Ilustrasi OPM. (suarakolaitaga.blogspot.com) |
Jayapura, 6/1 (Jubi) – Ketua DPR Papua Deerd Tabuni mengatakan,
Organisasi Papua Merdeka (OPM) sama sekali tidak pernah minta uang.
Perjuangan mereka adalah ideologi.
Ia mengatakan, beberapa waktu lalu Bupati Puncak Jaya mengklaim
panglima OPM, Goliat Tabuni meminta uang Rp. 20 miliar padahal hal itu
tidak benar. Ada pihak yang menjual nama OPM.
“Bupati bilang GT minta Rp. 20 miliar dan ternyata ada pihak yang
hanya menjual nama OPM karena OPM tidak pernah minta uang,” kata Deerd
Tabuni, Senin (6/1).
Deerd menduga, motif dibalik penyerang Pos Polisi di Distrik Kulirik,
Puncak Jaya lalu karena kelompok tersebut marah dan kecewa.
“Jadi saya lihat motif penyerangan pos Polisi karena mereka marah.
Ini akibat kekecewaan karena mereka ini yang selalu bicara ideologi
bukan untuk cari makan,” ujarnya.
Menurutnya, ia juga tak tahu OPM mana yang dikabarkan turun gunung
beberapa waktu lalu, meski Bupati Kabupaten Puncak Jaya lalu mengklaim
100 orang OPM telah turun gunung dan sudah disiapkan lapangan kerja bagi
mereka sebagai Satpol PP.
“Ini yang kami sayangkan. Harusnya ada komunikasi baik karena OPM di
sana tidak satu tapi banyak. Bupati harus tanggungjawab kasus
penyerangan Pos Pol itu karena ini masalah ideologi. Jangan hanya
mengklaim itu anak buah GT. Jadi, OPM mana yang dulu turun gunung.”
tanya Ketua DPRP ini.
Kata Deerd, DPR Papua juga menghimbau agar semua pihak termasuk
aparat keamanan TNI/Polri duduk bersama menyikapi masalah penyerang Pos
Pol itu. Bupati harus berkomunikasi baik dengan masyarakat di sana.
“Rakyat dijadikan proyek untuk mencari uang. Ketika tidak ada masalah
tidak ada uang, nanti ada masalah baru ada uang, ” kata Deerd Tabuni. (Jubi/Arjuna)
Sumber : www.tabloidjubi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar