Pages

Pages

Rabu, 19 Februari 2014

LEKITOO DUKUNG MAHASISWA UNCEN GELAR PANGGUNG BUDAYA

Yohan Wambitman kanan menyampaikan orasin (Jubi/Mawel)
Jayapura,19/2(Jubi)- Handro Yonathan Lekitoo, dosen Antropologi Universitas Cendrawasih (Uncen) Jayapura, Papua, mendukung mahasiswa yang mendesak pihak kampus membentuk panggung Budaya Papua, untuk pementasan budaya dari tujuh wilayah adat setempat.

Kami punya tanggungjawab akademis terhadap konsep-konsep praktis, jadi sangat tidak salah kalau ada panggung budaya dalam rangka memelihara nilai-nilai budaya melalui tari-tarian dan juga bahasa daerah,”tuturnya kepada tabloidjubi.com melalui telepon gengamnya dari Jakarta, Selasa (18/2). 

Menurut penulis buku “Potret Manusia Pohon” ini, fungsi praktis dimaksud lebih tepat jika digelar oleh Majelis Rakyat Papua. 

Tetapi baginya, Uncen pun bisa melakukannya, agar auditorium kampus tidak hanya sarat acara pernikahan dan wisuda mahasiswa saja. 

Auditorium itu bisa kita manfaatkan untuk advokasi budaya,”tutur pria yang tengah menempuh program Doktoral bidang Antropologi di fakultas Ilmu sosial dan politik (Fisip) Universitas Indonesia itu.

Untuk itu, menurutnya Uncen tidak bisa bergerak sendiri, butuh kerja sama dengan instansi terkait; Dinas Kebudayaan; Dewan Adat Papua dan Lembaga Majelis Rakyat Papua (MRP).

Sebelumnya, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Uncen, Yohan Wambitman mendesak pihak kampus membentuk panggung budaya bagi mahasiswa Papua yang ingin melestarikan budaya.

Teman-teman, kita jangan patah semangat. Uncen jurusan Antropologi bisa bantu kami buat panggung budaya,”ujar Yohan Kambitman pada massa aksi Koalisi Mahasiswa Papua Bangkit (KMPB) di gapura kampus itu, Senin (18/2).

Yohan menyampaikan itu kepada teman-temannya yang kecewa akibat tindakan pencegatan polisi atas aksi kampanye mencintai budaya Papua itu.(Jubi/Mawel)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar