Pages

Pages

Sabtu, 01 Februari 2014

PM O’NEIL MINTA MAAF, BERHARAP LIMA TAHUN LAGI REFERENDUM DI DI PROVINSI OTONOM BOUGAINVILLE

Papua New Guinea terdiri dari 20 Provinsi salah satunya dalah wilayah Otonom Bouagainville yang kaya akan tambang. Setelah Rekonsiliasi diharapkan lima tahun mendatang Bougainville melakukan referendum guna menentukan nasib sendiri.(Jubi/ist)
Jayapura, 1/2 (Jubi)-Selama 10 tahun pemerintah Papua New Guinea(PNG) melakukan kekerasan militer terhadap masyarakatnya   di tambang tembaga terbesar di Provinsi Bougainville, PNG. Pendekatan militer digunakan untuk menghancurkan dan membunuh Francis Ona yang pemimpin perjuangan kemerdekaan rakyat di Provinsi Otonomi Bougainville atau Autonomy Bougainville Council(ABC).

Demikian kunjungan PM Papua New Guinea, Peter O’Neil dalam harian terbesar di PNG, Post Courier yang dikutip tabloidjubi.com Sabtu (1/2).

Setelah bertahun-tahun pertumpahan darah terjadi di Bumi Paguna, Bougainville, Perdana Menteri Papua Nugini Peter O’Neill, melakukan kunjungan ke wilayah konflik dapa Senin (27/1) dan  meminta maaf kepada rakyat Bougainville atas nama Pemerintah Papua New Guinea untuk konflik mengerikan yang pernah terjadi di Bumi Bougainville .

Dia  berjanji lebih lanjut akan memberikan dana sebesar K1.5 juta ( US $ 1 juta ) kepada masyarakat Bougainville sebagai syarat-syarat  adat dalam kebudayaan Melanesia guna membantu penyelesaiaan sesuai upacara rekonsiliasi lokal .

” Saya ingin mengatakan bahwa kita benar-benar menyesal atas semua hal buruk yang terjadi di masyarakat di Bougainville dan negara kita Papua Nugini , ” kata PM O’Neill dalam bahasa Inggris Fiji atau Tok Pisin .

Perdana Menteri berbicara di Bel Isi Park di tengah kota Buka . O’Neill berada di sana selama tiga hari dalam hari-hari bersejarah bersama rakyat Bougainville. Ini merupakan peristiwa yang pertama kali seorang Perdana Menteri PNG hadir setelah konflik yang berkepanjangan di Bougainville berakhir.

” Untuk menandai permintaan maaf ini Pemerintah saya akan memberikan K1.5 juta – . K500 , 000 ( US $ 374.000 ) untuk masing-masing daerah, “katanya. (1 Kina setara dengan Rp 4000).

Saat ini di Provinsi Otonomi Bougainville Papua New Guinea (PNG) telah berlangsung Rekonsiliasi  Bougainville atau dalam bahasa setempat disebut “Kol Sikan. Sedangkan bahasa Inggris Fiji atau Tok Pisin dinamakan Bel Di.

Rekonsiliasi atau Kol Sikin  dimulai  pada tingkat masyarakat desa sedang berjalan di seluruh Bougainville untuk sama-sama menyatakan  perdamaian dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan selama konflik 10 tahun .

” Uang akan datang dari pemerintah yang bersumber dari dana pengembangan masyarakat , ” kata Perdana Menteri. Dia mendapat sambutan yang luar biasa dari kerumunan masyarakat dan penghargaan mereka dengan bertepuk tangan yang sangat meriah.

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O’Neill dan Presiden Otonomi Bougainville John Momis telah mengambil langkah terakhir dalam rekonsiliasi mereka .

Di Taman Nasional Kota Buka ibukota Provinsi Otonomi Bougainville kedua pemimpin melakukan upacara adat terakhir untuk menyelesaikan apa yang telah mereka mulai di Port Moresby, ibukota Papua New Guinea, pekan lalu .

Perdana Menteri didampingi oleh kepala suku dan anggota parlemen dari Provinsi East New Britain dan Provinsi New Ireland , memberikan uang shell tradisional (uang kerang dalam budaya barter suku-suku di Kebudayaan Melanesia) dan mata uang kertas modern (Kina mata uang PNG) untuk tiga kepala suku regional penting di Bougainville dan Presiden Otonomi Bougainville sebagai syarat simbolis bahwa semua perasaan sakit hati dari krisis yang berlarut-larut di Otonomi Bougainville telah berakhir.

Hadir dalam proses adat rekonsialisasi Menteri Public Enterprises Ben Mikha , Menteri Pertambangan Byron Chan dan Gubernur East Britain Province  Ereman ToBaining Jr. Gubernur Britain Timur berbicara tentang bagaimana Papua Nugini telah bersatu dan tidak ada lagi permusuhan .” Kita sedang bergerak maju , ” katanya.

Menteri Public Enterprise Mr Ben Mikha memberi penghormatan kepada Momis sebagai bapak pendiri Papua Nugini  dan  mengingatkan orang-orang bahwa ia telah membantu menulis Konstitusi PNG .

Ia mengatakan Momis , Sir Michael Somare dan Sir Julius Chan adalah satu-satunya pemimpin asli dalam politik bangsa setelah bertahun-tahun .

Salah satu kepala dari Provinsi New Ireland menekankan bahwa mereka tidak berada di Bougainville untuk berdamai karena hal ini sudah tercapai . Dia mengatakan mereka berada di Daerah Otonomi untuk melakukan ritual tradisional dan simbolik untuk mengkonfirmasi perdamaian. Dua ekor babi besar dan satu babi kecil serta tas ubi jalar yang diletakkan di oval. Semua ini dipertukarkan sebagai bagian dari upacara adat masyarakat kebudayaan Melanesia.

Setelah uang itu diberikan kepada masyarakat Bougainville dan babi, Perdana Menteri serta Presiden Otonom Bougainville melepaskan busur dan anak panah sebagai isyarat simbolis. Acara penting itu disaksikan oleh anggota partai dari Perdana Menteri ditambah anggota Autonomy Government Bougainville  dan Administrasi Bougainville .

Seluruh masyarakat Bougainville menyambut dan menanggapi dengan antusias kedua pemimpin tampil bersama dan melupakan perbedaan masa lalu .

Kunjungan Perdana Menteri dan rombongan ke Provinsi Otonomi Bougainville sangat penting karena wilayah ini  sebagai Daerah Otonom guna menempa masa depan dengan proses perdamaian dan berharap untuk Referendum Kemerdekaan dalam waktu lima tahun ke depan .

Sekilas mengenai wilayah Otonomi Bougainville, sangat  kaya akan sumber daya mineral di wilayah Pangguna. Diperkirakan terdapat  terdapat kandungan mineral sebesar satu milyar ton di dalam kandungan perut buminya dengan 0.48 persen tembaga dan 0,32 KG emas per ton mineral. Perusahaan pertambangan Australia Conzinc Rio Tinto, bermarkas di Australia telah melakukan penelitian sejak 1964 dan mengoperasikan  penambangan sejak 1967 dengan membentuk cabang perusahaan dengan nama Bougainville Copper Pty Ltd(BCL) berkantor pusat di Buka Ibukota Bougainville. Perusahaan itu menargetkan produksi 160.000 ton tembaga dan 500.000 ons emas setiap tahun.

Sebelum Papua New Guinea merdeka pada 16 September 1975, pada 30 Mei 1975 Majelis Provinsi Bougainville melakukan pemungutan suara dan menyatakan provinsi Bougainville memisahkan diri dari Papua New Guinea(PNG). Pemungutan suara ini hanya taktik untuk mendapat royalti yang lebih besar dan akhirnya timbul konflik yang berkepanjangan.

Bahkan setiap generasi muda Bougainville tampil untuk melawan pemerintah di PNG dengan jalan menyabot semua tambang di Pangguna, Bougainville. Francis Ona tokoh muda pejuang Bougainville yang tidak ingin memisahkan diri hanya berjuang demi royalti dan hak-hak kaum pemilik tanah harus tewas terbunuh.Bahkan pemerintah PNG menyewa tentara bayaran guna melawan kaum pejuang Bougainville merdeka di wilayah Otonom Bougainville. (Jubi/Dominggus A Mampioper)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar