Logo AMP (Foto: IST) |
PAPUAN Yogyakarta — Puluhan pemuda dan mahasiswa
dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Jogja-Solo telah gelar
demo damai untuk menyikapi situasi dan kondisi HAM di Tanah Papua Barat
dan menuntut TNI/Polri angkat kaki dari bumi Papua Barat.
Kordinator aksi Yesaya Goo mengatakan, Aliansi Mahasiswa Papua
sekarang ini kembali turun jalan karena TNI dan POLRI bersama beberapa
pihak bagian Pemerintahan telah menutup sejarah kemerdekan kami Bangsa
Papua.
“Maka kami mau menuntut sejarah Bangsa Papua yang telah merdeka
secara resmi pada tanggal 1 Desember 1961dan pada saat itu Papua sudah
berdiri sebagai satu Negara. Pada saat itu alat kenegaraan dan ideologi
lengkap. Tetapi ideologi itu hilang, maka kami mahasiswa Papua menuntut
Ideologi dan kemerdekaan kami yang telah hilang itu,” Ungkap Goo.
Lajut Goo, kejadian pelanggaran HAM di Papua terjadi terus menerus
tiap saat. Sehingga kami mahasiswa Papua menuntu pelanggaran HAM yang
terjadi di Tanah Papua berakhir. Pelaku pelanggar HAM di Papua harus
bertanggung jawab, terutama TNI dan Polri karena merekalah yang menjadi
pelaku utama Pembunuhan Manusia di Papua.
Aksi AMP 13 Maret 2014 (foto wecko) |
“Stop datangkan TNI dan POLRI di Tanah Papua dan aparat yang ada di
Tanah Papua segera angkat kaki dari tanah Papua,” tegasnya kepada
wartawan usai aksi pada Kamis (13/3/2014), siang tadi.
“Kami mahasiswa Papua turun jalan untuk menuntut TNI dan POLRI yang
berada di tanah Papua harus dan segera agkat kaki dari tanah Papua dan
harus bertanggung jawab dengan pembunuhan manusia di Papua karena TNI
dan POLRI pelaku utama dalam pelanggaran HAM di tanah Papua,” Tegas Roy
Karoba, Salah satu anggota AMP.
Menurut Karoba Papua sudah merdeka. Tetapi kemerdekaan orang Papua itu telah direbut dan diperkosa oleh Indonesia.
“Kami Papua sudah merdeka maka kami datang kesini bukan untuk
mengemis bahkan menuntut kemerdekaan kami yang sudah merdeka pada
tanggal 1 desember 1961, maka kami akan menuntut dan menuntut
kemerdekaan kami sampai Papua merdeka,” Pungkas karoba dalam orasi siang
tadi.
ANDREAS YEIMO