Pages

Pages

Kamis, 09 Januari 2014

DINAS PERTANIAN MIMIKA FOKUS KEMBANGKAN POHON SAGU

Ilustrasi seorang anak di pinggiran Danau Sentani, dengan spanduknya mengajak kita semua ikut melestarikan sumber daya genetik Papua, yakni berupa perlindungan terhadap tanaman pohon sagu (Jubi/Eveerth)
Timika, 6/1 (Jubi)  – Dinas Pertanian Kabupaten Mimika dalam program tahun 2014, akan melakukan penataan terhadap pohon sagu serta mengembangkannya secara baik.

“Sagu akan ditata baik. Bisa jadi 1 ton perhektar. Dalam hal ini  mengantisipasi supaya sagu ini tidak musnah oleh masyarakat yang tebang atau proyek-proyek lainnya, sehingga sagu itu punah. Maka program penataan ini untuk melindunginya,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mimika, Ir. Limi Mokodompit, di Timika, Senin (6/1).

Dijelaskan, jika pohon sagu sudah besar, menurut penelitian dapat mencapai 120 jenis sagu. Sagu memiliki nilai karbohidrat tinggi. Setiap masyarakat Papua yang tinggal di dataran rendah dan pesisir pantai menjadikannya makanan pokok.

“Sagu tumbuh daerah yang tergenang air atau tergenang secara periodik. Hidupnya di daerah-daerah berawa yang disebut juga hutan rawa. Sagu merupakan hasil hutan non kayu yang sejak dari dulu sudah dimanfaatkan sebagai sumber makanan. Sagu tumbuh dengan sendirinya hutan-hutan rawa, pada daerah dataran rendah tumbuh di belakang hutan,” paparnya.

Pihaknya berharap jika apa yang diusulkan, sagu,padi,umbi-umbian tanaman perkebunan  termasuk infrastukturnya disetujui oleh DPRD Mimika,  maka kedepannya Mimika akan menjadi lumbung pangan daerah yang bisa mendistribusikan pangan ke wilayah pegunungan tengah dan selatan.

“Kenapa?  Karena Mimika daerah datar dan daerahnya bagus dari sisi market,” ungkapnya.

Mokodompit mengakui,  pada tahun 2013 dalam pembahasan era APBD Perubahan  di DPRD Mimika,   belum di bahas. Namun program dinas ini sudah masukkan di Bappeda untuk diprioritaskan ke masyarakat distrik dan kampung untuk pengembangan dan penataan  tanaman sagu sampai pengolahan hasilnya.

Terkait program tersebut, Terrianus, seorang warga mengakui, sangat senang dan berharap program tersebut dapat berjalan, sehingga sagu sebagai makanan khas orang Papua tetap terjaga.

“Tentunya akan ada banyak manfaat, selain dapat diproduksi menjadi bahan tepung dan dodol serta bahan makanan lainnya, seperti mie atau pizza sagu. Sehingga perlu ada perhatian secara baik dan masyarakat harus mendukung,” harapnya. (Jubi/Eveerth)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar