Pages

Pages

Kamis, 13 Februari 2014

Gubernur Papua dan Papua Barat Menamakan Rakyat Papua Kelompok Kriminal.

Gubernur Papua Lukas Enembe di dampingi Menkopolhukam Djoko Suyanto, dan Gubernur Papua Barat, Abraham Atururi dan Mendagri saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (28/1/2014).(Foto,Ilustrasi: Jack/SULPA)
Bandung,JEJAK KAKI –Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Kota Jogjarakat Che Dego Goo , mengatakan kepada JEJAKKAKI, bahwa ironis kepala Daerah nomor satu di tanah papua dan papua barat "Lukas Enembe dan Abraham Octavianus Atururi" menamakan rakyat papua dan juga rakyatnya sebagai kelompok kriminal pada. (selasa 11/02/2013).


Kata Goo, pernyataan Lukas Enembe dan Abraham Octavianus Atururi di nilai perkataan Teroris atas nama negara indonesia untuk terus membunuh dan membantai orang papua di bumi cenderawasi. seperti yang di katakan Lukas Enembe, S.IP. dan Abraham Octavianus Atururi Teroris di tanah papua bahwa "kelompok yang berkeinginan agar Papua merdeka. Menurut mereka, kelompok bersenjata di Papua bukan gerakan separatisme, melainkan pelaku tindakan kriminal".

Jika mau bilang siapa yang menjadi kriminal di papua semua orang papua adalah kriminal karena orang papua dari sorong sampai samarai menginginkan untuk keluar dari negara penjajah indonesia, dan kalau sudah tau orang papua itu kriminal siapa yang menyuruh negara indonesia harus berada di tanah papua.


Kata Goo, karena semua orang papua tidak sama sekali menginginkan indonesia itu ada di tanah papua, dan indonesia sendirihlah yang datang dengan kepentingan negara indonesia di tanah papua. dengan membunuh dan membantai rakyat papua dari tahun 1960-an sampai saat ini.

Gubernus Propinsi Papua Lukas Enembe dan Gubernus Papua Barat Abraham Octavianus Aturuni, semestinya belajar kembali sejarah perjuangan papua barat “tegas Goo”.


Wenas Kobogau
 

1 komentar:

  1. Gubernur papua dan Papua Barat,Lukas Enembe dan Octovinus Atururi Penjelasan tidak yang tidak jelas dan Orang tidak tahu bertanggung jawab,dan pemimpin yang kehilangan Akal sehingga bisa katan seperti itu,dan itu bukan solusi menyempit kemerdekaan bangsa papua Barat.
    bahasa ke dua kepala Daerah itu tidak Benar,dan karena ke hilangan akal pemimpin yang otaknya Nol..

    BalasHapus