Pages

Pages

Senin, 27 Januari 2014

PENEMBAKAN DI PUNCAK JAYA MURNI DILAKUKAN TPNPB, BUKAN KSB

Goliath Tabuni (IST)
Jayapura, 27/1 (Jubi) – Pelaku penembakan yang memakan korban jiwa yang terjadi akhir-akhir ini di Kabupaten Puncak Jaya adalah murni Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), bukan Kelompok Sipil Besenjata (KSB).  

“Itu murni dari TPNPB, bukan KSP. Di Puncak Jaya tak ada masyarakat sipil yang bersenjata,” kata Sekertaris Jenderal Komite Pimpinan Pusat Komite Nasional Papua Barat (KPP KNPB), Ones Suhuniap, saat dihubungi melalui telepon genggamnya ke tabloidjubi.com, Senin (27/1).

Ones menegaskan agar operasi yang dilakukan oleh TNI dan Polri untuk meminimalisir penembakan yang selama ini terjadi di Mulia tak boleh mengorbankan masyarakat sipil. “Sebab penembakan yang terjadi selama ini itu murni dilakukan oleh TPN, bukan masyarakat sipil,” katanya.

Ones juga meminta agar TNI dan Polri tidak boleh ganggu rakyat sipil. Sebab seperti yang terjadi sebelumnya di Mulia, saat jemaat hendak beribadah, tapi TNI dan Polri datang lalu menangkap dan menyiksa warga sipil. “Dimana yang menjadi korban ulah aparat ini adalah Tenius Telenggen dan Tigabur Enumbi,” katanya.

Sehingga, Ones juga  meminta untuk menghentikan tindakan-tindakan yang mengorbankan rakyat sipil yang tak tahu apa-apa. “Penembakan yang selama ini dilakukan oleh TPN di Puncak Jaya adalah murni persoalan ideologi. Sehingga masalah itu harus diselesaikan melalui jalur politik, bukan dengan kekuatan militer. Untuk itu bagi pihak penegak hukum agar tak menutup rapat ruang demokrasi di tanah papua. Tapi pemerintah segera buka ruang demokrasi seluas-luasnya,” jelas pria berambut gimbal ini.

Seperti dilansir media ini pada Minggu (26/1) lalu, teror penembakan di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya kembali terjadi. Kali ini iring-iringan mobil aparat keamanan dari Kompi E Yonif 751 Rider yang di pimpin Letnan Satu Infanteri Alafa di berondong peluru dari Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) di Pintu Angin, Mulia, Puncak Jaya.

Data yang dihimpun tabloidjubi.com, mobil strada dari Kompi 751 yang dipimpin Lettu Infanteri Alafa usai mengantar tim untuk melaksanakan pengamanan di Pintu Angin. Namun sesampainya di lokasi, tepatnya 100 meter Pos Brimob Kulirik, mobil ditembaki dengan menggunakan senjata laras panjang dan mengenai ban sebelah kiri depan dan kaca mobil.

Akibat penembakan tersebut Lettu Infanteri Alafa terkena serpihan kaca mobil. Di duga penembakan ini dari Kelompok Yambi, pimpinan Leka Telenggen mengenai ban sebelah kiri depan dan setelah melakukan penembakan, pelaku langsung kabur ke hutan.

Kepala Kampung Yambi, Distrik Mulia, Usman saat dihubungi melalui telepon selulernya membenarkan adanya penembakan tersebut. Hanya saja, pihaknya belum mengetahui apakah ada korban dalam aksi penembakan oleh kelompok sipil bersenjata. “Saya dapat informasi ada penembakan, tapi belum tahu ada korban atau tidak,” kata Usman melalui telepon selulernya, Minggu (26/1).

Komandan Yonif 751 Rider, Letnan Kolonel Infanteri Luqman Arief saat dikonfirmasi terkait insiden itu enggan berkomentar lebih banyak. Tapi dirinya meminta anggotanya yang bertugas di Kabupaten Puncak Jaya agar mengutamakan kedisiplinan dalam bertugas sesuai dengan ketentuan yang sudah diberikan.”Kuncinya cuma satu disiplin saja, Protap dan SOP yang sudah ada, saya yakin tidak ada masalah. Karena kebetulan saya pernah disana, banyak kejadian ini tidak sesuai dengan SOP yang sudah ditekankan kepada anggota. Selama anggota mengikuti protap yang sudah ditentukan, saya yakin tidak terjadi apa-apa, kalau-pun ada gangguan hanya dari jarak jauh saja,” katanya, Minggu (26/1).

Selain itu, seperti dilasir tabloidjubi.com juga, pada Sabtu (25/1), tokoh politik di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Yermis Telwanem menuturkan, pemimpin di Yambi asalnya dari Tiom bernama Leka Telenggen dan kelompok ini tidak tahu menahu soal organisasi. “Intinya dalam kelompok itu, siapa yang memegang senjata maka dialah yang jadi pemimpinnya. Jadi pimpinan mereka banyak sekali. Yang pegang senjata itu hampir semua dipanggil komandan dan yang tak pegang senjata jadi anggota. Mereka ini kalau mau dibilang gerakan gerakan pengacau keamanan,” jelas kata Yermis, Sabtu (25/1). (Jubi/Arnold Belau)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar