Danny Kogoya. Foto: ABC |
Jayapura, -- Salah satu tokoh Organisasi Papua
Merdeka (OPM) sayap militer, Danny Kogoya dikabarkan meninggal dunia
dari salah satu tempat di sekitar Papua Niguni, dekat perbatasan Papua
Niugini dan Indonesia, Minggu (15/12/2013).
Sumber majalahselangkah.com di Jayapura menjelaskan, Danny meninggal akibat infeksi pada kaki yang telah diamputasi. Kaki Danny diamputasi akibat penembakan di kaki kanannya saat ditangkap anggota Polres Jayapura Kota di Hotel Dani Entrop Jayapura pada Minggu 2 September 2012 lalu.
Polisi beralasan, Danny disergap karena diduga terlibat dalam penembakan di Jayapura dan kakinya ditembak saat ia berupaya melarikan diri dari belakang hotel. Ketika itu, Danny dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Kotaraja untuk mendapatkan perawatan intensif.
Selanjutnya, Danny ditahan di sel Polresta Jayapura dan dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Abepura. Dany Kogoya sempat mengikuti persidangan di Pengadilan Negeri Klas I A Jayapura, atas dugaan penembakan. Namun, ia akhirnya bebas demi hukum.
Setelah bebas, ia pergi ke Kamp Victoria. Kamp itu berlokasi dekat dengan perbatasan Papua Niugini dan Indonesia. Saat ia berada di Markas Victoria, salah satu aparat pemerintahan kampung di wilayah perbatasan dikabarkan menyerahkan foto Danny kepada aparat polisi di Jayapura. Danny diancam akan ditangkap lagi. Akhirnya, ia melarikan diri ke Papua Niugini.
Perjalanan ini membuat luka pada kaki bekas amputasi infeksi dan melakukan perawatan di hutan Papua Nugini. Saat melakukan perawatan itu, dikutip ABC, ia mengajak para tokoh OPM yang berada di luar negeri berkumpul di Markas Victoria untuk melanjutkan perjuangan melepaskan diri dari Indonesia.
"Kaki ini dipotong karena OPM, pribadi saya minta merdeka. Papua harus keluar (merdeka) dari Indonesia," kata Danny Kogoya dikutip ABC.
Jenazah Danny Akan Dipulangkan
Aktivis HAM Papua, Matius Murib dalam dinding facebook menulis, jenazah Danny rencananya akan dikirim ke Papua untuk dimakamkan. Kata dia, koordinasi serta pengurusan administrasi sudah dilakukan.
"Koordinasi teknis di batas, pengurusan administrasi, proteksi dampaknya serta mengirim tim keluarga utk jemputan langsung ke Vanimo terkait rencana pengiriman jenazah salah satu aktivist Papua Dany Kogoya dari Vanimo-PNG ke Jayapura kota hari ini (16/12/13) sudah dilakukan, keluarga jamin keamanan akan tertib dan lancar," tulis Matius pada akun facebooknya.
Ia meminta anggota Polisi untuk tidak masuk di area kedukaan di Kamkey Abepura. Termasuk melarang wartawan untuk meliput prosesi acara di tempat duka hingga penghujung duka. (AE/GE/IST/MS)
Sumber majalahselangkah.com di Jayapura menjelaskan, Danny meninggal akibat infeksi pada kaki yang telah diamputasi. Kaki Danny diamputasi akibat penembakan di kaki kanannya saat ditangkap anggota Polres Jayapura Kota di Hotel Dani Entrop Jayapura pada Minggu 2 September 2012 lalu.
Polisi beralasan, Danny disergap karena diduga terlibat dalam penembakan di Jayapura dan kakinya ditembak saat ia berupaya melarikan diri dari belakang hotel. Ketika itu, Danny dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Kotaraja untuk mendapatkan perawatan intensif.
Selanjutnya, Danny ditahan di sel Polresta Jayapura dan dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Abepura. Dany Kogoya sempat mengikuti persidangan di Pengadilan Negeri Klas I A Jayapura, atas dugaan penembakan. Namun, ia akhirnya bebas demi hukum.
Setelah bebas, ia pergi ke Kamp Victoria. Kamp itu berlokasi dekat dengan perbatasan Papua Niugini dan Indonesia. Saat ia berada di Markas Victoria, salah satu aparat pemerintahan kampung di wilayah perbatasan dikabarkan menyerahkan foto Danny kepada aparat polisi di Jayapura. Danny diancam akan ditangkap lagi. Akhirnya, ia melarikan diri ke Papua Niugini.
Perjalanan ini membuat luka pada kaki bekas amputasi infeksi dan melakukan perawatan di hutan Papua Nugini. Saat melakukan perawatan itu, dikutip ABC, ia mengajak para tokoh OPM yang berada di luar negeri berkumpul di Markas Victoria untuk melanjutkan perjuangan melepaskan diri dari Indonesia.
"Kaki ini dipotong karena OPM, pribadi saya minta merdeka. Papua harus keluar (merdeka) dari Indonesia," kata Danny Kogoya dikutip ABC.
Jenazah Danny Akan Dipulangkan
Aktivis HAM Papua, Matius Murib dalam dinding facebook menulis, jenazah Danny rencananya akan dikirim ke Papua untuk dimakamkan. Kata dia, koordinasi serta pengurusan administrasi sudah dilakukan.
"Koordinasi teknis di batas, pengurusan administrasi, proteksi dampaknya serta mengirim tim keluarga utk jemputan langsung ke Vanimo terkait rencana pengiriman jenazah salah satu aktivist Papua Dany Kogoya dari Vanimo-PNG ke Jayapura kota hari ini (16/12/13) sudah dilakukan, keluarga jamin keamanan akan tertib dan lancar," tulis Matius pada akun facebooknya.
Ia meminta anggota Polisi untuk tidak masuk di area kedukaan di Kamkey Abepura. Termasuk melarang wartawan untuk meliput prosesi acara di tempat duka hingga penghujung duka. (AE/GE/IST/MS)
Sumber : www.majalahselangkah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar