum adalah suara rakyat papua barat murni, bukan issu pemeritah Republik Indonesia di Provinsi Papua dan Papua; Keempat, rayat Papua Barat sedang menuju persiapan untuk menentukan nasib sendiri (self determination) bagi Papua Barat di wilayah teritorial Papua Barat, mulai dari Sorong sampai Merauke; Kelima, pemerintah NKRI di Provinsi Papua dan Papua Barat jangan mengklaim issu referendum seolah-olah issu pemerintah.

Chobabe Wanimbo, salah satu anggota KNPB menambahkan bahwa perjuangan untuk terjadinya referendum di Papua Barat sesungguhnya adalah karena ideologi dan kebenaran sejarah.

“KNPB sebagai media perjuangan nasional Papua Barat berjuang untuk terjadinya referendum di Papua barat karena ideologi dan kebenaran sejarah Papua,” ujar Wanimbo. (Jubi/Aprila)