President Gereja Injil di Indonesia (GIDI) Dorman Wandikbo (Jubi/Mawel) |
Jayapura,30/1(Jubi)-President Gereja Injil di Indonesia (GIDI)
Dorman Wandikbo sangat menyesalkan atas tindakan aparat TNI/POLRI
terhadap anggota jemaatnya. Terutama saat aparat melakukan penyisiran di
Puncak Jaya pasca pengambilan delapan pucuk senjata milik polisi di
Distrik Kulirik, Puncak Jaya, Papua.
“Sangat menyesalkan peristiwa itu terjadi Minggu (26/1).
Saat jemaat sementara beribadah, dan tiba-tiba tentara masuk hentikan
dan suruh keluar. Semua panik. Saat panik itu, satu persatu anggota
jemaat keluar sambil merayap,”tutur Doman kepada tabloidjubi.com di
kantor Pusat GIDI, Sentani,Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (30/1).
Menurut Dorman, tindakan aparat ini membuktikan bahwa negara ini
tidak menghargai Gereja hingga para pemimpinnya.”Mereka meginjak-injak
gereja. Tidak lagi menghargai pemimpin gereja, padahal Injil yang lebih
dulu berada di Papua,”katanya.
Jikalau aparat TNI menghargai Gereja lanjut dia ,mestinya tindakan
harus dengan alamat yang jelas dan tindakan mereka tidak jelas dan
salah. “Orang yang merampas senjata itu arah larinya jelas. Mengapa
mereka (TNI/POLRI) ada di gereja?Apa tujuannya?”tanya Wandikbo.
Menurutnya, kalau TNI/POLRI mau tahu mencari informasi tentang
kebenaran, keberadaan pelaku, mestinya datang saja dengan pakaian biasa
atau pakaian preman. Dikatakan mereka bisa tanya langsung ke
mayarakat,tokoh agama. “Cara itu etika yang baik,” katanya.
“Mengapa masyarakat yang korban? Cara ini tidak akan pernah
menyelesaikan masalah. Mereka dari dulu sampai sekarang berperilaku
begitu. Mereka lihat orang Papua seperti biadab,”tegasnya.
Kalau mau menyelesaikan persoalan, ingin mengembalikan delapan pucuk
senjata, menurut Dorman, pemimpin TNI/POLRI harus Negosiasi dengan Pemda
setempat. “Beri waktu kepada Pemda. Pemerintah undang pemimpin Gereja,
tokoh adat dan masyarakat. Kalau semua ini tidak berhasil, sampai kita
menghadapi satu kebuntuan, silahkan TNI ambil reaksi,”katanya.
Semua proses ini tidak jalan lanjut dia dan TNI/POLRI segera
mengambil tindakan.”Bicara dulu dengan Gereja, pemerintah, adat juga
tidak. Mereka langsung mengambil tindakan. TNI dan Polri tidak punya
hati untuk Papua. Mereka anggap orang Papua biadab,”tegasnya.
Sebelumnya, seorang warga Puncak Jaya yang mengaku bernama, Ely
Tabuni mengatakan kepada tabloidjubi.com bahwa beberapa warga, jemaat
Gereja di Kulirik, dianiaya aparat TNI. Kepada tabloidjubi.com, Ely
menceritakan kalau telah terjadi tindakan kekerasan yang dilakukan
aparat keamanan kepada warga yang sedang beribadah di Gereja Dondobaga,
Kulirik, sekitar pukul 08.00 WIT.
“Pada saat itu, mereka sedang merazia warga yang diduga anggota OPM
yang ada dalam gereja. Beberapa dari aparat itu sempat memukul dan
mengusir warga yang tak terima adanya gangguan dalam ibadah itu.
Beruntung ada aparat lain yang berhasil menghentikan aksi kekerasan
rekannya,” katanya, Senin (27/1).
Ely menambahkan, aparat kemudian mengamamankan dua orang warga dalam
gereja itu yakni Tenius Telenggen dan Tigabur Enumbi untuk dibawa ke
Polres setempat. (Jubi/Mawel)
Sumber : www.tabloidjubi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar