Pages

Pages

Kamis, 09 Januari 2014

KETUA DPRP : JADI, OPM MANA YANG DULU TURUN GUNUNG?

Ilustrasi OPM. (suarakolaitaga.blogspot.com)
Jayapura, 6/1 (Jubi) – Ketua DPR Papua Deerd Tabuni mengatakan, Organisasi Papua Merdeka (OPM) sama sekali tidak pernah minta uang. Perjuangan mereka adalah ideologi.

Ia mengatakan, beberapa waktu lalu Bupati Puncak Jaya mengklaim panglima OPM, Goliat Tabuni meminta uang Rp. 20 miliar padahal hal itu tidak benar. Ada pihak yang menjual nama OPM.

“Bupati bilang GT minta Rp. 20 miliar dan ternyata ada pihak yang hanya menjual nama OPM karena OPM tidak pernah minta uang,” kata Deerd Tabuni, Senin (6/1).

Deerd menduga, motif dibalik penyerang Pos Polisi di Distrik Kulirik, Puncak Jaya lalu karena kelompok tersebut marah dan kecewa.

“Jadi saya lihat motif penyerangan pos Polisi karena mereka marah. Ini akibat kekecewaan karena mereka ini yang selalu bicara ideologi bukan untuk cari makan,” ujarnya.

Menurutnya, ia juga tak tahu OPM mana yang dikabarkan turun gunung beberapa waktu lalu, meski Bupati Kabupaten Puncak Jaya lalu mengklaim 100 orang OPM telah turun gunung dan sudah disiapkan lapangan kerja bagi mereka sebagai Satpol PP.

“Ini yang kami sayangkan. Harusnya ada komunikasi baik karena OPM di sana tidak satu tapi banyak. Bupati harus tanggungjawab kasus penyerangan Pos Pol itu karena ini masalah ideologi. Jangan hanya mengklaim itu anak buah GT. Jadi, OPM mana yang dulu turun gunung.” tanya Ketua DPRP ini.

Kata Deerd, DPR Papua juga menghimbau agar semua pihak termasuk aparat keamanan TNI/Polri duduk bersama menyikapi masalah penyerang Pos Pol itu. Bupati harus berkomunikasi baik dengan masyarakat di sana.

“Rakyat dijadikan proyek untuk mencari uang. Ketika tidak ada masalah tidak ada uang, nanti ada masalah baru ada uang, ” kata Deerd Tabuni. (Jubi/Arjuna)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar