Pages

Pages

Selasa, 11 Februari 2014

Diskusi AMP Terkait Penyisiran Oleh TNI-POLRI di Pincak Jaya dan Yapen

Logo AMP dan Peta West Papua
Kebrutalan militer Indnesia di tanah Papua belakangan semakin menjadi-jadi, dengan pemberlakukan operasi militer dan penyisiran yang dilakukan oleh TNI-POLRI di beberapa daerah di Papua seperti di Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Yapen, Kabupaten Keerom dan berbagai daerah lain di seluruh tanah Papua.
 
Penyisiran dan operasi militer yang dilakukan oleh militer Indonesia (TNI-POLRI) telah mengakibatkan situasi yang kurang kondusif dan menegangkan dikalangan masyarakat sipil, yang mengakibatkan sejumlah masyarakat sipil di beberapa daerah yang dijadikan sasaran operasi militer menjadi menjadi panik dan tidak dapat beraktivitas seperti biasannya, dan bahkan ada masyarakat yang memilih untuk mengungsi ke hutan-hutann, demi menyelamatkan diri, seperti yang terjadi di Kab.Puncak Jaya dan Kab. Yapen beberapa hari terakhir ini.
 
Tindakan militerisme yang dilakukan oleh Indonesia terhadap rakyat Papua ini sangat tidak dapat dibenarkan, sebab apa yang dilakukan oleh militer Indonesia kepada rakyat sipil adalah sebuh aksi balas dendam yang salah sasaran, sebab jika memang mereka (TNI-POLRI) ingin melakukan balas dendam atas apa yang dilakukan oleh TPN-PB, maka seharusnya yang dikejar adalah TPN-PB, bukannya membuat masyarakat sipil menjadi panik dan ketakutan dan apalagi sampai membuat masyarakat sipil harus mengungsi meninggalkan tempat tinggal mereka, dan bahkan sapai ada rakyat sipil sampai kehilangan nyawa akibat kekerasan dan tindakan represifitas yang dilakukan oleh TNI-POLRI.
 
Sejak Indonesia menganegsasi Papua pada 1 mei 1963 hingga saat ini, Militer Indonesia, selalu saja menyikapi persoalan ataupun aksi-aksi yang dilakukan oleh pejuang kemerdekaan Papua (TPN-PB) dengan melakukan aksi balas dendam yang salah sasaran kepada rakyat sipil, yang mengakibabkan ratusan ribu rakyat Papua harus kehilangan nyawa, sejak Indonesia menguasai tanah Papua hingga saat ini, tercatat sekitar 600.000 orang Papua kehilangan nyawa akibat tindakan militerisme yang dilakukan oleh Indonesia di Pnia apua.
 
Dengan melihat kondisi nyata rakyat Papua yang hingga saat ini berada dalam bayang-bayang ketakutan akibat tindakan militerisme yang diberlakukan oleh Indonesia, ini sangatlah tidak sesuai dengan apa yang selama ini digembar-gemborkan oleh Indonesia di dunia Internasional bahwa tidak ada Pelanggaran HAM di Papua, sedangkan jika dilihat kondisi nyata yang terjadi di Papua sangatlah tidak sejalan dengan apa yang dikatakan dan selalu dinyatakan oleh pemerintah Indonesia di dunia Internasional. Yang sangat disayangkan dan disesalkan lagi adalah meskipun penyisiran yang dilakukan militer Indonesia dibeberapa daerah di Papua seperti Puncak Jaya dan Yapen ini sudah memakan waktu yang cukup lama, namun hingga saat ini, belum ada sikap ataupun respon serta advokasi dari pihak-pihak terkait seperti DPRP,MRP dan Pemprov terkait kondisi rakyat sipil yang mengungsi dan menjadi korban dari pemberlakuan operasi militer atau penyisiran yang terjadi. Dari sikap diam dan tidak merespon persoalan ini, dari pihak-pihak terkait, terkesan adanya pembiaran yang dilakukan oleh pihak-pihak tersebut, agar peristiwa ini tetap berlanjut dan terkesan dijadikan  sebagai sebuah proyek bagi kepentingan individu ataupun kelompok-kelompok tertentu, meskipun hal ini telah mengorbankan rakyat sipil yang jelas-jelas tidak tahu-menahu persoalan sesungguhnya.
 
Untuk itu, kami berfikir bahwa kami tidak bisa tinggal diam melihat kondisi ini terus-menerus berlanjut, sehingga memakan korban yang lebih banyak lagi, dan kami pikir bahwa apa yang dilakukan oleh TNI-POLRI di seluruh Papua sangatlah tidak manusiawi dan jelas-jelas telah melaggar Hak Asasi Manusia (HAM). Untuk itu, degan ini kami menyatakan dengan tegas " Mengutuk Operasi Militer dan Penyisiran Yang Dilakukan TNI-POLRI di Puncak Jaya, Yapen dan Seluruh Tanah Papua", Serta Menuntut "Indonesia Segera Menarik Seluruh Militernya, Baik Organik Maupun Non Organik, Dari Seluruh Wilayah Papua".[RK]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar