Jayapura, 1/2 (Jubi)-Selama 10 tahun pemerintah Papua New
Guinea(PNG) melakukan kekerasan militer terhadap masyarakatnya di
tambang tembaga terbesar di Provinsi Bougainville, PNG. Pendekatan
militer digunakan untuk menghancurkan dan membunuh Francis Ona yang
pemimpin perjuangan kemerdekaan rakyat di Provinsi Otonomi Bougainville
atau Autonomy Bougainville Council(ABC).
Demikian kunjungan PM Papua New Guinea, Peter O’Neil dalam harian
terbesar di PNG, Post Courier yang dikutip tabloidjubi.com Sabtu (1/2).
Setelah bertahun-tahun pertumpahan darah terjadi di Bumi Paguna,
Bougainville, Perdana Menteri Papua Nugini Peter O’Neill, melakukan
kunjungan ke wilayah konflik dapa Senin (27/1) dan meminta maaf kepada
rakyat Bougainville atas nama Pemerintah Papua New Guinea untuk konflik
mengerikan yang pernah terjadi di Bumi Bougainville .
Dia berjanji lebih lanjut akan memberikan dana sebesar K1.5 juta ( US $ 1 juta ) kepada masyarakat Bougainville sebagai syarat-syarat adat dalam kebudayaan Melanesia guna membantu penyelesaiaan sesuai upacara rekonsiliasi lokal .
” Saya ingin mengatakan bahwa kita benar-benar menyesal atas semua
hal buruk yang terjadi di masyarakat di Bougainville dan negara kita
Papua Nugini , ” kata PM O’Neill dalam bahasa Inggris Fiji atau Tok
Pisin .
Perdana Menteri berbicara di Bel Isi Park di tengah kota Buka .
O’Neill berada di sana selama tiga hari dalam hari-hari bersejarah
bersama rakyat Bougainville. Ini merupakan peristiwa yang pertama kali
seorang Perdana Menteri PNG hadir setelah konflik yang berkepanjangan di
Bougainville berakhir.
” Untuk menandai permintaan maaf ini Pemerintah saya akan memberikan
K1.5 juta – . K500 , 000 ( US $ 374.000 ) untuk masing-masing daerah,
“katanya. (1 Kina setara dengan Rp 4000).
Saat ini di Provinsi Otonomi Bougainville Papua New Guinea (PNG)
telah berlangsung Rekonsiliasi Bougainville atau dalam bahasa setempat
disebut “Kol Sikan. Sedangkan bahasa Inggris Fiji atau Tok Pisin
dinamakan Bel Di.
Rekonsiliasi atau Kol Sikin dimulai pada tingkat masyarakat desa
sedang berjalan di seluruh Bougainville untuk sama-sama menyatakan
perdamaian dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan selama
konflik 10 tahun .
” Uang akan datang dari pemerintah yang bersumber dari dana
pengembangan masyarakat , ” kata Perdana Menteri. Dia mendapat sambutan
yang luar biasa dari kerumunan masyarakat dan penghargaan mereka dengan
bertepuk tangan yang sangat meriah.
Perdana Menteri Papua Nugini Peter O’Neill dan Presiden Otonomi
Bougainville John Momis telah mengambil langkah terakhir dalam
rekonsiliasi mereka .
Di Taman Nasional Kota Buka ibukota Provinsi Otonomi Bougainville
kedua pemimpin melakukan upacara adat terakhir untuk menyelesaikan apa
yang telah mereka mulai di Port Moresby, ibukota Papua New Guinea, pekan
lalu .
Perdana Menteri didampingi oleh kepala suku dan anggota parlemen dari
Provinsi East New Britain dan Provinsi New Ireland , memberikan uang
shell tradisional (uang kerang dalam budaya barter suku-suku di
Kebudayaan Melanesia) dan mata uang kertas modern (Kina mata uang PNG)
untuk tiga kepala suku regional penting di Bougainville dan Presiden
Otonomi Bougainville sebagai syarat simbolis bahwa semua perasaan sakit
hati dari krisis yang berlarut-larut di Otonomi Bougainville telah
berakhir.
Hadir dalam proses adat rekonsialisasi Menteri Public Enterprises Ben
Mikha , Menteri Pertambangan Byron Chan dan Gubernur East Britain
Province Ereman ToBaining Jr. Gubernur Britain Timur berbicara tentang
bagaimana Papua Nugini telah bersatu dan tidak ada lagi permusuhan .”
Kita sedang bergerak maju , ” katanya.
Menteri Public Enterprise Mr Ben Mikha memberi penghormatan kepada
Momis sebagai bapak pendiri Papua Nugini dan mengingatkan orang-orang
bahwa ia telah membantu menulis Konstitusi PNG .
Ia mengatakan Momis , Sir Michael Somare dan Sir Julius Chan adalah
satu-satunya pemimpin asli dalam politik bangsa setelah bertahun-tahun .
Salah satu kepala dari Provinsi New Ireland menekankan bahwa mereka
tidak berada di Bougainville untuk berdamai karena hal ini sudah
tercapai . Dia mengatakan mereka berada di Daerah Otonomi untuk
melakukan ritual tradisional dan simbolik untuk mengkonfirmasi
perdamaian. Dua ekor babi besar dan satu babi kecil serta tas ubi jalar
yang diletakkan di oval. Semua ini dipertukarkan sebagai bagian dari
upacara adat masyarakat kebudayaan Melanesia.
Setelah uang itu diberikan kepada masyarakat Bougainville dan babi,
Perdana Menteri serta Presiden Otonom Bougainville melepaskan busur dan
anak panah sebagai isyarat simbolis. Acara penting itu disaksikan oleh
anggota partai dari Perdana Menteri ditambah anggota Autonomy Government
Bougainville dan Administrasi Bougainville .
Seluruh masyarakat Bougainville menyambut dan menanggapi dengan
antusias kedua pemimpin tampil bersama dan melupakan perbedaan masa lalu
.
Kunjungan Perdana Menteri dan rombongan ke Provinsi Otonomi
Bougainville sangat penting karena wilayah ini sebagai Daerah Otonom
guna menempa masa depan dengan proses perdamaian dan berharap untuk
Referendum Kemerdekaan dalam waktu lima tahun ke depan .
Sekilas mengenai wilayah Otonomi Bougainville, sangat kaya akan sumber daya mineral di wilayah Pangguna. Diperkirakan terdapat terdapat kandungan mineral sebesar satu milyar ton di dalam kandungan perut buminya dengan 0.48 persen tembaga dan 0,32 KG emas per ton mineral. Perusahaan pertambangan Australia Conzinc Rio Tinto, bermarkas di Australia telah melakukan penelitian sejak 1964 dan mengoperasikan penambangan sejak 1967 dengan membentuk cabang perusahaan dengan nama Bougainville Copper Pty Ltd(BCL) berkantor pusat di Buka Ibukota Bougainville. Perusahaan itu menargetkan produksi 160.000 ton tembaga dan 500.000 ons emas setiap tahun.
Sebelum Papua New Guinea merdeka pada 16 September 1975, pada 30 Mei
1975 Majelis Provinsi Bougainville melakukan pemungutan suara dan
menyatakan provinsi Bougainville memisahkan diri dari Papua New
Guinea(PNG). Pemungutan suara ini hanya taktik untuk mendapat royalti
yang lebih besar dan akhirnya timbul konflik yang berkepanjangan.
Bahkan setiap generasi muda Bougainville tampil untuk melawan
pemerintah di PNG dengan jalan menyabot semua tambang di Pangguna,
Bougainville. Francis Ona tokoh muda pejuang Bougainville yang tidak
ingin memisahkan diri hanya berjuang demi royalti dan hak-hak kaum
pemilik tanah harus tewas terbunuh.Bahkan pemerintah PNG menyewa tentara
bayaran guna melawan kaum pejuang Bougainville merdeka di wilayah
Otonom Bougainville. (Jubi/Dominggus A Mampioper)
Sumber : www.tabloidjubi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar