Pages

Pages

Sabtu, 22 Maret 2014

INI SURAT GEMBALA SINODE KINGMI PAPUA MENJELANG PEMILU

Logo SINODE KINGMI Papua
Jayapura 21/3 (Jubi) - Menghadapi pemilu legislatif (pileg) Badan Pengurus Sinode Kingmi (Gereja Kemah Injil ) mengeluarkan surat gembala kepada seluruh jemaatnya di tanah Papua.

Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantah, supaya kamu tidak beraib dan bernoda, sebagai anak Allah  yang  tiada bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan sesat ini, sehingga kamu bercahaya di tengah mereka seperti bintang-bintang di dunia,” (Pilipi 2:14-15)

Beberapa hari dan bulan terakhir ini, gereja menjadi saksi dari sepak terjang warga gereja yang terlibat dalam kegiatan pemilu yang  berpengaruh  terhadap jemaat dan gereja itu sendiri. Kesibukan ini mewarnai kehidupan atau hubungan masyarakat antar masyarakat, kampung,  keluarga dan antar pribadi sehingga potensi konflik sudah mulai kelihatan.

Menghadapi kenyataan ini pihak gereja menyampaikan beberapa hal berikut untuk diperhatikan oleh umat, yakni pemilu ini diadakan di tengah-tengah kekerasan negara yang terus menewaskan warga gereja kita.

Salah satu dari konflik itu ialah  Perang terkait masalah  perebutan tanah di Timika, Dimana aparat keamanan negara tidak hanya membiarkan perang terus terjadi, tetapi juga terlibat aktif memperpanjang konflik dengan menewaskan sejumlah jiwa. Termasuk seorang petugas gereja diduga tertembak oleh Polisi yang bertugas di Timika, Selasa (11/3) lalu.

Sebagai orang yang beriman, semua yang ikut dalam Pemilu maupun tidak, mereka diutus Tuhan ke tengah-tengah kehidupan penuh gejolak seperti itu untuk menjadi saksi dan berdiri teguh. Mari kita simak, maknai dan taati Firman Tuhan (Pilipi 2:14-15) yang telah kita kutip di atas.

Pertama, Badan Pengurus Sinode mengajak warga untuk menjadikan kesempatan  ini sebagai saat yang tepat untuk melaksanakan Firman Tuhan tadi. Lebih lanjut, pihaknya berharap khusus para caleg untuk memahami aturan-aturan pemerintah yang mendasari dan menjadi bingkai dari kegiatan pemilihan ini.

Kedua, Pengamatan Sinode Kingmi menunjukkan jumlah caleg yang maju merebutkan kursi DPR amat banyak  tidak sebanding dengan kursi yang diperebutkan. Ditambah dengan “budaya membeli suara” semua ini bisa memicu konflik terbuka antar masyarakat pendukung. Apabila ini terjadi, semua yang membuat konflik ini adalah menjadi tim sukses para pihak yang menghendaki Papua terus bergejolak dan berkonflik.

Sehingga pihaknya menghimbau agar semua pihak memperhatikan rambu-rambu ajaran Alkitab dan menghindari cara-cara yang licik dan kotor. Semua pihak juga dihimbau masuk ke dunia itu dengan “kesediaan untuk menerima kemenangan atau kekalahan” memperhatikan rambu-rambu Firman Tuhan dan adat agar tidak  merampas apa yang menjadi hak orang lain.

Terakhir, sebagai Gereja Tuhan di Tanah Papua, Sinode Kingmi yang telah  mencanangkan  Penginjilan baru pada tanggal 6 April 2012 untuk mewujudkan Visi Papua Damai Sejahtera (dalam lagu Mars Kingmi) mengutus saudara – saudara ke dalam dunia sambil mengambil bagian dalam dunia politik, kami ajak semua umat untuk terus bersama Sinode.

Pihaknya perjuangkan PI Baru, Pertama gereja yang membaca tanda-tanda jaman (Matius, 16:2-3). Kedua, menjaga dan melindungi harkat dan martabat, menjaga agar cahaya Tuhan dalam diri kita masing-masing tetap bersinar (2 Kor 4:6). Ketiga, membangun keluarga yang utuh. Ke-empat, Pembinaan anak-anak. Kelima, membangun budaya kerja.

Ke-enam, melayani Kristus  yang hadir ditengah kita  dengan melayani orang miskin, janda – janda, anak yatim piatu (Matius,25:35-dst) dan terakhir Gereja yang menyangkal diri serta menderita mengikuti jejak kristus (Pilipi 2:5-8). Hal ini sesuai dengan surat yang diterbitkan Sinode Kingmi Papua pada tanggal 14 Maret lalu dan ditanda tangani Ketua Badan Pengurus Sinode Kingmi di tanah Papua Pdt. Benny Giay. (Jubi/Indrayadi TH)