Logo AMP dan Peta West Papua |
Kebrutalan
militer Indnesia di tanah Papua belakangan semakin menjadi-jadi, dengan
pemberlakukan operasi militer dan penyisiran yang dilakukan oleh TNI-POLRI di
beberapa daerah di Papua seperti di Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Yapen,
Kabupaten Keerom dan berbagai daerah lain di seluruh tanah Papua.
Penyisiran dan
operasi militer yang dilakukan oleh militer Indonesia (TNI-POLRI) telah
mengakibatkan situasi yang kurang kondusif dan menegangkan dikalangan
masyarakat sipil, yang mengakibatkan sejumlah masyarakat sipil di beberapa
daerah yang dijadikan sasaran operasi militer menjadi menjadi panik dan tidak
dapat beraktivitas seperti biasannya, dan bahkan ada masyarakat yang memilih
untuk mengungsi ke hutan-hutann, demi menyelamatkan diri, seperti yang terjadi
di Kab.Puncak Jaya dan Kab. Yapen beberapa hari terakhir ini.
Tindakan
militerisme yang dilakukan oleh Indonesia terhadap rakyat Papua ini sangat
tidak dapat dibenarkan, sebab apa yang dilakukan oleh militer Indonesia kepada
rakyat sipil adalah sebuh aksi balas dendam yang salah sasaran, sebab jika
memang mereka (TNI-POLRI) ingin melakukan balas dendam atas apa yang dilakukan
oleh TPN-PB, maka seharusnya yang dikejar adalah TPN-PB, bukannya membuat
masyarakat sipil menjadi panik dan ketakutan dan apalagi sampai membuat
masyarakat sipil harus mengungsi meninggalkan tempat tinggal mereka, dan bahkan
sapai ada rakyat sipil sampai kehilangan nyawa akibat kekerasan dan tindakan
represifitas yang dilakukan oleh TNI-POLRI.
Sejak Indonesia
menganegsasi Papua pada 1 mei 1963 hingga saat ini, Militer Indonesia, selalu
saja menyikapi persoalan ataupun aksi-aksi yang dilakukan oleh pejuang
kemerdekaan Papua (TPN-PB) dengan melakukan aksi balas dendam yang salah
sasaran kepada rakyat sipil, yang mengakibabkan ratusan ribu rakyat Papua harus
kehilangan nyawa, sejak Indonesia menguasai tanah Papua hingga saat ini,
tercatat sekitar 600.000 orang Papua kehilangan nyawa akibat tindakan
militerisme yang dilakukan oleh Indonesia di Pnia apua.
Dengan melihat
kondisi nyata rakyat Papua yang hingga saat ini berada dalam bayang-bayang
ketakutan akibat tindakan militerisme yang diberlakukan oleh Indonesia, ini
sangatlah tidak sesuai dengan apa yang selama ini digembar-gemborkan oleh
Indonesia di dunia Internasional bahwa tidak ada Pelanggaran HAM di Papua, sedangkan jika dilihat kondisi nyata yang terjadi
di Papua sangatlah tidak sejalan dengan apa yang dikatakan dan selalu
dinyatakan oleh pemerintah Indonesia di dunia Internasional. Yang sangat disayangkan
dan disesalkan lagi adalah meskipun penyisiran yang dilakukan militer Indonesia
dibeberapa daerah di Papua seperti Puncak Jaya dan Yapen ini sudah memakan
waktu yang cukup lama, namun hingga saat ini, belum ada sikap ataupun respon serta
advokasi dari pihak-pihak terkait seperti DPRP,MRP dan Pemprov terkait kondisi
rakyat sipil yang mengungsi dan menjadi korban dari pemberlakuan operasi
militer atau penyisiran yang terjadi. Dari sikap diam dan tidak merespon
persoalan ini, dari pihak-pihak terkait, terkesan adanya pembiaran yang
dilakukan oleh pihak-pihak tersebut, agar peristiwa ini tetap berlanjut dan
terkesan dijadikan sebagai sebuah proyek
bagi kepentingan individu ataupun kelompok-kelompok tertentu, meskipun hal ini
telah mengorbankan rakyat sipil yang jelas-jelas tidak tahu-menahu persoalan
sesungguhnya.
Untuk
itu, kami berfikir bahwa kami tidak bisa tinggal diam melihat kondisi
ini terus-menerus berlanjut, sehingga memakan korban yang lebih banyak
lagi, dan kami pikir bahwa apa yang dilakukan oleh TNI-POLRI di seluruh
Papua sangatlah tidak manusiawi dan jelas-jelas telah melaggar Hak Asasi
Manusia (HAM). Untuk itu, degan ini kami menyatakan dengan tegas "
Mengutuk Operasi Militer dan Penyisiran Yang Dilakukan TNI-POLRI di
Puncak Jaya, Yapen dan Seluruh Tanah Papua", Serta Menuntut "Indonesia
Segera Menarik Seluruh Militernya, Baik Organik Maupun Non Organik, Dari
Seluruh Wilayah Papua".[RK]
Sumber : www.karobanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar