Pages

Pages

Senin, 27 Januari 2014

DIDUGA APARAT KEAMANAN ANIAYA WARGA KULIRIK PUNCAK JAYA

Anggota TNI-AD bersiaga di Mulia, Puncak Jaya tahun lalu (Jubi/Indrayadi TH)
Jayapura, 27/1 (Jubi) – Diduga terjadi tindak kekerasan saat aparat keamanan melakukan pencarian pelaku penembakan ke Gereja Dondobaga di Kulirik, Puncak Jaya. Tapi pihak Kapolres Puncak Jaya, AKBP Marselis Sarimin dan Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Christian Zebua Pangdam membantah informasi tentang tindakan kekerasan itu.  

Informasi yang diterima media ini menyebutkan, beberapa warga dianiaya aparat TNI. Tuduahn itu datang dari seorang warga Puncak Jaya yang mengaku bernama, Ely Tabuni. Kepada tabloidjubi.com, Ely menceritakan kalau telah terjadi tindakan kekerasan yang dilakukan aparat keamanan kepada warga yang sedang beribadah di Gereja Dondobaga, Kulirik, sekitar pukul 08.00 WIT.

“Pada saat itu, mereka sedang merazia warga yang diduga anggota OPM yang ada dalam gereja. Beberapa dari aparat itu sempat memukul dan mengusir warga yang tak terima adanya gangguan dalam ibadah itu. Beruntung ada aparat lain yang berhasil menghentikan aksi kekerasan rekannya,” katanya, Senin (27/1). Ely menambahkan, aparat kemudian mengamamankan dua orang warga dalam gereja itu yakni Tenius Telenggen dan Tigabur Enumbi untuk dibawa ke polres setempat.

Kapolres Puncak Jaya, AKBP Marselis Sarimin saat dikonfirmasi membantah keras kesaksian dari warga itu. “Informasi itu tidak benar. Tidak ada pengepungan gereja, sebab gereja di sini kan jam sembilan ke atas. Itu mereka putar balik fakta, tidak ada itu,” kata Marselis tegas, Senin (27/1).

Saat disinggung soal pembakaran rumah warga, Marselis menegaskan, itu semua pembohongan publik dan tidak benar. “Hanya Wakapolres Puncak Jaya dengan dua orang pendeta yang masuk ke gereja itu untuk memeriksa oknum OPM. Kita hanya mendampingi gembala dua orang itu, Polisi dan TNI tidak mungkin melakukan kekerasan di tempat ibadah itu. Saya pun telah menghubungi Komnas HAM Papua bahwa tidak terjadi pemukulan kepada warga,” katanya.

Kapolres mengakui, pihaknya telah menangkap dua orang yang dicurigai sebagai anggota TPN/OPM. “Saat itu kan gereja juga sedang kosong. Mereka berdua diamankan pada jam enam pagi di dalam gereja dan kalau memang tidak bersalah kita pulangkan. Tak ada TNI siksa warga. Jadi itu tak benar, makanya TNI panggil kita. Jadi tidak ada cerita aparat keamanan lakukan kekerasan terhadap warga,” tegasnya.

Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Christian Zebua juga menolak tegas atas informasi yang menyesatkan rakyat. “Tidak benar, ini pembohongan-pembohongan publik. Ini yang terjadi selama ini, ingat beberapa bulan yang lalu pernah juga dikabar katanya tentara bunuh 33 orang di Mulia, jelas itu nol besar dan itu berita bohong. Makanya wartawan mengkomunikasikan kepada kita. Itu jadi masalah kan, masyarakat merasa mencekam dan sebagainya,” tegasnya.

Saat ditanya soal antisipasi TNI jika adanya serangan balik atau balas dendam dari OPM terkait tiga anggotanya yang tewas beberapa waktu lalu? Pangdam hanya menjawab,  “Tentara itu profesional dan kami tidak takut akan hal itu. Balas dendam apanya, tentara ada di situ, Memang dia ada untuk jadi tamengnya masyarakat?” ujarnya.

Pangdam juga mengatakan, pihaknya tetap berkomitmen akan menindak tegas kepada kelompok yang mengganggu dan meneror masyarakat. “Selama ini kita tindak tegas, makanya di Timika kita tewaskan itu dan di Mulia juga, kita tegas, kita tewaskan. Sebab dia menganggu rakyat, padahal selama ini di Mulia masyarakat yang beritahu kita. Mereka yang mengatakan, itu Pak OPM. Makanya kami tembak, jangan dikira rakyat tidak dukung kita. Kita mana tahu dia, itu semua informasi dari rakyat,” tegasnya. (Jubi/Indrayadi TH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar